[13] Back

672 71 9
                                    

Sikap ku memang berubah. Tapi, hati ku tidak akan pernah berubah untuk mencintaimu.

---

Hari ini Hana berangkat sendiri. Dia lagi nunggu bis dihalte.

Jihoon lagi ngejauhin Hana karena Guanlin, padahal itu hanya masalah biasa. Itu juga faktor ketidak sengajaan. Nggak perlu ngejauh gini lah.

Dari tadi Hana nunggu bis lama banget, nggak dateng-dateng. Udah 10 menitan Hana berdiri di halte. Kayak boneka mampang.

Bremmm.

Dari arah kanan Hana motor sport milik Jihoon melaju dengan cepat. Jihoon tidak mempedulikan Hana yang yang tengah menunggu.

Pacar macam apa?

Intinya Jihoon lagi marah sama Hana. Yaudah Hana cuma bisa diem, ngikutin semua omongan Jihoon.

Hana memutuskan untuk berjalan kaki menuju sekolahnya. Kalau nunggu lama-lama, bisa lumutan.

Sampai di depan gerbang sekolah Hana langsung lari menuju kelasnya. Untung Hana nggal terlambat.

"Beb, kok tumben siang banget, datengnya?" Tau kan itu siapa. Daehwi.

Hana langsung duduk di bangkunya.

"Kesiangan." Hana menjawab sekenanya.

Bukan kesiangan. Tapi, gara-gara nunggu angkot jadi terlambat. Jihoon juga nggak ngajak Hana bareng.

"Bohong ya, lo?"

"Udah duduk sana. Pak Jisung lagi otw."

Daehwi monyongin bibirnya. Dia langsung duduk ke tempatnya. Hana emang pintar nyembunyiin suatu masalahnya.

---

Jihoon merasa bingung dengan dirinya sendiri kenapa tadi dia seolah-olah nggak kenal sama Hana. Nyatanya Hana dilewatinya.

Jihoon keluar kelas untuk menuju ke kantin. Dia lapar, karena terlalu memikirkan perasaannya.

Semenjak kelas 11 Jihoon udah jarang ke perpustakaan. Kalau ke perpustakaan biasanya sama Hana. Sekarang nggak.

Bugh.

Satu tinjuan berhasil mengenai pipi kiri Jihoon yang sedang jalan menuju kantin.

Guanlin. Cowok jangkung itu yang meninju Jihoon.

Guanlin menarik kerah seragam Jihoon dengan kencang.

Jihoon memberontak. "Maksud lo apa?!"

"Seharusnya gue yang nanya begitu."

Muka Guanlin udah merah nahan emosi yang meluap. Guanlin nggak sendirian, dia di temenin Daehwi. Kemana Hana?

"Bang, udah." Daehwi menengahi lalu melepaskan cengkraman tangan Guanlin di kerah seragam Jihoon.

Guanlin bersikap tenang. Dia lagi mengontrol emosinya. "Cewek lo lagi sakit. Tapi kenapa lo seolah-olah nggak peduli?"

Jihoon menatap Guanlin. "Hah?"

"Ikut gue!" Guanlin menarik lengan seragam Jihoon dan membawanya menuju uks.

Sampai di uks Jihoon didorong Guanlin untuk masuk.

Hampir aja Jihoon jatuh kalau dia nggak pegangan sama pintu.

Di brankar uks Jihoon melihat Hana tengah berbaring lemah. Kasihan Hana.

Jihoon berjalan ke samping brankar. "Han, gue bodoh ya?" Jihoon memulai monolognya.

Di luar Guanlin sama Daehwi lagi nungguin. Guanlin ngelihatin gerak-gerik Jihoon. Daehwi juga sama.

"Gue nggak kuat ngelihat mereka." Kata Daehwi.

"Yauda nggak usah dilihat!"

Balik ke Jihoon. Posisi Jihoon lagi duduk di samping brankar sambil megang tangan Hana yang dingin.

Jihoon megang tangan Hana dengan sekali dielusnya, supaya bisa menyalurkan kehangatan ditangan Hana yang dingin.

"Han, maaf. Gue terlalu takut kalau lo ninggalin gue. Gue takut, dan nggak mau itu sampai terjadi."

Chuu~

Jihoon mencium punggung tangan Hana dengan penuh cinta.

"Maaf ya, Han. Habis lo sembuh kita bakal ngejalin hubungan kayak dulu lagi. Gue juga janji bakal dengar penjelasan lo, supaya nggak salah paham. Gue janji, Han."

Hana nangis. Dia sebenernya udah bangun dari tadi. Cuma nggak mau ganggu Jihoon yang lagi bermonolog.

"Jihoon."

Jihoon kaget. Dia langsung natap Hana yang lagi nangis sambil tersenyum ke arahnya.

"Hana. Maaf."

Hana nangis makin kejer. Bingung sama perubahan sikap Jihoon.

Jihoon menarik tangannya untuk mengusap air mata yang membasahi pipi Hana hingga basah.

Hana tersenyum. "Makasih."

"Han, aku cinta kamu."

"Aku juga, Hoon."

"Kita balik lagi kayak dulu. Ngejalin hubungan dengan penuh cinta dan kasih sayang."

---

Pulang sekolah udah kayak biasanya lagi. Hana bareng sama Jihoon. Naik motor sport.

Jihoon udah jalanin motornya.

"Han, masih sakit?"

"Sedikit."

Jihoon melihat Hana dari spion motornya. "Mau aku anter ke rumah sakit?"

"Enggak, Hoon."

"Beneran?"

"Iya."

"Kalau ke pelaminan bareng aku, mau nggak?"

Kok jadi ngelantur, gini? -Kim Hana.

Nggak ada jawaban. "Nggak mau ya? Yauda aku ngambek." Jihoon monyongin bibirnya.

"Iya-iya, aku mau. Tapi belum saatnya."

Jihoon tersenyum sumringah. "Makin cinta."

"Love you, Hoon." Kata Hana lalu bersembunyi dibalik punggung Jihoon.

"Love you too, Han."

---

Tbc.

Annyeong!!
Maaf telat update :"

Btw. Selamat menunaikan ibadah puasa, gaess :)

Diah minta maaf ya kalau buat kelyan kesel :v

Yaudah voment ya. Entah berapa part lagi, cerita ini bakal tamat.

See ya!!!

Destiny || Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang