Happy Reading ❤
-o0o-
"Anjing!" umpatnya sambil memukul stir mobil.
Melisa sudah benar-benar marah sekarang. Ia turun dari mobilnya, kendaraan masih padat, namun ia tidak peduli. Yang ia ingin lakukan sekarang benar-benar ingin memukul tangannya ke seseorang.
Melisa dengan sangar nya menarik ujung jaket lelaki yang menabrak mobilnya.
"Turun lo anjing!" teriaknya.
Para pengendara lain menatap kearah Melisa.
Lelaki tersebut melepas helm full face nya. Menatap Melisa dengan alis terangkat.
Melisa yang di tatap seperti makin tak terkendali. Dengan gerakan cepat, tanganya sudah melayangakan tinjunya ke pipi lelaki tersebut.
Bugh
Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, para pengendara sudah banyak yang pergi. Pengendara lain yang tepat di belakang Melisa dan lelaki tersebut menekan klakson kendaraan mereka. Melisa makin geram. Ia meninju lagi pipi lelaki tersebut. "Semuanya gara-gara elo anjing!" Ia menunjuk laki-laki tersebut, lalu masuk ke dalam mobilnya.
Laki-laki tersebut memegang ujung bibirnya yang berdarah. Ia tadi memang tidak sengaja menabrak bagian belakang mobil perempuan tersebut. "Unique" gumamnya sambil tersenyum. Lalu ia kembali melajukan motor besarnya.
-o0o-
Setelah sepuluh menit lebih Melisa mengendarai mobilnya, ia akhirnya sampai ke sebuah cafe minimalis.
Melisa masuk kedalam cafe sambil menyampirkan gitarnya di lengan kanannya.
Ting
Bunyi bel cafe pertanda ada orang yang berkunjung. Ya, orang itu adalah Melisa.
Melisa mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe yang rata-rata di isi para kawula muda yang sedang mengalami fase puber kronis.
Ia tak melihat Gaby atau teman-temannya yang lain.
"Eh, Meli" suara seorang perempuan dengan balutan baju kerja waitersnya datang menghampiri Melisa.
Melisa tersenyum kecil. "Yang lain belum pada dateng Sin?" Sinta, perempuan itu adalah Sinta yang bekerja di cafe Kasih ini.
Sinta menggeleng "Belum kayaknya deh Mel, kamu datengnya kecepetan"
Melisa mengigit bibir bawahnya, ia bukan gugup atau takut. Ia hanya bingung mau melakukan apa sekarang. "Gue duduk diluar aja deh"Akhirnya ia memutuskan untuk duduk-duduk di area outdoor cafe.
"Kamu mau makan apa? Minum sekalian? Kayaknya kamu belum makan" Sinta menawarkan.
Melisa terlihat berpikir sejenak. Memang tadi setelah pulang sekolah ia tak mampir ke warteg biasanya. Makan di rumah? Ia tentu tak akan menyentuh apapun yang di masak oleh wanita penggoda itu. Setiap hari, sejak wanita itu masuk ke dalam kehidupannya, semenjak wanita itu menginjakkan kakinya ke rumah itu. Ia berjanji tidak akan menyentuh apapun yang berhubungan langsung dengan wanita penggoda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Feelings
Teen Fiction[ WARNING : TYPO BERTEBARAN, KATA-KATA YANG BELUM SEMPURNA, UMPATAN-UMPATAN KASAR, DLL.] Be a smart reader guys! Semenjak Mamanya berpulang kepada Sang Pencipta, hidupnya berubah drastis. Hidup yang awalnya berada di titik stagnan, kini mulai tero...