"Yuri, kau sudah keluar dari rumah sakit ?"
"Ne. Ada apa, Kyuhyun ?"
"Kau dengan Choi depyonim ?"
"Saat ini iya. Dokter mengizinkanku untuk istirahat di rumah lalu saat sedang bersiap - siap, oppa datang berkunjung. Ia mengajakku makan di restauran bubur favoritnya,"
"Oh.. baiklah,"
Pria itu kembali memutar percakapannya dengan Yuri di telepon sebelum menyantap makan siangnya itu. Sepertinya kau berambisi sekali memilikinya, Choi Siwon, batin Kyuhyun.
Sementara itu, Yuri dan Siwon menikmati waktu berdua di restauran yang khusus menjual bubur itu.
"Yuri, bagaimana buburnya ?" tanya Siwon sambil menambahkan kecap asin ke buburnya itu. "Aku belum pernah kesini. Rasanya enak sekali, oppa," jawab Yuri sambil tersenyum senang. "Setelah ini istirahatlah di rumah. Tubuhmu masih hangat," pesan Siwon sambil mengacak - acak rambut Yuri.
"Oppa !"
Wanita itu merapikan rambutnya yang berantakan lalu mencubit lengan Siwon, menyebabkan pria itu meringis sedikit. "Cubitanmu tak pernah berubah, Yuri," katanya, membuat Yuri tertawa terpingkal - pingkal.
"Kau mengirimkan pria itu makan siang untuk apa ?" tanya Siwon, penasaran. Yuri mengendikkan kedua bahunya. "Kebiasaan sepertinya, oppa. Aku selalu membawakan Kyuhyun bekal makan siang," jawab Yuri yang juga tak tahu kenapa ia harus mengirimkan makanan saat tidak bekerja.
"Kau jatuh cinta dengannya, Yuri ?"
Yuri tertawa pelan. "Kita menikah karena saling mencintai. Untuk apa kalau tidak ?" ucap Yuri sebelum meneguk teh panasnya.
Siwon menatap mata Yuri terus menerus, hingga akhirnya kedua mata mereka bertemu. "Kau berbohong. Kyuhyun sudah menceritakan semuanya kepadaku," ucap Siwon pelan. Senyum dan tawa Yuri menghilang seketika, tatapannya berubah menjadi tatapan perih yang tersakiti.
"Oppa...."
"Sebaiknya kau hentikan perasaan cintamu yang berkembang itu, Yuri, sebelum..."
"Sebelum aku menyesalinya dan mungkin ia kembali ke pelukan Seohyun," sambung Yuri pasrah. Siwon diam. Ia langsung berpindah dan duduk di samping Yuri sebelum memeluknya erat, membiarkan sahabatnya yang sudah dianggap sebagai adiknya itu menangis.
Dia menangis, Kyu. Sekali lagi kutemukan ia menangis karenamu, akan aku hancurkan hidupmu seperti kau nenghancurkan hidupnya untuk kedua kalinya, batin Siwon marah.
***
Yuri kembali ke rumah dan mendapati Kyuhyun sedang melempar barang - barang, menghancurkannya, bahkan matanya bisa melihat seorang pelayan harus ke belakang karena tangannya terluka karena pria itu.
"Kyuhyun.."
Pria itu menoleh dan mendekati Yuri. Langkahnya kasar, seperti orang marah. Bau alkohol begitu menyengat. Yuri tak bisa berdekatan dengannya terus, ia rasanya pusing dan mual.
"Kau sudah puas jalan - jalan dengan Siwon ?" tanya pria itu bergetar penuh emosi sambil menatap mata Yuri yang sembab tajam. "Ayo, kembalilah ke kamar. Aku lelah, Kyu," jawab Yuri datar lalu melangkahkan kakinya menuju tangga. Tangan Kyuhyun langsung menarik punggung Yuri dan mendorongnya keras ke tembok, hingga Yuri kesakitan dan menangis.
"Istri macam apa kau ini ?!"
Yuri memejamkan matanya sebelum pria itu menciumnya kasar. Ia lalu menampar Kyuhyun dan segera berlari ke kamarnya. Melarikan diri dari monster yang sedang mabuk itu. Suhu tubuhnya kembali meningkat, ia tahu ia harus segera beristirahat.
to be continued.
YOU ARE READING
Lost In Love
FanfictionKwon Yuri adalah penerus perusahaan Kwon sebelum kebangkrutan datang dan membuat hidupnya berubah drastis. Ia harus melamar kerja kesana kemari diikuti kematian ayah dan ibunya. Hingga suatu hari, Ia diterima menjadi sekretaris dari Cho Kyuhyun, seo...