Alkaline ( Chapter Eleven )

11 0 0
                                    

" kamu tidak salah, bukan pula aku. Kita berdua tengah di permainkan dengan takdir yang kebetulan tidak diinginkan oleh kamu dan aku. Jika engkau memilih diam, biar aku yang akan mengubahnya tuan , untuk bahagiaku" 


***

          Setibanya Arzka di UKS, ia melihat sepasang sepatu yang timbul dibalik tirai putih yang membatasi antara tempat tidur yang satu dan yang lainnya. Kemudian Arzka memilih untuk menempati tempat tidur kosong di samping pemilik sepatu hitam converse itu. 

          Arzka kira ia sudah tertidur kurang lebih selama 15 menit, ketika ia terbagun dan mendengar suara wanita yang akhir-akhir ini mengisi pikirannya. Suara itu membuat Arzka tetap betah memejamkan matanya sambil menahan jantungnya yang memompa dengan cepat. 

          " Iyaa abang, bawel banget sih " kesal suara itu

          " Nella denger kali, iya iya minum obat ,gaboleh capek, gaboleh sedih ,makan gaboleh telat, apa lagi? " Arzka dapat mendengar kekesalan dari suara gadis itu. Hatinya menghangat mendengar celotehan wanita yang berhasil membuat hatinya jatuh dikali pertama ia melihatnya. 

          " Bye, gue benci lo bangett zirooo " kemudian yang terdengar oleh pendegaran Arzka hanya sumpah serapah yang terdengar lucu di telinganya. 

          " Punya abang ngeselin banget, dirumah aja ngajak perang, giliran jauh sok perhatian abis" Arzka membuka matanya kemudian bangkit untuk menghampiri Gia. 

          " Ehemm, sakit ? " Tanya Arzka sedikir gugup. Sedangkan yang ditanya mengelus dadanya pelan karena kaget . 

          " Kak arska ih ngagetin, untuk aja gak kena serangan jantung " ucap Gia sembari tersenyum kecut. 

         " hahaha muka kamu lucu gi " tawa Arzka pecah dihadapan Gia. 

          Semburat merah muncul di pipi Gia kala Arzka memanggilnya dengan KAMU . Bayangkan sekali lagi Arzka memanggil dirinya dengan KAMU. Bolehkah Gia meleleh? bahkan disaat status mereka tidak berpacaran . 

          Namun tiba-tiba arzka menghentikan tawanya " Eh sori, gue lancang " ucapnya ketika menyadari hal bodoh yang ia lakukan.  " eh umm, gapapa kak " senyum gia sangat manis membuat lagi lagi jantung arzka ingin copot melihatnya. 

         Merasa canggung, arzka menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Kemudia teringat dengan perbincangan yang tadi tak sengaja ia dengan antara Gia dan orang yang ia yakini kakak dari pujaan hatinya. Karena tadi berulang kali Gia mengatakan kata abang saat  berbicara . " Lo sakit ? " Tanya arzka mengulangi pertanyaannya yang belum terjawab. 

          " Ah enggak kak " ucap Gia , namun ada seikit kekhawatiran yang gia perlihatkan dari matanya yang membuat arzka mengeryit dan menaikkan satu alisnya . " terus ngapain ke UKS ?"  tanya nya lagi. 

          " Numpang tidur " cengir gia, membuat arzka ikut tersenyum dan mengacak acak rambuk gia halus. " baru kelas sepuluh udah bandel , mau jadi apa " arzka berujar sembari meledek gia. Tak disangka sebenarnya melihat anak sepolos gia ke UKS hanya untuk tidur di jam pelajaran. 

          " mau jadi istri yang baik aja deh " ucap gia kemudian menjulurkan lidahnya kepada arzka. 

          " istri yang baik tuh suka masak, bukan suka tidur " kemudian mereka sama sama tertawa seakan akan tidak ada lagi orang diantara mereka. 

~~~~~

          Dijung koridor, seorang perempuan datang menghampiri laki-laki yang sedang menatap lurus karah dua insan yang saling tertawa bersama. Ada tatapan kebencian dari mata anak laki-laki tersebut. 

          " Masih gamau nerima tawaran dari gue? " tanya perempuan itu. Yang ditanggapi dengan senyum sinis dari laki-laki disebelahnya. Hingga terciptalah jabatan tangan tanda disetujuinya tawaran yang dimaksudkan oleh perempuan yang menghampirinya tadi. 


AlkalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang