Dream (3)

614 51 8
                                    

~~~~

Nazo POV

"Ibuuuuu!! Lepaskan ibuku !" Teriakku mencoba menghentikkan kejadian itu.

'Hahahahaha!!! Rasakan itu!! Aku akan mengutuk kerajaan ini menjadi kerajaan yang menyedihkan..karena sebentar lagi, aku akan mengutuk mu beserta seluruh keturunan mu!'
'Help....'
'Desropire ragnetu arageratta ayarooooo!!'

Saat penyihir itu mengucapkan mantranya, seketika aku terduduk lemas melihat ibu yang sudah kejang kejang.

'Ibuuu..hiks..hiks..ibuuu ini teika buu..' deru seorang gadis kecil yang bersama kembarannya didalam kurungan yang berduri.
'Hikss..hikss..lepaskan kamii!! Lepaskan!!'
'Diam kau anak nakal!! Kalian akan merasakan akibatnya!!'
'Aku mohon.. ampuni kami bibi gael.. ini teika!!'
'Aku tidak peduli siapapun kalian, yang kutahu adalah kau keturunan wanita menyedihkan ini!'
'Hiks..hiks..hiks...ampun'

Rasanya seperti ditampar beribu ribu tangan, melihat kedua kakakku dan ibuku diperlakukan seperti itu. Seluruh tubuhku tidak merasakan apapun dan membuatku lumpuh seletika. Tiba tiba cahaya putih yang menyilaukan mata menghampiriku dan seakan memakanku.

***

Cahaya yang terang seperti cahaya matahari itupun melahap mereka -para putri- semua dan membangunkan kami dari mimpi buruk itu.

Kepak..pak..pak..(kepakan sayap burung😂😂)

"Tidaaaak!!!" Teriak seorang putri yang terbangun dari tidurnya.

"Hei, kau sudah bangun. Terlalu lama untuk seorang anak perempuan." Ketus seorang pria disofa yang berada di kamar putri itu.

"Eh, paman kok ada disini sih.. gak sopan tau!" Sahut putri itu sambil mengembungkan pipinya dan tertunduk malu didepan pamannya itu.

"Eh..ng..hehehe.. iyadeh, paman minta maaf ya nazo, putri kelima dari pasangan yang sangat bahagia. Hahaha.."

"Hahaha... sudahlah, lebih baik paman jelaskan apa tujuan paman kesini."

"Ah iya. Aku tau kalian semalam mendapat mimpi.."

'Kalian?'

"Ya, kalian."

"Eeeeehh?!"
'Kok paman bisa baca pikiranku sih?'

"Sebenarnya begini, kalian ditakdirkan untuk melawannya. Kau tau siapa dia kan, nazo?"

"Yah, aku tau. Aby-.."

"Jangan sebutkan namanya, aku mohon."

"Ah..araa"

"....."

"......."

"......."

"......."

"Nazo, jangan beritahukan ini kepada kakak mu, terkhusus Teika dan Yuzoru. Mereka berdua sangat nekad demi hal ini."

"Aku usahakan itu paman. Dan, sebaiknya peman keluar sekarang."

"Araa..sayounara Nazo"

***
Teika POV

'Aku harus segera mencarinya, dia yang akan memimpin kami nantinya.'

'Aku harus segera ke ruangan itu'

Segera kubereskan tubuhku dan mengemasi barang barangku.

....

"Syukurlah mereka belum bangun. Aku akan segera pergi dari Cleon. Untuk mengajaknya bersama kami. Sayounara Cleon, ayah, ibu, zoru, nazo dan kalian semua." Gumam anak itu yang akan memasuki portal yang ada di depannya.

"Rou!!"

"Eh, rou kau tidak usah mengikutiku. Kau harus menjaga mereka."

'Tugasku adalah menjagamu teika. Karna kaulah penciptaku.' Ucap salah satu orang yang sedang berbicara kepadaku dari dalam pikiranku.

"Eh suara siapa itu??"

"Itu suaraku Tei, aku hanya bisa bicara padamu lewat pikiranmu saja. Aku mengingatkanmu Tei, kau tidak harus pergi sekarang. Itu sangat berbahaya bagi kerajaan Cleon tanpa mu." Jelas Rou yang mencoba mencegahku pergi.

"Tapi, jika terjadi sesuatu pada mereka, apa yang akan kulakukan??" Tanya ku.

"Sudahlah, jangan terlalu khawatir. Mereka anak yang hebat." Ucap nya dengan nada yang malas dan langsung masuk keportal itu.

_SKIP TIME_

"Waaah...inikah yang namanya keramaian?" Gumamku lirih agar orang orang disekitarku tidak menganggapku aneh. Padahal yah, memang aku tidak pernah melihat kerumunan seramai ini.

Aku melirik kanan dan kiriku. Aku tak melihat Rou sedari tadi. Yang aku lihat adalah seorang anak laki laki yang seumuran dengan Nazo.

"Ano...ah, kon'nichiwa.. wa-ta-shi wa-..."

"Sudahlah Tei, ini aku Rou." Potongnya.

"Aiiih?? Eh, k-kau... imut sekali!! Aaah...gemes deh.." ucapku sambil mecubit gemas pipinya yang sedikit chubby.

"Ais..ah" ringisnya yang membuatku langsung melepas cubitan neraka itu.

"Ma-af" ujarku.

"Jadi, dimana kita harus mulai mencarinya? Disana? Atau...disana?" Tanyaku bingung dengan wajah yang mungkin memuakkan bagi Rou.

"Hei, aku lapar. Sebaiknya kita makan dulu, setelah itu kita cari rumah tetap, dan tidur." Jelasnya sambil berjalan kearah keramaian kota dimana terdapat restoran disana.

"Rou!! Aku tidak lapar. Lagi pula aku kesini bukan untuk merasakan makanan itu!! Dan aku mau mencari nya Rou!! Rou!!! Rou!!" Teriakku yang mencoba mengejarnya tapi nihil. Alhasih aku hanya mengikuti kemauannya, hanya kali ini saja.

....

"Kau mau kita makan dimana Tei?" Tanya Rou sambil melihat sekeliling yang penuh akan manusia kelaparan.

"Dimana saja pun boleh, asalkan murah."

"Kalau yang murah, ada disitu.Tumben seorang putri sepertimu mau makanan murahan. Berabad abad, tidak pernah aku melihat putri sepertimu."tunjuk Rou sambil menuju restoran itu.

"Eh, berabad abad?? Memangnya berapa umurmu sekarang?? Kau berbicara seakan kau ini berkelana kesegala penjuru." Tanyaku penasaran yang kini membuat wajah yang mengintimidasi.

"Memang, bisa dibilang aku penjelajah dunia. Umurku 490 tahun" lagaknya.

"Wow, kau kakek yang awet muda."

"Seorang penyihir memanglah awet muda Tei, kau dan keempat saudaramu juga akan begitu."

Kring..(suara bell pintu masuk resto😁)

"Good afternoon, welcome to  Mega Mego restaurant." Ucap pelayan itu dan kami membalasnya dengan senyuman hangat.

"I want 1 big portion mac and cheesee.. with, milkshake." Ucapku kepada pelayan itu dan segera mencari tempat duduk.
(*Dia mesan dlu baru duduk)

"Ah, leganya bisa duduk dikursi empuk ini. Serasa dikamar ku sendiri." Ujar ku sambil menyandar dengan tenang dan santai.

"Setelah ini kita harus membeli rumah tetap beserta isinya." Kata Rou sambil menyantap makanan itu dengan rapi.

~~~~

Dah update kan killerBlackhoddie...
Thx..







Five Magic : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang