Chapter 2

2.6K 185 14
                                    

“Sudah bangun rupanya”

“Hei dengarkan aku baik-baik gadis bodoh, pergilah dari rumahku sekarang juga. Pergi secepat mungkin tanpa ketahuan!”

“Aku muak melihatmu berlama-lama di rumahku, ini! ambilah anggap saja sebagai ganti rugi!”

Ucap Kyuhyun arrogant melemparkan amplop berisi beberapa lembar ratusan ribu won lalu pergi begitu saja meninggalkan Sungmin yang bahkan masih lemah itu di kamar.

“Dan kau ajhuma, jangan sampai omma tahu aku yang melakukan ini. Tutup mulutmu jika kau masih ingin bekerja disini” ancam Kyuhyun lagi pada seorang maid yang ditugaskan menemani Sungmin hingga ia siuman.

Hanya diam dan menatap iba kearah Sungmin yang masih diam ketakutan dan menunduk…

.

.

.

 _Kyumin fanfiction_Autumn Wish_

.

.

.

Sungmin berjalan dengan lesu , fikirannya melayang entahlah kemarin ia sudah melewati hari yang sangat buruk dalam hidupnya. Ia terus berjalan dan berjalan tanpa arah yang jelas. Sejak ia siuman tadi ia tidak mendapati siapa-siapa di kamar besar itu, ia hanya melihat tangannya yang terpasang jarum infuse lalu di lepaskannya dengan paksa.

Sungguh ia sangat takut sekarang mengingat perlakuan yang telah ia dapat di rumah itu. Sepenuhnya ia tidak dapat mengingat dengan jelas. Kemudian kata-kata pemuda itu terngiang di kepalanya.

Seorang pemuda yang ia lihat saat ia membuka matanya pagi dan siang ini. Pemuda yang sudah mengambil hal paling berharga miliknya.

Sungmin mendesah lagi, ingin rasanya menangis tapi air matanya bahkan sudah sangat kering sekarang. Luka memar bahkan masih nyeri belum lagi lecet akibat tamparan dan cakaran yang ia dapat dari pemuda itu.

“Ishh” Sungmin mendesis saat ia mendudukkan dirinya di pinggir jalan. Manik rubahnya menatap kosong jalanan sepi itu.

Menenggelamkan kepalanya ke lutut dan memulai ritual menangisnya kembali, meskipun kelopak matanya tersa ampat epdih dan kering sekarang akibat terlalu banyak menangis.

Andai saja ayahnya masih ada bersamanya pasti ia dan ibunya tidak perlu pergi ke Seoul demi menyambung hidup. Mereka bertiga pasti sekarang akan hidup tenang dan damai di mokpo. Tidak masalah bagi Sungmin jika ia harus membantu ayahnya di tambak ikan atau berjualan kimbab di pasar, yang terpenting adalah mereka dapat bersama.

“Appa” panggil Sungmin menatap langit yang panas terik.

“hoi,hoi,hoi, siapa ini ?” ucap seorang wanita dengan make up tebal dan bibir merah menyala mengganggu kesedihan Sungmin. Itu bibi Go, seorang rentenir dan pemilik bar dan rumah border kelas teri di wilayah tempat tinggalnya. Wanita yang sudah berumur itu tampak mengunyah permen karet dan mengipas-ngipas dirinya yang kepanasan.

“Hoi, kau puterinya Eunhyuk kan! kemana ibumu, ini sudah lewat dari batas yang ditentukan untuk bayar hutang!” ucapnya cempreng dan ketus. Sungmin merasa pening seketika saat tangan bibi Gong mencengkram wajahnya, dan ia hanya bisa diam dan pasrah, sungguh Sungmin terlalu lelah sekarang.

“Kalau dilihat-lihat kau cantik juga ya, mau bekerja denganku? hitung-hitung membayar hutang ibumu yang sekarang berjumlah lima ratus ribu won”

Sungmin mendelik, mengucap nominal uang itu dengan terbata-bata, “ajhumma bukankah hutang ommaku hanya tinggal lima belas ribu saja” cicit Sungmin,

Autumn WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang