Alkaline ( Chapter Eight )

18 1 0
                                    

Luka seperti apa yang akan kau lewati diantara memilih sakit hati tetapi masih cinta? 

***

Ingatkah kalian jika Gia pernah berpikir bahwa dirinya seperti telah melupakan Rafka? Jika kalian masih mengingatnya, lebih baik kalian lupakan. Karena sekarang, detik ini manusia yang memporak porandakan hati Gia telah berada di hadapannya. Ya , Rafka Devano mantan pacar Gia kini berada di depan sekolah Gia, bersandar pada mobil hitam metalic nya masih menggunakan seragam yang berbeda dengan seragam milik Gia. 

Ketika melihat Gia sedang menatapnya dari jarang kurang dari 200 meter, Rafka menghampiri cewek itu. Banyak yang berubah dari Gia nya, ah masih pantaskah Rafka menyebut mantannya seperti itu? 

Sejujurnya, Rafka tidak terlalu kaget dengan perubahan pada Gia. Rafka sering memperhatikan postingan cewek itu di akun instagramnya. Rambut yang dulunya hitam kusut tak terawat, kini telah bergantikan menjadi warna coklat gelap sehalus iklan shampoo. Rakfka lebay, namun dirinya yakin jika dipegang rambut Gia pasti akan sangat halus ditangannya. 

Rafka tersenyum ramah kepada Gia yang memperhatikannya dengan tegang. " Hai , long time no see "  Sapa Rafka kepada Gia. Sedangkan Gia menatap Rafka dengan tatapan " Really is that you ? " dari matanya. 

Melihat Gia yang tidak merespon sapaannya, Rafka menyentil hidung Gia gemas. Salah satu hal yang biasa ia lakukan dulu. " Jangan bengong " Kekeh Rafka ketika gadis itu memonyongkan mulutnya tak suka, membuat Rafka semakin gemas dibuatnya. " Lo ngapain disini? " ketus Gia yang dibalas senyuman maut milik Rafka, membuat Gia jadi tunduk akan Rafka. " Nyari gue? " Gia melunakkan ucapannya, enggan menatap mata Rafka. 

" Sure, how are you ? You looks different Nel " senyum Rafka yang dapat dilihat oleh Gia. Tuhkan, gamina Gia mau move on coba. Sebenernya sih ya Rafka tuh ga ganteng-ganteng banget, standar cowok SMA deh.  Cuma dia punya kharisma yang mampu membuat cewek-cewek bertekuk lutut. Termasuk yang terjadi pada Gia saat ini. Selain itu, badannya yang kebentuk sempurna serta tinggi badan yang pelukable banget makin membuat para perempuan pengen sama dia. Gia pernah cerita jika Rafka itu seorang athlete? Jika tidak, maka kalian sudah tau kan sekarang. 

Kembali dari pikiran liarnya tentang Rafka, kini entah bagaimana Gia telah masuk ke dalam mobil milik Rafka. See? Gia seperti terhipnotis. 

Mobil Rafka melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah ibu kota yang saat itu ramai lancar. Tidak macet dan tidak lancar. 

Keheningan menyelimuti mereka berdua, sampai ketika Rafka menyalakan radio mobilnya. Keheningan digantikan dengan suara penyanyi kesukaan Rafka, Ed sheeran. Bahkan Gia masih mengingat hal itu. 

" Lo inget ga ini lagu apa? " Tanya Rafka memecah atmosfer dingin diantara mereka berdua. Gia menengok ke arah Rafka yang sedang menatap lurus ke depan . Ditanya seperti itu? tentu saja Gia ingat. Ini lagu yang diberikan oleh Rafka saat zaman mereka pdkt dulu. " Ya " Jawab Gia setenang mungkin. Rafka tersenyum mendengar jawaban Gia. Ya inilah yang pantas ia dapatkan atas apa yang telah ia lakukan dulu pada cewek itu. 

Cause, honey, your soul could never grow old, it's evergreen

Rafka menyanyikan lagu dia dan Gia dengan se khusyuk mungkin, membuat Gia menatap ke arahnya sendu. 

And, baby, your smile's forever in my mind and memory

Terus, Rafka masih menyanyikannya hingga mata mereka berdua bertemu. 

I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways

Jantung Gia berdegup dengan kencang, sekelebat kenangan hinggap dikepalanya. Saat-saat mereka sedang bergandengan tangan di mall menyanyikan lagu ini bersama-sama sambil tertawa bahagia

Maybe it's all part of a plan
Well, I'll just keep on making the same mistakes
Hoping that you'll understand

Rafka menepikan mobilnya . Membuat fokus Gia teralihkan, hampir saja air matanya meluncur dihadapan orang yang paling ia benci , namun belum bisa ia hapus dari hatinya. " I still love you Gianella " Bisik Rafka dengan tatapan yang sulit diartikan. 

Gia menggelengkan kepalanya seperti tak mengerti apa yang diucapkan oleh Rafka. " I love you and i really do nel " ucap Rafka sambil mengambil tangan Gia. 

Gia menundukkan kepalanya. Setetes air mata berhasil lolos dari matanya.Haruskah ia membalas kepada laki-laki dihadapannya ini bahwa rasa cintanya pada Rafka lebih besar jika dibandingkan rasa bencinya? Haruskah Gia jujur jika perubahannya sekarang dikarenakan oleh laki-laki itu? 

" Look at me, and answer me nella " Rafka memelankan suaranya, namun pegangannya ditangan Gia semakin erat. 

" Lo masih sayang kan nell sama gue? "  

AlkalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang