Mereka bertiga berjalan dengan jubah yang menutupi wajah mereka. Menempuh perjalanan jauh melewati hutan utara yang belum pernah dilalui oleh orang lain selain para pasukan.
"Ini adalah pertama kalinya kau keluar putri, apa kau tahu jalan disini?" Tanya Velicia.
"Tidak, ini bukan pertama kalinya aku kesini. Aku sudah pernah kesini tapi aku hanya menyusuri sedikit" balas Videla.
"Aku dengar hutan utara di kerajaan ini bisa dilalui selama 2 hari".
"Kalau begitu jika menjelang malam kita akan menginap".
#
.
.
.
Langit menampakkan warna jingganya. Seperti katanya, mereka akan menginap karena tidak mungkin bisa melanjutkan perjalanan pada malam hari."Ah, aku capek sekali" keluh Crist yang kemudian mengambil kipas milik Videla yang diletakkannya di sampingnya.
"Tidak, jangan!" Teriak Videla menghentikan Crist.
Crist mengibaskan kipas itu dan seketika dua buah jarum melesat keluar. Untungnya dia berhasil menghindarinya dengan memiringkan kepalanya.
"Apa kau gila!" Crist marah pada Videla.
"Kau yang salah! Kalau kau ingin memakai barang milikku sebaiknya pinjam dulu padaku!" balas Videla.
"Tak ada putri di dunia ini yang menyelipkan jarum pada kipasnya!".
"Ada! Sekarang dia berada di depan matamu!".
Mereka berdua saling melotot. Dan pada akhirnya saling berjalan kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Velicia hanya diam melihat tingkah mereka berdua.
"Velicia, katakan padanya kalau dia tidak akan jadi beban atau kembali ke istana" ucap Videla yang seakan memulai kembali pertengkaran.
"Katakan padanya kalau dia akan jadi ratu kejam yang akan meminum darah semua penduduknya kelak nanti" balas Crist yang seakan menghina Videla.
"Orang yang ceroboh tidak akan tahu bagaiman cara berjaga-jaga".
"Aku tidak ingin jadi peminum darah".
Velicia tampak pusing. Dia tidak tahu harus memihak pada siapa pada sahabatnya atau tuannya?.
#
.
.
.
Malam telah datang. Udara dingin yang menusuk berhembus, bulan yang berwarna biru muncul walau hanya sedikit cahayanya yang dapat dilihat. Surai hazel yang panjang itu tertiup dinginnya angin malam. Matanya yang juga hazel menatap bulan yang dirinya masih tak percaya bahwa ada bulan biru. Semua orang terlelap dan hanya dirinya yang masih terjaga dengan sebilah pedang di sampingnya."Apa yang kau lakukan?" Tanya Crist pada Velicia yang duduk sendirian.
"Aku sedang melindungi sahabat ku" balasnya.
"Hah?"
"Aku selalu seperti ini setiap malam, karena tidurnya hanya empat jam setiap hari, maka aku akan menjaganya, dan sebelum dia bangun aku akan tidur, agar saat dia bangun dia tidak akan khawatir padaku"
"Jadi Videla itu sahabatmu atau tuanmu?". Crist duduk di samping Velicia.
"Aku tidak tahu. Yang aku tahu dia berarti bagiku".
Mata hazelnya menatap wajah yang ada disampingnya. Kemudian berdiri dan meninggalkannya. Lalu berbaring dan memejamkan matanya di samping sahabatnya itu. Tak berapa lama setelah dia berbaring Videla sudah bangun dari tidurnya. Dia menaikkan sedikit selimut Velicia dan memastikan agar dia tidak kedinginan.
Crist yang melihat hal itu hanya terdiam melihat kedua sahabat itu.
"Kau lihat apa?" Tanya Videla.
"Tidak" jawabnya sambil mengalihkan pandangannya.
"Awas saja kalau kau macam-macamnya pada Velicia"
#
.
.
.
#2 hari kemudian
Pagi yang cerah telah datang. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan.Mereka telah sampai di perbatasan utara antara Kerajaan Enemy (kekuasaan Videla) dan kerajaan Tri de rose II. Mereka berhenti sebentar untuk memikirkan rencana melewati gerbang ini. Karena penjaga mungkin tidak akan membiarkan mereka lewat.
#
.
.
.
Maaf ya... Kalau ada salah kata atau penulisan
Jangan lupa bintang dan commentnya
Terima kasih buat kalian yang udah memberikan saran dan udah membacanya
Aku sangat terharu
Salam Miki-chan
KAMU SEDANG MEMBACA
The Damnation (Kutukan)
FantasyNamanya Videla Zoch. Ia adalah seorang putri yang terlahir dari raja dan ratu yang sangat terkenal. Suatu hari sang putri mengurung diri di kamarnya selama sepuluh tahun. Tak ada seorangpun yang pernah melihat putri dengan julukan Si Pedang Kipas. ...