Chapter 15

119 7 0
                                    

"Tolong aku.."

Setelah sekian lama menunggu pertolongan datang. Aku tidak tahan lagi. Aku tidak bisa melihat darah. Darah yang banyak mengucur dari tanganku.

Setiap koridor sekolah yang dilewati sangat sepi, tak jarang banyak yeoja yang berteriak kemudian berlari karena darahku yang mengalir.

Bahkan, darahku berjatuhan di lantai koridor.

"Apa ini?" Tanya namja di seberangku. Ia belum melihatku tentunya.

Yeoja yang bersama namja membawa banyak makanan. "Ini darah.."

Namja itu bergidik ngeri. "Darah apa?!"

Aku mendekati namja dan yeoja itu. "Tolong aku.."

Namja itu berteriak. Aku tahu dia Kim Taehyung, dia pemilik lencana di sekolah. "Kau kenapa?!"

Yeoja itu malah mendekat lagi. Kutebak ia anak baru yang berasal dari Amerika itu. Ia juga pemilik lencana seperti Taehyung. "Kau tidak apa apa?"

Aku menggeleng. "Tolong bersihkan lukaku.. ssaem di UKS tidak menjaga hari ini.."

Yeoja itu tersenyum. Lalu ia membalikkan badannya dan menghadap Taehyung. "Bawakan makananku sampai di kelas! Awas kau kalau makanan ini tidak sampai di kelas!"

"Jisoo, kau mau menolongnya? Pelajaran hari ini itu musik.. ssaem itu sangat galak! Dan kau bilang aku harus membawanya?!"

"Ne, ne, ne!"

Yeoja itu kembali berjalan ke arahku. "Ayo ke UKS, aku akan mengobatimu.."

Aku mendengar namanya Jisoo. Nama yang cantik seperti orangnya.

"Kenapa kau menatapku begitu?"

Lamunanku buyar. "Benarkah?"

Ia tersenyum. Manis sekali. "Ne.."

Aku menunduk. "Mian.."

"Tidak perlu.. kenapa kau bisa begini? Jatuh?" Tanya Jisoo.

Aku mengangguk.

"Jatuh darimana? Kau tidak akan terluka seperti ini kalau hanya bermain bola, kan?"

Aku melihatnya. "Jatuh dari lantai dua.."

Ia membelalakkan matanya. "Ne? Lantai dua? Kau mau bunuh diri? Kau gila?! Lantai dua itu tidak bisa untuk bunuh diri! Bahkan jika dari lantai lima kau hanya akan patah tulang atau cacat! Aku tidak mau mengobati orang yang mau bunuh diri.. jangan diobati, pergi saja lagi ke rooftop dan ulangi sampai kau benar mati!" Ia berjalan meninggalkanku.

"Aku tidak bunuh diri.. tapi temanku melemparku dari lantai dua.."

Ia menghentikan langkahnya. Ia berjalan ke arahku lagi. Ia sedikit menunduk. "Mianhae.."

Aku tersenyum dipaksakan karena lukaku bertambah sakit. "Bisakah kau membersihkannya dulu? Aku rasa lukaku bertambah sakit.."

Ia membalut lukaku setelah membersihkannya dengan sangat telaten.

"Rapi sekali.." aku memuji balutannya pada luka di tanganku.

Ia tersenyum lagi dan lagi. "Ganti perbannya setiap dua hari sekali ya.."

Ia pergi meninggalkan ku. Bahkan, aku belum sempat berterima kasih padanya.
Flasback: off

"Aku sungguh berterima kasih padamu, Jis.."

Jisoo tersenyum. "Bukan masalah besar.."
-Hoseok pov end-

-Jisoo pov-
Untungnya pulang sekolah kali ini tidak ada halangan apapun untukku segera bertemu dengan kasurku.

You Will Forever Be My Always (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang