Suasana di dalam mobil mendadak hening. Baik ibu dan ayah mereka berdua sama-sama terdiam. Sedangkan aku yang duduk di belakang cuma bisa diam sembari menggigit bibir supaya tidak menangis.
Sumpah, aku bisa melihat bagaimana raut wajah ayah yang mengeras. Jari jemari ayah juga terlihat sangat erat memegang stir kemudi. Padahal saat ini mobil kami sedang parkir di halaman stasiun.
Sedangkan ibu...
Ibu terlihat pucat dan tak sehat. Namun ia masih kekeh untuk pergi sendirian dan meninggalkan kami. Mungkin itulah yang membuat ayah kesal.
Karena yang aku tahu adalah ayah sangat mencemaskan dan begitu menjaga ibu...
"Kau yakin tidak ingin ku temani?"
Ibu menggeleng sebagai pertanda jawaban tidak. Lalu ibu beringsut memeluk ayah, dan membisikkan kata-kata yang tidak bisa ku dengar. Namun ajaibnya, setelah mendengar itu wajah mengeras ayah menjadi lunak.
Dan tanpa melihat kanan kiri, depan belakang, padahal ada aku yang duduk di belakang, ayah menarik ibu lagi kepelukannya. Kemudian mencium bibir ibu lama sekali...
Aku jadi tutup mata, ya meski pun ada dua jari yang ku buka sih...
"Kau yakin akan meninggalkan ku dan Sehun dengan cara begini?" tanya ayah lagi, tapi bedanya nada suara ayah terdengar seperti sedang merajuk manja.
"Jangan seperti anak kecil. Kau tidak malu pada Sehun yang sedari tadi mengintip kita" celetuk ibu.
"Tehun tidak mengintip!" salak ku lalu mengerucutkan bibir. Sebuah gesture yang ku tiru dari ibu.
Ibu malah tertawa dan beringsut ke belakang, membawa ku ke dalam pelukannya. Kemudian kepala ku dielusnya dengan penuh kasih.
"Hoam" tak sadar aku jadi mengantuk.
"Sehunie harus nurut sama appa. Umma hanya pergi sebentar. Jangan tidur malam apalagi ikut-ikutan appa mu bermain game sampai larut. Kerjakan PR dan...."
"Ummma" / "Ming"
Kami berdua (aku dan ayah) memotong ucapan ibu barusan.
"Arraseo. Umma sudah terlambat, baik-baiklah di rumah hm"
Ibu lalu keluar dari dalam mobil dan disusul oleh ayah. Sedangkan aku masih duduk di dalam namun kepala ku melongok keluar lewat kaca jendela yang terbuka.
Dari sini aku melihat lagi interaksi lovey dovey orang tua ku yang belum selesai. Atau tidak pernah selesai.
"Jika sudah sampai kabari aku, jika merasa pusing dan tak enak badan kabari aku juga. Aku juga sudah menyuruh bodyguard ayah untuk mengawasi mu kalau-kalau terjadi apa-apa, mereka..."
"langsung menghubungiku"
Aku terkikik melihat raut ibu yang kesal dan juga raut kecemasan ayah yang sangat berlebihan. Kata ibu ia akan pergi semalam untuk bertemu dengan nenek.
Hmm, tapi aku belum tahu nenek yang mana yang akan ditemui ibu. Secara aku punya dua nenek. Kim dan Cho halmonie. Tapi kata ibu ada satu nenek lagi???
"Molla" aku menggendikkan bahu ku.
"Yasudah busnya mau berangkat. Aku pergi dulu ya Sehun appa"
Eh, mulai lagi drama lebay yang di dramatisasi oleh ayah ku. Setelah melihat ibu masuk bus menuju Busan.
"Hufft! kenapa ayah tidak kejar taja (saja) bus nya. Biar teperti (seperti) yang di drama" celetuk ku.
Tapi sebelumnya maaf karena dialogue ku tidak mengenakkan untuk di baca. Sebenranya aku malu sudah sebesar ini, masih cadel dengan huruf th (sss). Padahal sekarang aku sudah mau kelas empat SD lho.
Oh iya sampai lupa menyapa kalian, Hi readersnim, salam kenal nama ku Cho Sehun, dan apa kabar? masih ingat dengan cerita cinta orang tua ku.
Kata kakek Kim, aku ada karena kebodohan dan kenakalan ayah. Makanya kakek Kim sangat kesal sama ayah. Tapi itu cuma sama ayah saja, sama aku tidak. Kakek sangat sayang padaku.
Tapi apa kalian tahu kebodohan dan kenakalan macam apa yang ayah perbuat?
Lalu apa hubungannya dengan ku?
Apa kalian tahu?
"MING!!!!"
Mata ku seketika terbelalak ketika melihat langkah panjang ayah ku melesat mengikuti saran ku, mengejar bus yang di tumpangi ibu...
Aku menepuk jidat, mungkin kini ibu pun juga begitu. Dan beringsut ke dalam mobil berpura-pura tidak kenal ayah.
"Hufft! ayah bodoh sekali"
.
.
.Di perjalanan pulang kami, ayah masih murung. Ia menyetir mobilnya dengan muka yang di tekuk. Aku bahkan bisa melihat mata ayah yang sembab.
"Appa ini" aku pun menyodorkan tissue padanya, "Seka dulu ingus dan air mata appa, baru menyetir dengan benar"
"Sehunnie tidak tahu betapa cemasnya appa membiarkan umma mu sendirian. Apalagi sekarang kondisi umma mu sedang tidak baik"
"Thehunnie tahu appa. Tapi umma itu lebih kuat dari appa. Jadi jangan bertikap (bersikap) kekanakan begitu dan fokutlah menyetir. Thehunnie lapar, ingin makan jjajangmyeun yang di jual di kedai tebrang ( seberang ) apartement"
Kalian tahu, tidak ada ibu di rumah berarti adalah pesta. Aku dan ayah bisa makan apa saja, dari minuman soda, makanan pesan antar, sampai cake atau es krim dengan porsi super.
"Sehunnie"
Mendadak ayah memanggil ku dengan suaranya yang berat.
"Kita pesan pizza, cola, es krim, permen coklat, bulgogie.... haruskah kita pesta???"
Dan kami pun bersorak bersama. Tapi serius, kami berdua benar-benar khawatir pada ibu. Kenapa juga ibu melarang ku dan ayah untuk memaninya yah? Dan Eunhyuk halmonie itu siapa?
Kalian tahu?
.
.
.
sign
hyejinpark
20170629.21:49
.
.
."Ini sudah lama sekali semenjak aku melihat umma. Aku rindu sekali padanya. Dan hari ini umma keluar dari penjara. Ku harap Kyuhyun ssi bisa mengerti perasaan ku..."
.
see ya ^^ in part B
Sorry for typo.xoxo♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Autumn Wish
FanfictionKyuhyun seorang anak nakal sebenarnya semua kenakalannya hanya sebuah pelampiasan dari rasa manja dan kesepian. Lee Sungmin gadis periang yang menjalani hidup dengan penuh sabar dan ketabahan. Mereka bertemu tanpa sengaja dan terikat tali pernika...