Penyerangan

480 40 7
                                    

Malam tiba, seluruh penghuni istana sudah larut dalam istirahat mereka dari pekerjaan yang menumpuk hari ini.

Tapi, tidak semua orang tidur di malam yang indah ini.

Tang!
Tang!

Malam seperti ini, dimanfaatkan oleh Yuzoru untuk melatih kemampuannya sekaligus memuaskan hobinya untuk merakit senjata perang yang sering dilarang ayahnya.

Walau terdengar berisik, tapi tak satupun orang di dalam istana terlihat terganggu.

"Teika itu memang gadis bodoh. Selalu saja memikirkan kerajaan."
Ocehnya disela ia mengayunkan pedangnya ke arah manusia besi didepannya.

"Huh, kapan dia bisa dewasa? Kenapa dia perhatian sama warga sialan itu? Apa mereka peduli akan keselamatannya? Apa mereka akan menerimanya jika mereka tau kalau dia penyihir?!"

Kali ini bukan suara pedang lagi yang terdengar melainkan suara ocehan Yuzoru yang semakin meninggi.

"Untuk apa coba dia nyari cowo bocah itu? Gak berguna juga dia disini. Apa dia mau bantu apa?"

Ketika ingin mengayunkan pedangnya lagi, suara teriakan mengalihkan perhatiannya kini.

'Ayah! Ibu!' Pikir Yuzoru dan langsung terbang kearah kamar kedua orang tuanya.

Dubrak!!

"Ibu!!" Teriaknya kini menggelegar ketika melihat ibunya yang tersungkur di lantai dengan noda merah di bagian perut dan pelipisnya.

"Sayang!!" Teriak ayahnya dari sampingnya.

"Uhuuk, uhuuk.. Ja-ga m-mere-ka.. j-jang-an b-biar kan m-ereka.."

"Hiks, ibuu..siapa yang melakukannya?! Akan kubunuh dia!!" Teriaknya sambil menangis memegang ibunya yang sudah tak berdaya.

Bukannya membalas pertanyaan Yuzoru, kini ibunya hanya tersenyum lembut padanya dan mengusap puncak kepalanya dengan hati hati.

"J-jadi l-lah ku-kuat, k-kau p-pene rus k-ku.. My strong princess.."

Kata itu.
Kata itu yang paling Yuzoru takutkan disaat seperti ini.

Ayahnya masih diam tak berkutik dari tadi. Ia hanya diam mematung dan terlihat sangat terpukul.

Tidak ada lagi isak tangis yang tadi dilakukan Yuzoru.

Dia hanya menundukkan kepalanya dan menutup matanya seolah semua ini akan pergi dan tidak akan mengganggu mereka lagi.

Tapi itu hanya sia sia untuk dilakukan. Karna kini, bagian utara istana sudah terbakar.

Sekilas terlihat Yuzoru tersenyum miring dan tiba tiba teriak keras.

"Matilah kaliaaan!!"

Hanya dengan kalimat itu, semua angin seolah bersatu dan membentuk angin topan tepat di depan istana itu.

"Aaaa!!"
Teriaknya menggelegar dan ia memeluk ibunya sekilas dan langsung beranjak keluar meninggalkan ayah nya yang masih terdiam meratapi tubuh ibunya itu.

Yuzoru tau hanya dialah yang bisa diandalkan saat ini. Adik adiknya juga tidak bisa ia andalkan untuk kasus seperti ini.

Bukannya menyerang layaknya ksatria, tapi kini ia membabi buta dengan mengayunkan pedangnya dengan mudah kearah musuhnya sampai semua anggota tubuh mereka terpisah pisah seperti potongan daging mentah.

"Busuk.." guman Yuzoru.

"Cukup!!" Teriak seseorang dari lorong sebelahnya.

Yuzoru sempat melirik kearah lorong gelap itu dan seorang pria keluar dari gelapnya tempat itu.

Five Magic : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang