SEASON 2: ANAK MISTERIUS

36 1 0
                                    

"Kau siapa?" Tanya Hana pada anak yang sedang didepannya.

"Namaku Liliana. Aku ini bukan siapa-siapa" jawab anak itu.

Hana masih terus saja memandang anak dengan surai hitam itu. Mata hazelnya tampak kosong tanpa pandangan.

"Apa kau sendirian?" Tanya Hana memecah keheningan.

"Apa kau juga sendirian?" Tanyanya balik.

"Iya".

"Aku juga. Selama aku dilahirkan aku selalu sendirian"

"Apa kau punya kekuatan?" Tanya Hana.

"Hm, aku punya kekuatan. Tapi, dewa bilang aku harus terus menyembunyikannya. Jadi, dia memberiku tanda yang sangat sakit ini. Tanda ini akan bercahaya jika aku memakainya, lalu dewa akan turun dan memarahiku".

"Apa kau mau berteman denganku?".

Anak itu hanya mengangguk kecil. Dan saat itu pula Hana sadar bahwa anak itu hampir sama dengannya. Sayangnya Hana tidak tahu apakah benar dia punya kekuatan.
#
.
.
.
"Dimana rumahmu?" Tanya Hana yang menghentikan tawa kecil anak tersebut. Ya, sudah sedari tadi mereka terus bercanda ria bersama.

"Aku, tidak tahu" jawabnya.

"Kalau begitu ayo pulang ke rumahku" ajak Hana.

Anak itu tampak berpikir sejenak. Dia membakasnya dengan anggukan kecil darinya.

Hana menarik tangannya. Menunjukkan arah ke istananya.
#
.
.
.
Hahaha

Tawa kecil mereka berdua mengisi setiap ruangan yang ada di istana. Videla tidak marah sama sekali. Dia malah senang, karena selama ini anaknya kurang bergaul dengan orang-orang.

Anak itu tidak henti tertawa bersama Hana. Dan, beberapa saat bunyi lonceng berbunyi. Tanda bahwa sebentar lagi akan jam 6 sore. Tawa mereka terhenti. Menyimak suara lonceng yang sedang bergema.

"Papa" ucap Liliana secara tiba-tiba usai suara lonceng berbunyi.

Hana kebingungan mendengar perkataan Liliana. Dan kebibngungannya pun bertambah ketika Liliana berlari meninggalkannya. Dia berusaha memgejar Liliana. Hingga dia berhenti tetapt di depan pintu istana yang sedang terbuka lebar.

Di pintu itu ada seorang pria dengan badan yang tinggi sedang menatap Liliana.

"Ayo pulang Liliana" ucap pria itu.

"Anda ini siapa?" Ucap Hana lancang.

"Aku ayahnya Liliana".

"Liliana tidak punya ayah".

"Sekarang kau melihatnya".

Hana menatapnya dengan kesal. Pria itu menggam tangan Liliana sambil berkata "ayo pulang".

Hana menatap temannya yang seharusnya menemaninya kini pergi meninggalkannya. Liliana kini tak terlihat lagi di hadapan pintu.

Liliana seharusnya tak pergi dari istana ini. Ucap Hana dalam hatinya.

Dengan rasa berta hati, Hana berjalan menuju kamarnya. Di kamarnya itu dia hanya menatap langit-langit.

Raut wajahnya berubah ketika dia teringat akan percakapan ibunya. Dia bangkit dan menatap dirinya di pantulan cermin yang berada di depan tempat tidurnya.

Dia mencoba mendekati cermin itu. Rambut ikal pirangnya disertai dengan gaun dan mata birunya tak lepas dari pandangnnya. Kalung salipnya perlahan dilepas dari lehernya. Cermin memang tak bisa berbohong pada orang yang bercermin di depannya. Dan Hana seakan tak bisa menerima kenyataan bahwa rambut pirangnya mempunya bercak biru setelah melepas kalung itu.
#
.
.
.
"Ibu!!" Teriak Hana di seluruh ruangan mencari ibunya.

"Ada apa?". Suara ibunya itu mengagetkan Hana karena dia telah berada di hadapannya.

Hana menarik nafas dan menghembuskannya.

"Ibu tolong jelaskan apa ini?" Ucap Hana sambil melepas kalungnya dari lehernya.

Rambut pirangnya tentu saja berubah lagi menjadi biru. Videla tak dapat lagi berkutik. Tak berapa lama, segerombol orang datang.

"Jelaskan saja semuanya Athena" ucap seorang laki-laki dengan bola mata yang berbeda warna.

"Baiklah. Aku tidak ingin menyembunyikannya lagi" balas Videla.
#
.
.
.
Hai minna...
Maaf ya minggu lalu gak update soalnya krisis kuota
Hehe gomen minna.
Yap inilah dia
Jangan lupa comment dan bintangnya
Salam Miki-chan

The Damnation (Kutukan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang