Homesick (part B)- Ikut Ayah

1.1K 132 58
                                    

"Aigoo siapa yang datang ini" pekik paman Siwon antusias ketika melihat ku datang di tuntun ayah. Sekedar informasi, paman Siwon itu bosnya ayah.

Ayah ku bekerja di perusahaan game milik paman Siwon. Dan dia amatlah kaya. Karena kaya, paman sering membelikan kado ulang tahun yang mahal untuk ku. Ia juga sangat royal, seperti memberikan ku ice cream atau pun buble tea kalau aku ikut ayah ke kantor.

Tidak seperti ayah yang pelitnya minta ampun, contohnya ketika Sehun ingin dibelikan buble tea. Pasti alasan ayah sama "Sehunie kan punya amandel, jadi tidak boleh minum es banyak-banyak"

Iss, astaga ayah!!!! Aku kan bisa minum buble tea tanpa dikasih es.
Padahal ayah selalu bisa minum dua sampai tiga porsi buble tea.

Ayah pelitnya bukan di soal jajan saja, sama psp nya juga ayah pelit. Sehun pinjam tapi tak diberikan.

Belum lagi kalau Sehun ingin pinjam pspnya, ada saja alasannya. Yang baterainya habis lah, yang nanti rusak lah, atau yang paling jadi andalan ayah adalah "anak kecil jangan terlalu lama main game, nanti matanya rusak"

Uuhhh Sehun kesal sama ayah.

Ayah itu sudah tua tapi kerjaanya masih bermain game.Pernah ibu marah kepada ayah. Karena ayah bermain game sampai larut malam. Padahal besoknya ayah harus kerja pagi.

Sudah ah nanti keterusan mengumbar aib ayah yang lainnya. Nanti aku berdosa mengumbar kejelekkan ayah di depan kakak-kakak sekalian hehehe...

"Sehunie coba lihat paman Siwon punya apa untuk mu" kata paman Siwon sembari menujukkan bungkusan padaku.

"Hyung jangan memberikannya buble tea lagi, nanti amandelnya kumat" yang lantas langsung di sergah ayah.

"Bukan kok ini kaset game terbaru" kata paman Siwon.

"WTF HYUNG! itu kan game keluaran terbaru kita, aku saja yang  buat belum memainkannya ulang!!!!!"  kali ini ayah malah berteriak histeris.

"Uwahhh Gomawo paman Siwon"  begitu mengambilnya dari paman, aku langsung berlari pergi ke ruangan ayah. Sementara ayah dan bos nya itu sedang berdebat.

"Astaga Sehunie bisakan jalannya pelan-pelan saja!"pekik ayah lalu menyusul ku.

.
.
.

Sementara itu di tempat lain, ibu masih berdiri di depan sebuah tembok yang menjulang tinggi. Ditangannya tampak sebuah bungkusan plastik berwarna hitam.

Ibu tampak pucat namun senyum di wajahnya tak pernah sirna. Sepertinya hari ini ibu sangat bahagia.

Kira-kira itu lah laporan yang ku dengar dari paman Taek Gu, itu loh bodyguard yang di suruh ayah untuk mengawasi ibu.

Sssst sebenarnya ibu tidak tahu kalau setiap ia akan pergi, ayah dan kakek Kim selalu menyertakan pengawal untuk menjaga ibu diam-diam.

Apalagi jika ibu perginya sendiri. Sehun pernah dengar dari kakek Kim, kalau mereka tidak ingin ibu hilang lagi. Makanya ibu sampai di jaga ketat begitu.

Padahal kan sudah ada Sehun yang sudah pasti akan selalu menemani dan menjaga ibu. Benar kan....

"Ne, arraseo. Ikuti terus dan pantau. Laporkan terus padaku"

"Sehunnie, ayah mau ke rapat sebentar ya, jangan bermain game terlalu lama dan pergi bermain terlalu jauh arrachi"

"Hm...." jawab ku seadanya karena terlalu fokus bermain.

Ku merasakan ayah mengusap kepala ku, sementara konsentrasi ku masih di medan pertempuran. Uwah, ayah memang keren!!! karena bisa membuat game seperti ini.

"Appa!"

Langkah kaki ayah terhenti saat aku memanggilnya. "Ada apa?" tanyanya bingung.

Aku lalu tersenyum dan memberikan dua jempol untuk ayah, "Appa Jjang!!"

.
.
.

Sementara itu tampak Sungmin menahan tangis rindunya saat melihat Eunhyuk untuk pertama kalinya setelah sekian tahun.

Tidak banyak yang berubah dari wanita paruh baya itu, ia masih tetap cantik bahkan terlihat lebih cantik di mata Sungmin.

"Umma"

"Aku rindu umma" pecah sudah tangisnya saat langkah kakinya, membawa Eunhyuk ke dalam pelukannya.

"Sepertinya kau makan dengan baik" ujar Eunhyuk menyusuri wajah putri angkatnya itu. "Tampaknya mereka mengurusmu dengan baik, tidak seperti aku yang..."

"Ani, umma ini bicara apa! ini makan tahunya dulu" sela Sungmin dan memberikan bungkusan berisi tahu putih itu kepadanya.

"Umma, setelah ini mau kan pulang bersama ku"

.
.
.

"Appa, appa yang ini juga ya..."

Uwah, Sehun senang sekali, hari ini appa membelikan semua yang Sehun mau. Lihat keranjang ini, sudah penuh dengan berbagai macam coklat dan....

"Eh, lho kok di kembalikan sih appa!" Aku protes saat ayah mengembalikan sebagian belanjaan ku.

"Memangnya Sehun mu buka toko permen dan coklat apa?" tanya ayah, lantas aku pun menggeleng. "Nah makanya ambil seperlunya saja, jangan berlebihan. Lagi pula apa Sehun kuat menghabiskan semua jajanan tadi?" tanya ayah lagi.

"Tidak" jawab ku lagi.

Melihat ku yang menggeleng lagi membuat ayah gemas dan mengangkat diri ku yang sudah kelas empat SD ini ke dalam troli.

"Appa, Sehun kan sudah besar tidak mau lagi naik kesini!!!!" seru ku padanya.

"Masa sih? Kalau Sehun sudah besar tapi kok masih suka ngompol?"

"Isss, appa jangan keras-keras bicaranya Sehun kan malu sama nunna nunna yang di situ" tunjukku pada kakak-kakak cantik penjaga stand daging.

"Sehunie, ayo kita beli daging buat umma" kata appa.

"Lho, bukannya nanti malam umma tidak pulang ya appa?"

"Memang, tapi kita akan menyusul umma"

"Ke Busan?" Tanya ku pada ayah yang sedang memilih daging.

"Ne, disana kita juga akan bertemu nenek"

"Nenek?"

"Cho dan Kim halmonie ke Busan?" tanya ku pada ayah yang kini sudah selesai memilih daging.

"Bukan, tapi Lee halmonie"

"Huh?"

Oh, Tuhan !!!! Sehun jadi bingung ada memangnya Sehun punya berapa nenek?


.
.
.
Next...
→Train to Busan

See ya in final sequel ^^
.
sign
hyejinpark©
27092017.11:30
.

Autumn WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang