JEPANG - Konoha,
Konoha Senior High School.
08 : 05 amSakura termenung membatu. Bola emerald nan indah dibalik kelopak matanya yg berkedip cepat itu perlahan kosong. Dibalik irisnya terputar jelas beberapa ingatan tentang pemuda berambut pirang yang baru saja melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang guru.
"Sakura-san... Sakura-san kikoeteru*?" Suara Hinata terus keluar melalui speaker gawai Sakura yang terabaikan. "Sakura-san?"
*Kau mendengarku?
Sakura tersentak. "Ah. Hi-Hinata.. ha-i?" Gadis ini tersenyum getir dan pikirannya tidak fokus.
"Kau.. sedang berbicara dengan seseorang disana?" Hinata bertanya. Suaranya lebih tenang. "Mengapa kau terdiam?"
"i-iiee... Aku hanya teringat dengan seseorang." Elaknya dengan tajam lalu mengganti topik. "Jadi... kau dimana? Aku menunggu mu dan berita bagusnya."
"Aku baru saja melewati gerbang yang tertutup."
"Apa !? Kau memanjatnya lagi?"
"Hehe."
***
"Kemari." Suara berat khasnya mengisi ruangan ber-AC itu.
Naruto melangkah mendekati meja kantor dengan papan bertuliskan Wakil Kepala Sekolah.
Netra hitam yang tengah mengamati tertarik fokus pada wajah Naruto. "Aku Hatake Kakashi. Disini kau memanggilku Kakashi sensei. Tidak yang lain. Saat berada di lingkungan ini sepenuhnya perintah untukmu dibawah kendaliku. Aku yang bertugas mengajarimu banyak hal tentang sekolah sebelum akhirnya kau ku'lepas'."
Kakashi berdiri dari kursi dan berjalan mendekati Naruto yang tampak kaku.
Tap.
Telapak tangannya mendarat dibahu Naruto. "Cobalah untuk bernapas lebih ringan, turunkan sedikit bahumu. Berkediplah secara berkala. Perhatikan sekitarmu dengan tenang. Ingat kata-kataku.. Kau manusia, jangan tegang begitu," ujarnya berusaha mencairkan suasana. Kakashi membuka tirai jendela besar ruangannya.
Cahaya mentari dalam sekejap memasuki ruangan terang karena cahaya lampu ini.Kakashi berbalik. Seperti dugaannya, Naruto bergeming disana. Membatu menatap jendela dengan polos tanpa ekspresi.
'Apa Minato-Sensei serius dengan ini...' batin Kakashi ragu.
***
"Fuah! Aku selamat..." Hinata tertawa lega menyambut lengan Sakura yang empunya tampak khawatir.
"Kau perempuan. Tidak boleh seperti itu! Bagaimana jika nanti terjatuh? Terluka dan--"
"*Heiki da yo~" sela Hinata tersenyum. Gadis berambut kelam sepinggul itu berjalan santai menuju koridor kelasnya.
*Aku baik-baik saja~
Sakura menghela napas. Sifat mereka seakan tertukar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Ice
Fanfiction"Dia... Tunanganku. Telah mengalami pertukaran hidup denganku." - Hinata. Hati yang sudah membeku takkan bisa menghangat semudah itu. Siapa yang duga jika hari indah itu akan berubah menjadi hari tragedi? Berkat teknologi dan kecerdasan ayah Naruto...