[M] Tigabelas;

12.8K 1.2K 254
                                    

warning

"Kau sudah siap?"

Jimin tersenyum seraya membetulkan dasinya. Hari ini dengan tiba-tiba, polisi kelinci itu mengajaknya makan malam dan menuntut Jimin untuk menggunakan setelan yang bagusㅡtuksedo. "Sudah."

"Aku akan tiba lima belas menit lagi."

"Baiklah, hati-hati."

"Sampai bertemu, sayang."

Jimin memerah dan mematikan sambungan begitu saja. Jungkook memang selalu sembarangan, membuat jantung Jimin sepertinya akan lepas dari tempatnya sebentar lagi. Tapi Jimin suka. Jimin menyukai Jungkook hingga rasanya ia ingin memiliki Jungkook untuk dirinya sendiri.

Setelah memastikan semuanya sudah memuaskan, ia menggunakan sepatunya dan duduk di teras rumah. Menunggu Jungkook dengan seriusㅡuntungnya teman kencannya datang lima menit kemudianㅡseperti anak kecil.

"Kau...," Jungkook berhenti berbicara, mengecup pipi Jimin sebentar. "Begitu manis."

Keduanya duduk dalam diam, Jungkook yang fokus menyetir dan Jimin yang berpura-pura tenang melihat Jungkook begitu tampan dengan setelan berwarna hitam. Begitu menggairahkan, begitu mendominasi, begitu Alpha.

"Kita akan kemana?"

Jungkook menggenggam tangan Jimin dengan tangannya yang kosong, mengecupnya sekali dua kali. "Makan malam."

"Oh,"

Jimin tidak pernah menyangka ia akan bisa duduk di restoran paling indah di kota ini. Berlatarkan gemerlap malam dan lampu yang terlihat begitu indah, Jimin ingin menangis saja.

"Ini indah sekali, Jungkook."

"Kau suka?"

Jimin mengangguk, "suka sekali."

Setelah memesan makanan, dengan Jimin yang hampir hanya memesan air putih saja karena harganya begitu fantastis, mereka berbincang kecil.

"Bagaimana pekerjaanmu?"

Jungkook menatap Jimin yang manis sekali dengan setelan berwara putih, kontras dengan miliknya. Oh, black and white couple. Jungkook meleleh, Jimin hari ini begitu kalem, begitu Omega. "Baik, hanya menangkap beberapa Alpha brengsek."

"Aku harap mereka bisa berhenti menyakiti kami."

Jungkook menggenggam tangannya, "aku akan selalu melindungimu. Apapun caranya."

"Aku percaya, Jungkook. Terima kasih." Jimin mengelus pelan punggung tangan Jungkook yang besarnya hampir dua kali tangannya sendiri.

Rasa nyaman mengalir hingga jantung Alpha Jeon, membuatnya meringis. Ia tidak mengerti Jimin membuatnya terlalu lemah, tidak bisa berkutik, bahkan tunduk karena pesona Jimin.

Makan malam berjalan dengan lancar, tidak ada yang bersuara, hanya beberapa curi pandang yang membuat Jimin memerah. Beberapa menit kemudian, seorang pelayan kembali membawakan sebuah piring dengan tutup dan menaruhnya di hadapan sang Omega.

THE ALPHAS ㅡ jungkook&jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang