Epilog;

9.7K 803 27
                                    

"Jeon Jungmin, ayo berdoa dengan benar!" Anak kecil berumur lima tahun itu menurut, berjongkok di sebelah Jimin dengan seksama. Tangan mungilnya terkepal menumpu satu sama lain dan matanya mulai terpejam.

"Paman Taehyung, kami datang lagi. Aku benar-benar ingin mengenalmu, Paman! Dan Papa Jimin sedang mengandung adik untukku, aku akan memberinya nama Jeon Taehyung... Keren sekali!" Jungmin berbicara seperti itu sambil memejamkan matanya, tapi mulutnya dan hidungnya mengerucut lucu, membentuk beberapa ekspresi yang membuat Jimin dan Jungkook tertawa.

Jungkook mengelus kepala putra pertamanya, ia tidak masalah putranya itu begitu mengagumi Taehyung, ia bangga malah. "Ayo pamit!"

Ketiganya berjalan beriringan setelah mendoakan Taehyung. Jungmin berjalan di tengah—di antara Jimin dengan perut yang melendung cukup besar dan Jungkook yang kini sudah berisi tatto hampir di seluruh lengan kanannya.

Apartemen kecil mereka kini sudah berubah menjadi rumah kecil. Sejak pertama Jimin mengandung Jungmin, Jungkook memaksa bekerja lebih keras untuk menyicil rumah. Setelah hampir satu tahun lamanya, mereka bisa menyicil rumah kecil dan nyaman. Hanya ada empat kamar dan dua kamar mandi, satu dapur, dan halaman depan belakang.

"Aku ingin berbicara pada adik Taehyung!"

"Sebentar ya sayang, sampai di rumah nanti kau boleh bicara dengan Taehyung sepuasnya."

"Baik, Dad!"

Jungkook—yang tadi dipanggil dad oleh Jungmin, benar-benar memberikan janjinya. Setelah sampai di rumah ia membiarkan Jungmin pergi ke kamar bersama Jimin, sedangkan dirinya sendiri mulai membuka kulkas untuk menyiapkan makan malam.

Alpha Jeon tidak pernah merasa selengkap ini. Melihat dua manusia yang paling ia kasihi—ditambah satu lagi di perut Jimin—membuatnya merasa menjadi Alpha paling hebat sedunia.

"Daaad!" Keduanya berteriak dari ruang tengah, membuat Jungkook hampir terjungkal.

"Ya, sayang?"

"Kami menyayangimuuuu." Ketiganya tertawa begitu dan semoga seterusnya tetap begitu.

"Hoseok?"

"Oh, Yoongi? Ada apa kemari?" Hoseok sudah menjadi manajer di kafe Jimin, hampir mengurusi segala tentang kafe ini semenjak Jimin hamil. Keduanya jadi akrab setelah Yoongi datang kemari atas saran Jimin.

"Aku biasanya kemari, kenapa kau malah bertanya?"

Hoseok menggaruk belakang kepalanya gugup. "Biasanya kau hanya akan datang pada hari Rabu dan Jumat, dan ini hari Minggu."

Yoongi tersenyum, Hoseok begitu perhatian. "Hoseok-ie, boleh aku menciummu?"

"Hah?"

"Lama!" Yoongi menarik kemeja Hoseok dan menciumnya tepat di bibir—mereka sekarang menjadi pusat perhatian tapi tidak menghentikan ciumannya.

Sepertinya Yoongi sudah bisa menyimpan Taehyung dalam ingatannya, dan memberi Hoseok kesempatan untuk berbagi hidup dengannya.





iya tau sangat dosa menggantungkan ini tapi yaudah yang penting udah tamat yeyeyeyeyeyeye😔☺️

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang