[17] Last

657 82 15
                                    

Jangan merasa kehilangan. Karena itu sakit.

Kehilangan itu bisa membuat kalian sedih.

Jadi, maaf jika aku hilang dari dunia ini dan membuat kalian sedih :)

-

--

Jihoon menunggu di depan ruang terapi, sambil membawa bunga lily putih.

Setiap hari jika ke rumah sakit Jihoon akan membawa bunga yang sama, lily putih.

Jihoon selalu setia menunggu Hana yang setiap harinya ditemani oleh kemoterapi. Jihoon harap melalui kemoterapi, Hana bisa terbebas dari penyakitnya.

Jihoon bangun dari duduknya setelah melihat Hana keluar dari ruang terapi. Hana tidak sendirian dia bersama ibunya. Kim Yuju.

Jihoon menghampiri Hana yang terlihat sangat pucat dan lemas.

"Hana!" Panggil Jihoon sambil tersenyum.

Hana membalas senyuman Jihoon.

"Hana, ini." Di sodorkannya bunga lily putih yang sejak tadi Jihoon pegang.

Hana menerimanya. "Makasih. Kamu selalu baik."

"Sama-sama. Cepet sembuh."

"Ibu mau ngurus administrasi dulu ya, Hoon. Tolong jagain Hana."

"Iya, Bu."

Sisalah Hana dan Jihoon.
"Jihoon. Emang penyakit aku bisa sembuh?"

"Pasti!" Kata Jihoon meyakinkam Hana.

"Kalau nggak sembuh?"

Jihoon menghela napas. Jangan sampai Hana putus asa. Hana harus tetap berjuang melawan penyakitnya.

"Aku yakin kamu sembuh." Jihoon mengelus puncak kepala Hana.

"Apa aku boleh ngajuin satu permintaan?"

"Boleh."

Hana mengambil tangan Jihoon lalu digenggamnya dengan erat.

Jihoon bisa merasakan tangan Hana yang dingin.

"Kalau aku udah nggak ada di dunia ini, kamu jangan pernah menyendiri. Aku pengen kamu cari pengganti, yang lebih baik dari aku." Kata Hana.

Jihoon mejamin matanya. Nggak kuat sama keadaan. Pengen nangis sekenceng-kencengnya di hadapan Hana.

"Aku nggak butuh pengganti. Aku cuma ingin kamu."

"Kamu udah janji nggak akan egois kan? Jadi, tepatin permintaan aku. Kamu harus cari pengganti yang lebih baik dalam waktu dekat. Aku nggak mau kamu merasa kehilangan."

Tes.

Bulir air mata menetes di tangan Jihoon, berbarengan dengan darah yang berasal dari hidung Hana.

Jihoon panik.

"Dokter! Dokter! Tolong dok!!"

Destiny || Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang