[01] Mulut cabe

2K 132 28
                                    

Jihoon si mulut cabe lagi berhadapan sama Kim Saeron. Jadi, Kim Saeron itu udah lama suka sama Jihoon.

Saeron mau ngungkapin perasaannya di koridor sekolah yang ramai ini.

Jihoon duduk di bangku pinggir koridor, sementara posisi Saeron lagi berdiri di depan Jihoon.

Jihoon cuma diem. Dia nggak ngelihat Saeron. Melirik aja Jihoon nggak. Jihoon fokus sama buku yang lagi dia baca.

"Jihoon, lo tau kan--"

Jihoon nutup bukunya. "Nggak,"

Saeron cuma senyum. Susah buat ngedeketin bayi imut ini. "Gue itu suka sama lo!"

"Suka itu belum tentu sayang, dan sayang itu juga belum tentu cinta. Jadi, gue nggak mau lo lanjutin perasaan suka lo ke gue jadi sayang dan perasaan sayang lo ke gue jadi cinta. Berhenti di sini aja ya. Gue juga nggak akan suka sama elo, kok."

Jlebb.

Nancep broo.

Jihoon berdiri terus ninggalin Saeron yang cengo. Saeron pasti malu. Iya lah malu orang di lihatin banyak murid. Untung dia populer.

Tapi, populer bukan cara yang bagus untuk menghindar.

"Ish dasar Jihoon!" Geram Saeron.

"Imut sih iya tapi nggak punya hati. Pakai segala malu-maluin gue di depan umum. Awas aja lo!" Saeron keluar dari kerumunan murid-murid yang tadi menonton aksinya.

---

Di kantin kini penuh dengan desas-desus tentang Jihoon dan Saeron.

Murid yang ada di kantin pada ngegosipin Jihoon. Apalagi ceweknya. Kalau ketauan sama Jihoon udah di sumpel cabe.

Sayangnya sekarang Jihoon lagi ada di perpustakaan. Anak pinter mah nongkrongnya di perpustakaan.

Jihoon melanjutkan membaca buku sains yang tadi sempat di tundanya karena ada Saeron yang nggak berfaedah. Menurut Jihoon.

Saat Jihoon ingin membaca bukunya ia dikejutkan oleh kehadiran Hana. Sahabat kecilnya.

"Jangan buat orang jantungan, Na."

Hana nyengir. Dia ngambil buku yang lagi Jihoon baca.
"Anjir lo, nggak bosen apa baca sains mulu?" Setelah mengetahui bukunya Hana mengembalikannya ke Jihoon.

"Sains itu ilmu dan gue nggak akan pernah bosen sama yang namanya sains." Hana memutar bola matanya.

"Terserah lo deh!" Hana menyenderkan punggungnya ke senderan bangku, lalu memejamkan matanya.

Jihoon dan Hana sibuk dengan dirinya masing-masing. Suasana menjadi hening.

Di perpustakaan hanya terdapat beberapa siswa saja. Mereka lebih memilih ke kantin untuk mengisi perut laparnya, daripada harus ke perpustakaan yang notabenenya untuk anak-anak pecinta buku. Misalnya kayak Jihoon.

Jihoon udah selesai baca bukunya. Dia ngambil buku lagi di rak sampingnya. Buku yang diambil sama. Sains juga.

Sementara itu Hana ketiduran. Jihoon nggak tau kalau Hana ketiduran. Jihoon fokus membaca buku.

Perpustakaan ini salah satu tempat favorit Jihoon setelah lapangan basket.

Jihoon itu anak basket. Jihoon masuk ke grup basket inti setelah masa seleksi. Jihoon satu grup dengan Daniel.

Kang Daniel. Orang yang bad boy sekolah. Orang yang ngejar-ngejar kakaknya.

"Eh ya ampun. Gue ketiduran." Ujar Hana setelah bangun.

Hana melihat ke arah Jihoon yang masih fokus sama buku sains.

"Hoon, kelas yok!" Ajak Hana.
"Bentar Na. Dikit lagi."

Jihoon bilangnya dikit lagi. Tapi apa udah sepuluh menit Hana nungguin Jihoon.

"Baca terus aja. Ampe gue tidur lagi terus ileran," ujar Hana yang mulai kesal.

"Iyadeh. Ayok!"

---

Tbc.

Pendek ya? Hehe :v

Voment ya!!!

btw nama pemerannya belum diganti. Karena aku mager buka leptop. Terus modemnya juga belum diisi.

Mwehehehe😂😂

Destiny || Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang