30 HARI MELEWATI PERBATASAN

133 2 0
                                    

Mareka sembunyi dibalik pohon sambil mengintai penjaga perbatasan. Videla mengeluarkan sebuah botol yang berisi cairan ungu. Lalu dia membuka tutupnya dan menumpahkannya pada setiap jarum yang ada pada kipasnya. Dia mengembalikan botol itu ketempatnya semula. Dia mengeluarkan botol yang sama, tapi isinya lebih banyak. Dia memberikannya pada Velicia.

"Crist, aku ingin kau berguna,alihkan perhatian salah satu pria itu, dan Velicia aku ingin setelah kedua pria itu pingsan kau memanjat melewati tembok pembatas itu lalu buat mereka tertidur dengan menyemprotkan cairan ini" Videla menjelaskan rencananya sambil memberikan botol parfum itu pada Velicia.

"Kenapa kita harus melakukan ini? Ini adalah perbatasan antara Enemy dan Tri de rose II, mereka saling bekerja sama. Mereka akan mengizinkan kita untuk melewatinya" ucap Velicia dengan santainya menjelaskan.

"Justru itu Velicia... Mereka tidak akan mengizinkan kita. Kamu punya surat izin kerajaan?"

Velicia menggeleng. Kini dia telah mengerti maksud dari Videla.

Crist mulai melangkah dari satu pohon ke pohon yang lain. Hingga dia merasa sudah cukup jauh dari mereka berdua. Dengan semak-semak yang ada di sampingnya dia berhasil mengalihkan salah satu penjaga perbatasan.

Videla lalu membuka kipas yang sangat berbahayanya itu. Mengarahkannya pada penjaga yang tersisa. Dengan satu kibasan dua jarum meluncur dan menancap di lengan penjaga itu. Dalam hitungan detik dia langsung jatuh tak berdaya. Videla telah menunggu yang satunya kembali. Dan dalam hitungan detik pula dua jarum itu bereaksi.

Velicia segera mengaitkan tali dan mulai memanjat tembok perbatasan. Dengan lincahnya dalam hitungan menit dia telah berhasil membuat kedua penjaga itu tertidur. Velicia segera memberikan tanda. Dan Videla dan Crist juga memanjat melewati tembok pembatas.

"Baiklah ini rencana baruku. Hanya wajah kalian berdua yang belum dikenali. Aku ingin agar selama perjalanan ini kalian mencari informasi" jelas Videla.

Dengan anggukan kecil mereka segera meninggalkan tempat itu sebelum efek dari obat itu habis.
#
.
.
.
Kota yang dipenuhi banyak orang. Ini adalah pertama kalinya sejak 10 tahun Videla melihat kota lagi. Crist mengantri di sebuah toko roti. Membeli tiga buah roti untuk mengganjal perutnya dan kedua temannya.

Dia memberikan roti yang dibelinya pada Videla dan Velicia. Lalu berjalan untuk mencari tempat untuk beristirahat. Siapa yang tahu wajah itu dibalik tudung jubahnya.
#
.
.
.
Kamar itu cukup untuk mereka bertiga. Dengan jendela yang terbuka, seperti biasa. Videla bangun sedangkan Velicia baru tidur.

Crist mamandangi bulan dari jendela kecil itu. Matanya yang hampir sebiru bulan itu berpindah ketika Videla menghampirinya walau sekedar ngobrol dengan pangeran ceroboh itu.

"Hai" sapa Videla kikuk.

"Hai" balasnya.

"Masih tidak percaya kalau bulan biru itu ada?" Ucap Videla memulai pembicaraan.
"Tidak, aku hanya memikirkan ternyata idolaku tidak selemah itu"

"Siapa idolamu?" Tanya Videla menatap mata birunya.

"Kau" mata biru itu kembali menatap mata emas yang ada di disampingnya.

Kini mereka saling bertatapan hingga Videla menghentikannya dengan wajah tak percaya.

"Aku?" Tanyanya tidak percaya.

"Ya, kau" ucap Crist meyakinkan.

"Dulu aku sering dikatakan lemah, tapi aku selalu mengidolakanmu. Kau yang seorang anak perempuan dapat mengalahkan seluruh pasukan, dan mendapatkan pujian. Maka aku berusaha untuk dapat jadi sepertimu dan berusaha untuk tidak mendengarkan orang yang ingin menjatuhkanku. Aku sudah tahu banyak tentangmu" lanjutnya.

"Jadi kalau kau sudah tahu banyak tentangku, sebutkan apa saja yang kau tahu".

"Aku tahu kalau kau menjadi pasukan terkuat karena kau sudah mengalahkan semua pasukan kecuali Tuan Zack. Pedang itu milik ayahmu sedangkan kipas itu milik ibumu yang kemudian kau menambahkan jarum itu agar dapat sebagai senjata. Ada kekuatan dalam dirimu tapi disisi lain ada kutukan, dan untuk menangkal kutukan itu kau memakai gelang kaki yang juga diwariskan dari ibumu, karena ibumu juga memiliki kutukan yang sama, sampai sekarang kau baru makan malam bersama ayahmu sebanyak 15 kali, dan Velicia adalah tangan kananmu".

"Wow! Hebat sekali, kau bisa tahu kutukanku padahal tang tahu itu hanya ayah, ibu, Velicia, dan aku".

"Saat kau menghilang dari dunia ini, dan tak ada seorangpun yang mengetahui kamu ada dimana, aku mulai putus asa. Aku tak bisa memikirkan bahwa idolaku menghilang hanya dengan kata-kata kasar Raja. Padahal selama ini aku mengira dia sangat kuat. Lalu kemudian keputus asaanku semakin kuat ketika Raja menunjukku untuk menggantikanmu jikalau kau benar-benar menghilang dari dunia ini. Dan aku senang ketika kau kembali. Kini aku sudah tahu bahwa idolaku tidak akan pernah lemah. Dia hanya lemah pada kutukan yang tak bisa dilawannya dengan tangan kosong".

Wajah Videla mulai memerah yang kemudian diikuti kata-kata Crist lagi. "Aku juga tahu pakaian dalam pertamamu..." plak. Belum habis kata-kata itu tangan kanan Videla telah melayang pada pipi kiri Crist.
#
.
.
.
Ho...
Agak panjang ya dari biasanya.
Hehe... Banyak banget idenya si author.
Makasih, jangan lupa commen and bintangnya...
Makasih banyak
Salam Miki-chan

The Damnation (Kutukan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang