020 : Layu sebelum berkembang

92 23 8
                                    


Happy Reading❤

Playlist jangan lupa diputar ☝

-o0o-

Lagu Homesick milik Dua Lipa terputar nyaring di setiap sudut cafe, berusaha menginvasi rasa para pengunjung yang datang. Entah bersama pasangan, saudara, teman, bahkan sendirian.

Seperti Melisa sekarang ini, ia sedang duduk di salah satu meja cafe sambil memangku gitarnya seorang diri. Sebenarnya ia ingin mengajak keempat temannya yang lain, namun mereka ada urusan masing-masing. Jadi ya... terpaksa ia harus sendiri. Toh, ia sudah terbiasa dengan kesendirian.

Sudah lama rasanya sejak hari dimana segalanya ia ketahui, ia tak pernah menyentuh gitar kesayangannya ini.

Melisa tampil santai malam ini, hanya berbalut hoodie hitamnya, lengkap dengan skinny jeans dan sneakersnya.

Dipetiknya senar tersebut hingga mengalunkan nada yang menenangkan. Petikan gitarnya seolah beradu dengan lagu milik Dua Lipa yang mengalun indah di dalam cafe.

Terlalu sibuk menekuri gitarnya, Melisa tak sadar ada orang yang duduk di depannya. Mengamati tiap inci gesture Melisa yang menikmati kegiatannya. Mengamati rambut sebahu Melisa yang jatuh terurai malam ini karena baru saja keramas.

"You give me a reason, something to believe in, i know i know i know..."

Suara seseorang yang sedang menyanyikan lagu yang sedang terputar membuat Melisa mengalihkan fokusnya. Dialihkannya netranya ke arah cowok yang sedang memangku dagu menatapnya intens.

"E-elo?" Terkejut. Melisa terkejut mendapati Kean duduk di depannya. Malam ini Kean terlihat sangat tampan. Dan---- tunggu dulu. Apakah ia baru saja memuji seorang Keanzino? Tidak boleh. Kean mikik Deandra. Dan Melisa harus tahu diri.

"Ngapain lo disini?" tanyanya, kemudian menurunkan gitar yang semula berada di pangkuannya ke lantai cafe, menyandarkannya di kaki meja.

"Emmm... ngapain ya?" Kean mengerutkan keningnya. Terlihat berpikir keras.

"Nyari bidadari gue yang lagi mangku gitar malem-malem sendirian di cafe. Kasihan, nanti dikira jomblo," Kean membalas sambil tersenyum.

Menggila. Detak jantung Melisa maksudnya.

Tidak! Tidak! Mungkin maksud Kean adalah Deandranya.

"Dasar gombal," sahutnya malas. Kemudian tangannya terangkat ke udara memanggil Deni -salah satu waitress yang bekerja di cafe Kasih ini.

"Baik banget sih, tau aja gue lagi haus," Kean menimpali dengan penuh percaya diri.

"Dih, sapa yang mau mesenin buat elo? Penting banget." Setelah Deni mendekat, Melisa memesan satu porsi nasi goreng seafood, dan milk shake coklat kesukaannya.

"Sama gebetan nggak boleh gitu loh, Mel," Kean mengingatkan.

"Siapa? Siapa yang gebetan siapa?" tanya Melisa galak.

"Kok ngegas?"

"Nggak! gue nggak ngegas, gue ngeelpiji," balasnya ketus. Kemudian mengambil ponselnya yang berada di saku hoodie hitamnya.

Bad Girl FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang