26. Memories

634 77 9
                                    

Naruto membuka pintu rumah sakit, tangannya menggandeng Hinata.

Sebelum melangkah keluar, Naruto menoleh memastikan Hinata sudah mengancing seluruh kancing jaket hangatnya, dan mengenakan sepatu hangat.

Hinata menyadari tatapan Naruto, ia mendongak dan memberikan cengiran manis, seolah mengatakan dia baik-baik saja. Dan tidak sabar melihat salju diluar sana.

Para pelayan Hyuuga sibuk memasukkan koper dan tas bekas pakaian Hinata ke dalam mobil.

Naruto tersenyum singkat, dan melepas syal merah dari lehernya lalu melilit longgar syal tersebut pada leher Hinata. Hinata tertawa, merasakan kekhawatiran Naruto begitu kuat. Dia sudah baik-baik saja dan ini adalah momen yang ia tunggu-tunggu setelah beberapa tahun tidak merasakan musim salju bersama dengan Naruto.

Matahari bersinar terang diatas, hujan salju sudah berakhir, menyisakan pepohonan yang tinggal ranting diselimuti salju putih dan hamparan danau dengan es yang membeku melapisi atasnya. Sangat berkilau dan indah. Belum jauh dari pintu rumah sakit, Hinata sudah melihat kesana kemari dengan semangat, membuat Naruto meringis memerhatikan kaki Hinata yang masih diperban.

Jika tidak berpikir, kekasihnya akan marah, Naruto mungkin akan segera menarik Hinata dan menggendongnya. Tetapi gadis itu terlihat sangat bahagia, melompat dengan sedikit pincang, tertawa lepas.

Seminggu lalu dia baru saja kembali dari Bali dan mobilnya tergelincir karena salju. Beruntung tidak merenggut korban jiwa, namun, gantinya kaki Hinata yang terjepit parah, sementara sopir terluka dibagian kepala.

Hingga hari ini Hinata dinyatakan sudah baik-baik saja dan boleh kembali, tidak ada yang berniat mengabari Neji di luar kota apalagi Shion yang tengah bersekolah di Australia.

Hiashi hanya tidak ingin berita buruk ini menyebar membuat Hyuuga melemah. Jauh dari wilayah ini, masih terdengar berita kekacauan yang sering terjadi antara aliansi dan anti aliansi.

Klan-klan kecil dijarah oleh klan-klan besar demi keuntungan pribadi.

Hyuuga sudah banyak menampung klan-klan kecil dibawahnya. Salah satunya Klan Hyuu yang kini namanya ia pinjam untuk Putri Sulungnya, setidaknya pertahanan pertama agar Hinata tidak terlacak oleh musuh mereka.

Nyaris dua belas tahun, Hyuuga berhasil menyembunyikan Hinata dari publik. Dengan gadis tanpa klan yang dibawa oleh Natsu masuk kedalam Hyuuga menjadi tameng Hinata, menggantikan Hinata pada setiap pertemuan besar antar klan dan beraliansi dengan Uzumaki.

Yang kini sedang memimpin.

Sementara Pemimpin mereka adalah tunangan Hinata. Hiashi seharusnya berlega diri. Namun, tidak cukup disitu, Hinata masih tetap dikirim keluar negeri setiap musim salju tiba, karena pada musim itu, pertemuan-pertemuan antar klan gabungan dilaksanakan.

Beresiko tinggi jika Hinata dikenali sebagai penerus Hyuuga dengan mata peraknya.

Hiashi merasakan kesedihan putrinya namun tidak bisa berbuat apa-apa.

Seolah mengenakan topeng, menjaga ekspresi dan tidak pernah bebas menyuarakan pendapatnya. Hinata pun harus menutupi mata dengan kontak lensa pasti membuatnya tumbuh menjadi gadis yang tidak percaya diri.

Hiashi mengenal putrinya, meski pemalu dan pendiam, dia tahu, bahwa Hinata mempunyai tekad yang besar sejak menganal Naruto.

Broken IceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang