Chapter 4

178 8 0
                                    

~Amerika, 9 Januari 2013~
-Jungkook pov-
Seorang wanita paruh baya membukakan pintu rumah Jisoo. "Oh, tuan Jungkook.. silahkan masuk, nyonya sudah siap.. dia menunggu di kamar, mau saya panggil kan?"

"Boleh tunjukkan dimana kamarnya? Aku akan kesana.." ucapku.

"Itu.." ia menunjuk kamar yang terlihat sangat cantik dari luar dan center dari rumah ini.

Aku membungkukkan badanku. "Arraseo. Kamsahamnida.."

Knock. Knock.

Ku ketuk pintu kamar Jisoo.

"Ne?" Terdengar suara dari balik pintu.

"Ini aku. Jungkook. Aku sudah datang.."

"Masuk saja, tidak dikunci.."

Aku memasuki kamar Jisoo. Kamarnya indah seperti penghuninya.

"Jisoo?" Panggilku.

"Tunggu sebentar, aku di kamar mandi!"

"Arra."

Aku melihat meja belajarnya. Sangat rapi. Tidak seperti kamarku.

"Kookie, kau menunggu lama?"

"Ani.."

"Mau berangkat sekarang?" Tanya Jisoo.

"Terserah kamu saja.."

'Kenapa berubah menjadi aku dan kamu..' batinku.

"Kenapa aku?" Wajah Jisoo terlihat bingung.

Aku hanya tersenyum.

"Baiklah, kita berangkat sekarang saja.. aku ingin menemui kepala sekolah dulu.." ucap Jisoo.

Aku menggenggam tangannya. "Kajja!"

*Skip

Kami sudah sampai di tempat yang kami tuju. Sekolah.

Jisoo terlihat bingung kenapa aku memberhentikan mobilku di depan bangunan tua yang besar ini. "Kenapa berhenti disini?"

"Menurutmu?" Tanyaku balik.

"Tidak terlihat seperti sekolah.." ucapnya sambil menatap mata ku.

"Ini sekolah kita, memang lebih terlihat seperti mall.. tapi ini real school.." ucapku meyakinkan.

"Ada ada saja.." ucapnya.
"Bisa antarkan aku ke ruang kepala sekolah?" Tanyanya.

"Tentu. Mana mungkin aku meninggalkan mu sendiri.."

"Kau sangat baik hati, kookie!"

"Hei, namaku Jungkook, kenapa memanggil ku kookie?"

"Apa tidak boleh?" Tanyanya balik.

"Terserah kau saja.." ucapku sambil mengalihkan pandangan.

Ia mengayun ayunkan tanganku. "Oh ayolah.. kau marah? Padaku?"

Aku terus melihat ke arah lain.

Ia melepaskan genggamannya pada tanganku. "Terserah.. aku mau pergi saja!"

Ia berjalan melewati ku. Dengan pedenya ia berjalan lurus.

"Hei, jichu! Awas kau yaa!" Teriakku.

Aku mengejarnya. Mensejajarkan diriku dengannya.

"Jichu.." panggilku.

Ia sama sekali tidak melihatku. Ia benar benar marah sekarang.

You Will Forever Be My Always (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang