Keesokan harinya, seperti biasa Yuri turun dari bus dan melangkah ke dalam gedung tempat ia bekerja. Namun, tak seperti biasanya kumpulan wartawan berada di depan pintu masuk dan security dengan sekuat tenaga mencegah mereka masuk ke dalam.
"Lihat ! Itu Kwon Yuri !" seru seorang pria dengan kamera dikalungkan di lehernya. Yuri yang bingung langsung berusaha berlari masuk ke dalam gedung namun wartawan - wartawan itu membuatnya tercegat, tak bisa masuk. Security sekuat tenaga membawa Yuri masuk dengan aman karena itu sudah menjadi tugas yang harus dilakukan mereka atas perintah Kyuhyun semalam.
Jepretan kamera, kerumunan orang, semua mengembalikan kenangan buruk ke saat dimana orangtuanya menjadi sorotan media karena sudah tiada. Yuri tak bisa bergerak. Ia bingung. Ia takut. Wajahnya jelas menunjukkan wajah takut. Tak lama, terdengar suara ribut dari beberapa orang. Para wartawan melangkah mundur setelah didorong beberapa pria berbadan tegap berpakaian hitam.
Kyuhyun langsung menarik tangan Yuri erat dan membawanya masuk. Pria itu dapat merasakan getaran hebat tubuh Yuri yang ketakutan. Wajahnya pucat pasi seakan baru saja melihat pembunuhan.
"Cho depyonim, maaf, tapi apakah ia terjebak diantara wartawan ?" tanya seorang bodyguard perempuan yang bertugas di dalam gedung sejak tadi. Pria itu mengangguk. "Dari informasi yang diperoleh, Ms. Kwon mempunyai trauma akan itu akibat kematian orangtuanya," bisik wanita berpakaian hitam itu.
"Akan kubawa dia ke ruangannya," ucap Kyuhyun dingin. Menyadari kamera beberapa wartawan mengarah kepadanya dari pintu kaca, Kyuhyun langsung merangkul Yuri dan masuk ke dalam lift. Jika tidak, orangtuanya yang sudah pasti membaca berita itu akan mencium hal tidak beres dari hubungan keduanya.
Dengan pandangan dari para staff juga bisik - bisik yang sebenarnya terdengar jelas di telinga pria itu, Kyuhyun membawa Yuri ke ruangan mereka. Membiarkannya duduk di sofa dan meneguk segelas air.
"Kau bisa bekerja ?" tanya Kyuhyun setelah 10 menit lebih menemani sekretarisnya yang masih dilanda trauma hebat akan masa lalunya. Hanya anggukan kepala Yuri untuk menjawab. Ia membungkuk pelan sebelum duduk di kursi kerjanya, walau tubuhnya masih bergetar. Tak sekencang sebelumnya, namun terlihat jelas.
"Apa kau sudah membeli tiket untuk besok ?" tanya Kyuhyun datar. "Ne, depyonim. Sudah saya booking. Pukul 9 malam sudah boarding,"
Pria itu lalu duduk di kursinya dan mengangguk. "Jangan lupa passportnya, Yuri-ssi. Mengenai masalah yang beredar di internet, mau tidak mau saya harus mengekspos hubungan kita di media karena jika tidak akan memancing kecurigaan orangtua saya. Selain itu, bukti foto - foto yang beredar sangat akurat. Apa itu tidak ada masalah ?"
Wanita berusia dua puluh enam itu mengangguk. "Tidak ada, depyonim," jawabnya sopan.
***
London, Inggris.
Keduanya baru saja tiba di hotel setelah perjalanan panjang dari Korea. Jam 11 malam keduanya baru saja mendarat di London. Sesampainya di hotel, pukul 11 lewat 50 menit, keduanya langsung ke kamar masing - masing untuk beristirahat sebelum bekerja besok.
to be continued.
YOU ARE READING
Lost In Love
FanfictionKwon Yuri adalah penerus perusahaan Kwon sebelum kebangkrutan datang dan membuat hidupnya berubah drastis. Ia harus melamar kerja kesana kemari diikuti kematian ayah dan ibunya. Hingga suatu hari, Ia diterima menjadi sekretaris dari Cho Kyuhyun, seo...