Enambelas;

8.6K 940 33
                                    

Sudah dua hari Yoongi menunggu lelaki yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Taehyung tidak menunjukkan perubahan apalagi kemajuan. Alat baca jantung terdengar begitu tenang, masih dalam batas normal, dan Yoongi pikir Taehyung masih terlalu lelah untuk bangun dan menghadapi semuanya. Jadi, ia membiarkan Taehyung memejamkan matanya sebentar lagi sebelum ia merengek dan menangis meminta lelaki itu untuk bangun.

Hari ini Yoongi harus pergi berbelanja, makanan di rumahnya sudah habis dan artinya ia tidak bisa memasak untuk bekal menjaga Taehyung. Ia menatap Taehyung dengan senyum gusinya yang khas, "tunggu aku kembali ya, Taehyung. Lebih bagus lagi kau menungguku dengan mata terbuka lebar dan senyum bodohmu." Ciuman kecil mendarat di kening Taehyung, sebelum Yoongi beranjak pergi.

"Apa benar ini wali Taehyung?"

Yoongi tanpa sadar menahan nafasnya, "ya. Ada apa?"

"Bisakah anda ke rumah sakit sekarang?"

"Baiklah, saya segera kesana."

Tanpa tahu apa yang terjadi, kaki kecil itu berlari dengan sangat kencang. Yoongi tidak peduli apapun, ia hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan Taehyung. Jadi, saat ia menabrak beberapa pengguna jalan dan di caci maki, ia tidak peduli.

Tangisannya pecah begitu saja setelah dokter yang selama ini merawat Taehyung menjelaskan apa yang terjadi. Taehyung sudah tidak ada. Taehyung sudah tidak ada. Yoongi menatap kain putih itu dengan gemetar, berapa kali lagi ia harus merasakan pahitnya ditinggalkan? Yoongi meraung menyakitkan, membuat semua yang di sana menjadi iba. Dokter yang sedari tadi berusaha menguatkannya, kini terdiam. Ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk menyelamatkan pasiennya ini.

"Apa... ini sungguhan? Aku tidak bermimpi, kan?" Yoongi masih meraung, menggenggam erat tangan Taehyung dan memintanya untuk bangun.

Dikecupnya beberapa kali bibir pucat yang semakin dingin itu, "Taehyung bangun! Ini aku..., ini aku Yoongi. Aku mohon, bangunlah! Siapa yang akan datang lagi tanpa diundang kerumahku? Siapa yang akan bercerita tentang Jimin lagi padaku?" Yoongi memukul dada Taehyung beberapa kali, mengharapkan sebuah respon. Yoongi hancur, bukan terbelah dua, tetapi sudah berkeping-keping.

"Taehyung...," dan kemudian, Yoongi merasa semuanya gelap.






**

Jimin juga jadi sosok lain yang paling hancur. Raungan penyesalan terus ia tunjukkan saat Taehyung mulai tertutup dengan tanah basah. Ia benar-benar menyesal, sahabatnya... Ia kehilangan laki-laki yang selama ini selalu berada di sampingnya.

"Jungkook..., aku ingin bersama Taehyung. Taehyung, jangan tinggalkan aku... Taehyung!" Jimin histeris melihat tanah itu semakin menghalanginya, nafasnya sesak.

Jungkook hanya terdiam, ia tidak menyangka apa yang terjadi. Klan Alpha memang sudah terkenal ganas kalau berkelahi dan ini bukan merupakan hal yang baru. Tapi, melihat Jimin begitu tersakiti dan terluka, ia juga merasakan sakitnya. Dadanya teremas dan nafasnya pendek-pendek. Tidak ada yang menyalahkan Jungkookㅡbegitupun Yoongiㅡkarena mereka tahu bagaimana kuatnya Alpha jika bertarung.

Jimin lemas, ia tidak bisa merasakan kakinya sendiri. Tubuhnya sepenuhnya ditopang oleh Jungkook. Ia masih tidak percaya, "Taehyung... Tae, bangunlah... Aku ingin kau kembali...,"

Dua omega itu terlihat begitu hancur luluh lantak. Yoongi sedari tadi hanya diam, air matanya sudah habis diperas. Ia bahkan memaksa datang kemari padahal kepalanya sedang pusing hebat. Melihat Jimin hancur, ia merasa kembali bersedih. Jimin tumbuh bersama Taehyung, Yoongi mengerti bagaimana sakitnya Jimin saat ini.

"Uh, kau yang waktu itu aku tolong kan?" Ia mendongak, mendapati Jungkookㅡyang sedang membantu Jimin berjalanㅡberhenti tepat di hadapannya.

Yoongi hanya mengangguk, tidak tahu harus menjawab apa.

"Kau mengenal Taehyung?"

"Begitulah...,"

Jungkook menghela nafas, "kau datang kemari sendirian?"

Lagi-lagi, Jungkook hanya mendapat anggukan. Jadi, dengan aura Alpha-nya ia memaksa Yoongi untuk pulang bersama. Entahlah, menurut Jungkook, Yoongi terlihat begitu sendirian dan begitu rapuh, kantung mata yang sangat tebal juga membuatnya makin simpati.

"Aku..., aku mencintai Taehyung, tapi Taehyung hanya mencintai Jimin. Tolong jaga Jimin baik-baik, jangan biarkan ia terpuruk, terima kasih atas tumpangannya, tuan Jeon." dan kemudian, Yoongi pergi meninggalkan keduanya dan masuk ke dalam rumah. Tidak membiarkan Jungkook meminta maaf dan mengatakan bahwa ia sangat menyesal.

Jungkook menoleh, menatap Jimin yang tertidur pulas dengan mata bengkak dan hidung memerah. Kemudian, ia menatap ke atas, "Taehyung, aku akan benar-benar menjaga Jimin karena aku begitu mencintainya. Maafkan aku," Jungkook mengecup sekali kening Jimin, kemudian kembali fokus untuk menyetir.




eyaaaa! ini adalah ide awal The Alphas, tanpa Yoongi, sebenarnya. Dan chap depan sudah ending yehey!!!
maafkan sudah menelantarkan ff ini :(

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang