"Yuri, appa berada di lantai bawah," bisik Kyuhyun.
Wanita itu membuka matanya perlahan, sedikit mengerjap. Jas yang dipakaikan ke tubuhnya jatuh, membuatnya menoleh dan mengambilnya. "Milikmu," ucap Yuri pelan sambil memberikan jas itu ke Kyuhyun.
Kepala Yuri terasa sakit sekali. Mungkin karena tidur dengan posisi seperti ini, batinnya sebelum merapikan pakaiannya dan berpura - pura merapikan pakaian pria itu ketika pintu terbuka dan menampilkan Mr. Cho. Jantungnya berdegup kencang. Begitupula dengan Kyuhyun.
"Yuri, Kyu ! Kalian tidak pulang semalam ?" tanya Mr. Cho khawatir. Yuri membalikkan tubuhya dan tersenyum. "Abbeonim, mianhae. Aku tertidur saat lembur semalam, sepertinya Kyuhyun juga seperti itu," jawab Yuri pelan, yang mendapat senggolan dari Kyuhyun. "Lembur ? Kau bekerja di perusahaan ini, Yuri ?" tanya pria itu.
Dengan cepat, Kyuhyun menyela. "Maksud Yuri, ia membawa pekerjaannya kesini. Aku membantunya,". Mr. Cho hanya mengangguk. "Sekretarismu masih tidak ada, kemana dia ?" tanya pria tua itu. "Kupecat. Sedang dalam proses mencari yang lebih baik dan kompeten," jawab Kyuhyun, berbohong.
Yuri hanya tersenyum disebelah Kyuhyun. "Kyu, kau menaruh perhatian kepada Yuri atau tidak ? Kau harus menaruh lebih banyak kepadanya," kata Mr. Cho sambil memegang tangan kanan Yuri. "Dia baik - baik saja, appa. Tenanglah. Aku selalu menjaganya," sahut Kyuhyun. "Wajahmu pucat, Yuri. Kau baik - baik saja ?" tanya pria itu.
Bingung, Yuri menempelkan punggung tangannya sendiri ke lehernya. Panas. Wanita itu mengangguk. "Aku baik - baik saja, abbeonim. Jangan khawatir, mungkin wajahku seperti ini karena kelelahan,".
Mr. Cho tersenyum. "Jaga diri kalian baik - baik. Aku akan kebali seminggu lagi. Ada pekerjaan di Jerman," ucap pria itu sebelum meninggalkan ruangan. Kyuhyun menatap Yuri tajam. "Kau sebaiknya berhati - hati dalam berbicara, Yuri," Kyuhyun memperingati Yuri.
***
"Yuri, depyonim menyuruhmu ke lobby setelah menghabiskan makan siangmu,"
"Ah.. baiklah. Terima kasih infonya," ucap Yuri sambil meminum jus apelnya. "Kau beruntung sekali mendapatkan depyonim. Sejak hubungannya dengan Seohyun itu berakhir, pria itu berubah menjadi seperti sekarang," ucap Yeonhee, rekannya.
Yuri hanya tertawa. "Aku tak tahu sebenarnya siapa itu Seohyun sampai aku menikahinya. Sepertinya aku kurang membaca berita," komentar Yuri sambil tersenyum ke Yeonhee. "Yeonhee, aku duluan, ne ?" ucap Yuri. Wanita itu mengangguk, mempersilahkan Yuri untuk pergi menemui sang suami.
Mungkin sebaiknya aku pulang saja, batin Yuri sambil menekan tombol lift. Matanya sedikit berkunang - kunang.
"Kyuhyun, mau makan siang bersamaku ?" tanya Seohyun yang tiba - tiba muncul. Pria itu kembali terdiam melihat wanita yang memporak-porandakan hatinya. "Aku.. sudah ada janji dengan Yuri," jawabnya berusaha tenang. "Ayolah, sebentar saja. Aku tahu kau tak mencintainya dan pernikahan kalian in palsu, kan ?"
Lift terbuka, Yuri melangkah menuju Kyuhyun yang sedang berbicara dengan wanita yang baru saja dibicarakan Yeonhee saat makan siang tadi.
"Kyuhyun.. Seohyun-ssi,"
Yuri membungkukkan tubuhnya lalu menatap keduanya bingung. "Lain kali saja, Seohyun. Masih ada banyak waktu," tolak Kyuhyun sebelum melingkarkan tangan kanannya di pinggang sang istri. Seohyun memutar matanya. "Baiklah, aku pergi," ucap wanita hamil itu.
Kyuhyun menoleh ke Yuri. "Aku sebenarnya ingin mengajakmu makan siang," ucap pria itu. "Bagaimana kalau dessert saja ?" usul Yuri, mengurungkan niatnya untuk pulang. Tak enak hati. Kyuhyun mengangguk. "Baiklah," jawab pria itu datar. Namun ketika kakinya akan melangkah, Yuri justru menyandarkan kepalanya di dada bidang itu.
Pria itu menoleh dan berusaha memindahkan posisi Yuri yang tidak enak dilihat oleh orang - orang yang berlalu lalang di lobby kantornya itu. "Kyu.. kepalaku," ucap Yuri pelan. Pria itu sedikit membungkuk, memeriksa raut wajah Yuri. "Kenapa ?" tanyanya kaku. Wanita itu langsung dipeluk Kyuhyun ketika kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya.
Matanya terpejam. Bibirnya yang pucat tertutup lipstik merah sedikit bergetar. Wajahnya benar - benar pucat. Kyuhyun langsung dalam posisi berlutut dan memeriksa Yuri. "Ada apa, depyonim ? Ada yang bisa kami bantu ? Apa perlu kami panggilkan ambulans ?" tanya seorang staff, memberanikan diri bertanya.
"Tolong hubungi supir saya untuk segera membawa mobil menuju lobi," jawab pria itu dingin, walau terselip kekhawatiran pada nada berbicaranya. "Baik, depyonim," ucap pria itu sebelum berlari. Kyuhyun membiarkan tubuh Yuri dari perut kebawah di lantai, tangannya berada di leher, agar tubuh bagian atasnya lebih tinggi dari bagian bawah.
Keduanya kini menjadi tontonan beberapa orang di lobby. Kyuhyun melepas jasnya dan perlahan memakaikannya ke Yuri agar tidak kedinginan. Tangannya memeriksa leher dan dahi Yuri. "Kau berbohong, Yuri. Demammu pasti tinggi," gumam pria itu.
"Depyonim, mobil anda sudah siap,"
Kyuhyun langsung menggendong Yuri. Kakinya sedikit berlari ke mobilnya diluar. Pintu mobil dibuka oleh Mr. Park, supir andalan keluarga Cho. Kyuhyun duduk di dalamnya dan membaringkan sang istri disana. Kepalanya ia letakkan di pahanya.
"Mansion, Mr. Park,"
to be continued.
YOU ARE READING
Lost In Love
FanfictionKwon Yuri adalah penerus perusahaan Kwon sebelum kebangkrutan datang dan membuat hidupnya berubah drastis. Ia harus melamar kerja kesana kemari diikuti kematian ayah dan ibunya. Hingga suatu hari, Ia diterima menjadi sekretaris dari Cho Kyuhyun, seo...