Memang perempuan, jikalau memilih baju pasti lama~
Dan entah pula yang ada di pikiran mereka. Baju semua sama, bisa dipakai kok. Bagus juga iya, apa kurangnya??
Manuel menguap lebar. Beberapa kali ia membuka mulutnya, sampai nyamuk berpeluang tersedot ke dalamnya.
Kakinya tak kenal lelah untuk berjalan. Meski pulang kembali ke apartemen nanti, kakinya bakal sekuat gajah Thailand. Atau sekuat kaki meja yang ada di dapurnya.
Dirinya tidak biasa berjalan bersama gadis itu. Apalagi di antara ribuan pakaian yang tergantung rapi, bersama selembar kertas harga yang banyak digitnya. Gadis itu hanya biasa sendiri membelinya, tapi tidak untuk kali ini. Entah mau mendapat yang lebih bagus, meski sebenarnya sama saja.
"Kalau baju ini bagus gak?" Ia berbalik badan, menunjukkan sebuah baju kaos biru bergambar lumba-lumba.
Manuel menjawabnya. Agak malas. "Bagus. Cocok kok,"
Ia menatap baju itu lagi. "Gak ah, terlalu aneh gambarnya," ia menggantung bajunya lagi. Gadis itu berjalan mencari pakaian lain. Manuel hanya mengikutinya saja.
Ia kembali mengubrak-abrik pakaian disisi lain toko. Begitu sibuknya ia memerhatikan satu dengan yang lain. Padahal semua baju sama.
"Kalo ini?"
"Lumayanlah Vil. Bagus buat lo pake kalo pergi ke mall,"
Pakaian itu ia taruh lagi. Baju berwarna kuning terang. "Gak ah, gue kelihatan gemuk kalau gue pake gituan,"
Manuel menarik nafas panjang.
Gadis itu beralih ke tempat yang lain. Kini hanya tempat minidress yang ia kunjungi. Ah semoga ini tempat terakhirnya.
Ia kembali memilih. Manuel melipat lengannya. Sungguh lelah rasanya terus menunggui dia. Ala kadarnya, memang setiap perempuan seperti itu.
"Gini bagus gak?" Ia kembali menunjuk sebuah minidress hitam.
Pria itu hanya mengiyakan. "Bagus kok. Lo kelihatan seksi kalau pakai baju gituan."
Semoga ia tidak memilih gara-gara pakaiannya membuat dirinya gendut~
Ia lalu menyamakan dengan rupa tubuhnya. Menyamakan sesuai ukurannya. "Yaudah ini aja Noel. Cocok kan di badan gue?"
Manuel mengangguk. "Cocok. Lo kelihatan lebih elegan dengan pakaian seperti itu."
Ia tersenyum. "Oke. Udahan deh, gue kasihan liat lo udah bosen,"
Gadis itu melangkah meninggalkan tempat Manuel berdiri. Membawa sebuah minidress yang menurutnya cocok. Semoga pikiran gadis itu tidak berubah lagi, setelah menyadari seorang cowok capek menungguinya,
Langkahnya ia sedikit semangatkan. Gadis itu melangkah ke kasir. Lumayan ramai, apalagi di malam minggu yang sudah pastinya padat pengunjung.
Tapi langkahnya berhenti lagi sebelum di kasir. Tak jauh dari kasir, ia melihat-lihat aksesori. Ah mau apalagi gadis ini? Rasanya banyak maunya.
Ia melihat-lihat aneka aksesoris disana. Entah gelang, kalung, kacamata, jepitan sampai bando. Ataupun choker, yang Manuel menyebutnya seperti kalung anjing.
Dan benar, gadis itu mengambilnya. Hanya memilih dari sekian banyak aksesoris lainnya, yang menurutnya lebih waras. Entah kenapa banyak perempuan zaman sekarang memakai seperti itu.
Ia tak lama kemudian berjalan menuju kasir. Biarlah gadis itu membayarnya, dan lebih baik Manuel menunggunya sambil menatapnya dari jauh.
♧

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Tapi Malu
RomanceMencintai sahabat SMA tetapi malu diungkapkannya sampai ia berkuliah. Pengalaman yang dialami pemuda kuliah bernama Manuel. Nama Adeline selalu terbayang saat ia duduk di jenjang bangku SMA. Tetapi dirinya yang malu, memaksanya memendam kata hatiny...