🎵July - Hope
.
.
.
Kenangan...
Apa kenangan itu misterius?
Ia menetap atau menghilang sesuai kemauannya. Pergi dan datang sesuka hati.
Kenangan indah bahkan mudah terlupakan begitu saja.
Aku mendengar suara tawa yang ringan dan damai. Suara yang terdengar sangat familiar itu memanggil namaku dengan bahagia.
"Hei, Hime!"
.
.
.
2 tahun kemudian...
17 Februari
Pagi ini lagi-lagi Hinata diingatkan kembali oleh ingatan yang sampai-sampai membuat jantungnya berdegup kencang.
"Hoamm,"
Cuaca diluar sana sangat cerah. Musim semi datang lebih cepat dari biasanya. Gadis berambut indigo itu bangkit dari mimpi indahnya.
Mata peraknya melihat keluar jendela dengan ceria. Senyumnya mengembang sempurna.
Kau hadir lagi...
Hatinya bernyanyi lembut. Sesaat ia menggigit bibirnya mengingat kembali wajah pemuda yang baru saja singgah didalam mimpinya.
Cklek.
Pintu terbuka setelah beberapa ketukan sopan berbunyi. Hinata tidak pernah mengunci kamar tidurnya. Kebiasaan buruk sejak kecil itu masih mendominasi kehidupan remajanya.
Tapi, beberapa bulan terakhir semenjak kematian kekasihnya, itu adalah cara terbaik untuk para pelayan wanita, Hiashi atau Hanabi untuk mengontrol kesehatannya dimalam hari. Takut-takut hal-hal yang menakutkan kembali kumat menyerang Hinata.
"Ohayou, Nee-sama.." Senyum sang adik mengembang menyapa Onee nya yang sudah bangun se pagi ini.
"Ohayou... Hanabi." Balas Hinata ikut tersenyum. "Kau tau? Pria tampan itu datang lagi kemimpiku." Hinata tersenyum riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Ice
Fanfiction"Dia... Tunanganku. Telah mengalami pertukaran hidup denganku." - Hinata. Hati yang sudah membeku takkan bisa menghangat semudah itu. Siapa yang duga jika hari indah itu akan berubah menjadi hari tragedi? Berkat teknologi dan kecerdasan ayah Naruto...