Kediaman Ootsutsuki
Toneri sejak tadi terbenam dalam lamunannya pada selembar kulit kering usang nan besar yang tampaknya baru ia buka kembali.
Kalimat pertama pada kulit usang tersebut adalah "5 klan besar".
~FLASHBACK~
Jiraiya membawa Naruto dan Toneri masuk kedalam ruangan besi yang besar. Seiring Naruto yang sering bertanya, Jiraiya jadi terus membuntuti Naruto. Menjelaskan apapun yang bocah pirang itu tanyakan.
Sementara itu, Toneri yang tampaknya tenang, ia hanya melihat-lihat benda-benda antik harta karun Senju dari tahunnya sampai tahun pertama kali klan Senju terbentuk.
Namun, sebuah gulungan usang yang berdiri di atas salah satu meja kayu jati, menarik perhatiannya.
"Jiraiya-sama," panggil Toneri menoleh pada Jiraiya yang tampaknya pria paruh baya itu tengah lelah berargument dengan pertanyaan dan pernyataan Naruto. "Gulungan apa itu?"
Naruto berbinar. "Apa itu gulungan rahasia tempat kau menyimpan harta karun!?" pekiknya. Jiraiya tertawa.
"Itu adalah gulungan nama-nama pemimpin klan 5 besar yang mengatur Jepang, setelah kekaisaran terakhir gugur." Jelas Jiraiya. "Bu-kan peta harta karun untuk membeli ramen." lanjutnya menoleh pada Naruto sementara jemarinya mengacak-acak rambut jabrik Naruto. "Sebenarnya gulungan itu sudah tidak penting lagi." imbuh Jiraiya berdiri tegak.
"Kenapa?" Toneri tampak penasaran.
"Sudah ada gulungan yang diperbarui. Tapi," Jiraiya mengambil gulungan tersebut dan membukanya diatas meja ditengah ruangan ini.
"Sementara gulungan lama ini belum diperbarui sejak kepemimpinan Uzumaki Fuso." lanjut Jiraiya.
"Ini adalah gulungan pertama, gulungan yang asli, yang dibuat langsung oleh Hashirama Senju saat membangun kembali negara ini."
"Aree? Ternyata klanmu termasuk 5 klan besar, Toneri!" Naruto sangat senang, ia memberikan cengiran lebarnya.
"Kau kemana saja, tuan muda?!" Jiraiya gemas. Bagaimana bisa Naruto yang sudah dicalonkan akan menjadi penerus ketua klan Uzumaki selanjutnya, baru mengetahui ini, sementara mengetahui silsilah 5 klan besar adalah pengetahuan dasar saat ini."
Toneri sendiri juga sebenarnya baru mengetahui hal tersebut, bocah berambut biru pucat itu tertawa malu.
"Gulungan ini belum diperbarui sejak kepemimpinan Fuso baa-san, ya.. Berarti sudah sekitar 5 tahun lalu?" Naruto mendongak menatap Jiraiya. Pria paruh baya itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Ice
Fanfiction"Dia... Tunanganku. Telah mengalami pertukaran hidup denganku." - Hinata. Hati yang sudah membeku takkan bisa menghangat semudah itu. Siapa yang duga jika hari indah itu akan berubah menjadi hari tragedi? Berkat teknologi dan kecerdasan ayah Naruto...