Empatbelas;

9.9K 1K 78
                                    

beberapa part menuju ending yes

Hari ini hari minggu, artinya baik Jimin maupun Jungkook tidak ada yang ingin bangun dari ranjang king size milik Jungkook. Keduanya masih asik bergelung di bawah selimut, padahal matahari sudah terbit dari beberapa jam yang lalu.

"Kook-ie,"

Jungkook mengelus surai Jimin yang tepat berada di atas dadanya dengan lembut dan penuh perhatian. "Ya?"

Jimin mendongak, mendapati manik cokelat terang itu juga tengah menatapnya. Karena gemas, Jimin bangkit dan mendekatkan bibirnya sendiri ke arah Alpha-nya, mengecupnya berkali-kali. Dada mereka yang telanjang bergesekan, membuat Jimin melenguh dan memerah sepenuhnya.

Jimin menenggelamkan kembali kepalanya ke dada Jungkook, merasa malu luar biasa karena sudah berani mengambil langkah mencium Jungkook. Kekehan kecil kemudian memenuhi genderang telinganya, membuatnya semakin malu.

"Kau ingin melakukan sesuatu, Jimin?"

Jimin memejamkan matanya, mendengarkan detak jantung Jungkook yang seirama dan teratur. "Entahlah, membuatkanmu sarapan mungkin."

"Kalau begitu, aku lapar."

Jimin bangkit dari ranjang, mencari pakaian yang berada paling dekat dengannya, kemeja berwarna putih tulang milik Jungkook. Digunakannya kemeja dua kali lebih besar dari badannya itu, membuatnya benar-benar tenggelam.

Suara gemercik air membuat Jimin menyimpulkan bahwa Jungkook sedang mandi, jadi ia memutuskan untuk turun ke bawah dan membuat sarapan.

Omega kecil itu tidak menyangka, cinta pertamanyaㅡmenjadi Omega yang banyak dicari selama hidupnya, tidak membuat Jimin jatuh cinta secepat ituㅡkini telah menjadi pasangan sehidup sematinya. Ada suatu hal yang membuat ia yakin bahwa Jungkook akan melindunginya sampai mati, akan menua bersamanya.

Sambil bersenandung kecil, Jimin membuka kulkas kekasihnya itu dan ternganga kemudian. Isinya hanya berbotol-botol beer kaleng, makanan ringan, dan tidak ada sama sekali bahan makanan yang bisa Jimin olah. Jimin menghela napasnya frustasi, bagaimana polisi itu tetap sehat dengan gaya hidup seperti ini.

Bau sabun mandi menguar dari belakangnya, kini mengelilinginya karena Jungkook sudah melingkarkan kedua tangan besarnya di perut ramping Jimin. Beberapa tetes air membasahi bahu yang lebih mungil, Jungkook benar-benar bisa mengurungnya hanya dengan sebuah pelukan.

"Kook,"

Jungkook hanya menggumam sebagai jawabannya. Jimin bisa merasakan lelaki bongsor itu menghirup area sekitar lehernya, nafas Jungkook begitu panas. "Ayo ke supermarket, kau perlu membeli banyak bahan makanan."

"Bukan aku, tapi kita."

Jimin mendongakkan kepalanya, menyerngit bingung. "Maksudmu?"

"Maksudku, kau pindah bersamaku?"

Jimin menggeleng sambil terkekeh kecil. Bukankah ini terlalu cepat? Baru saja kemarin mereka bercinta dan memutuskan untuk 'bersama', hari ini sang Alpha itu sudah mengajaknya untuk tinggal bersama. Tapi, sedikit hati kecil Jimin bersorak senang. Ia membayangkan bagaimana nantinya setiap pagi akan ada pelukan di tengah-tengah acara memasaknya, pelukan hangat juga sebelum dan selama tidur, melihat bagaimana Jeon Jungkook bangun di pagi hari dengan wajah yang masih tampan.

"Kenapa melamun?"

Jimin menggeleng. "Aku akan mandi, setelah itu kita berangkat."

"Baik Nyonya Jeon."

"Ya!"






**

Keduanya benar-benar dimabuk asmara. Jungkook mendorong troli sambil sesekali merangkul yang lebih tua, Jimin mengambil beberapa makanan sehat dan Jungkook akan menolaknya hingga berakhir dengan Jimin yang mengancam Jungkook.

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang