"Datanglah iblis dari dunia kegelapan. Aku, Park Jimin, memanggilmu!"
BUM!!!
Sesosok pria muda, terlihat seperti berusia 20 tahunan muncul dari dalam lingkaran sihir yang digambar pada lantai dengan sebuah kapur. Pria itu melayang perlahan di angkasa dan bertahan di sana hingga sosok anak kecil di hadapannya itu harus mendongak untuk bisa melihat jelas dirinya.
Pria itu berbadan kurus, dengan rambut hitam, dan pipi yang berisi. Kulitnya berwarna putih pucat. Pandangan matanya yang kecil mengarah pada anak laki-laki di bawahnya dengan penuh keangkuhan. Namun ekspresi datarnya berubah sepersekian detik kemudian setelah mencoba menganalisis keadaan yang terjadi.
"Apakah kau yang memanggilku? Ini serius?" tanya pria itu dibarengi dengan kerutan di dahinya. Ia menengok ke kanan-kiri, mencari sosok lain yang mungkin saja pemanggil yang sebenarnya, tetapi tidak ada siapapun di sana selain anak itu. Ruangan tempat ia dipanggil sendiri adalah sebuah loteng dengan atap rendah dan sebuah jendela kaca besar di langit-langitnya. Ia merendahkan terbangnya karena tak mau kepalanya terpentok langit-langit. Di sekitarnya nampak beberapa barang usang modern yang tak lagi terpakai seperti elektronik rusak, almari usang, dan beberapa mainan yang sudah tak berfungsi. Di belakang anak itu terlihat sebuah pintu kecil yang mengarah ke dunia luar. Entah berada di mana mereka. Karena sedikit penasaran, pria itu iseng menilik ke luar jendela, mendapati burung camar yang terbang agak tinggi dari tempatnya berada itu. Nampaknya tempat itu memang loteng, tetapi bukan rumah yang cukup tinggi.
Setelah puas mengamati setting tempatnya dipanggil, pandangan pria tersebut kembali pada sosok anak laki-laki yang sedari tadi tak melepaskan pandangan darinya. anak itu berambut warna pink candy dengan model batok kelapa. Kedua tangannya yang mungil menempel erat pada garis lingkaran sihir yang digambarnya pada lantai batu. Ekspresi mukanya yang imut tampak kebingungan, tetapi justru terlihat sangat manis dan tanpa dosa.
Pria itu memutuskan untuk tetap melayang di udara dan melambai-lambaikan jubahnya dengan sengaja seolah itu menambah wibawa pada dirinya. Namun tampaknya, di hadapan anak kecil hal itu sia-sia. Dia malah terlihat seperti penjahat pada serial pahlawan di TV. Anak itu sendiri hanya memiringkan kepalanya sesekali seakan-akan ia baru saja menemui objek yang cukup aneh.
"Benar, aku yang memanggilmu, tapi sepertinya aku salah." jawab anak kecil itu dengan muka bulat yang menggemaskan.
Salah? Mengapa kehadirannya dianggap seperti suatu kesalahan? Pria itu mencoba berpikir positif dulu. Ia mengamati anak itu kembali dari ujung kepala ke ujung kaki. Anak mungil itu tampaknya berpotensi jadi tampan di masa depan. Auranya juga baik dan dalam kategori tipe cerdas pemberani.
"Sepertinya dia lezat." gumam pria itu lirih. Akhirnya ia memutuskan untuk turun dan menapakkan kakinya di tanah karena merasa tertarik dengan pemanggil kecilnya itu. Pemilik rambut hitam itu merendahkan badannya, mencoba untuk jongkok agar jarak di antara keduanya berkurang. Ditataplah lekat-lekat anak laki-laki bermata biru cemerlang itu. Pandangan lurus dan jujur anak itu membuat sang pria muda itu semakin tertarik. "Kau bilang tadi namamu Park Jimin?"
Anak kecil itu mengangguk.
"Berapa umurmu?" lanjutnya.
"Tujuh tahun." jawabnya jujur. Anak itu terdiam kembali untuk beberapa saat, kemudian melanjutkan. "Anu, sebenarnya aku ingin panggil iblis hewan yang lucu untuk peliharaan. Aku malah salah memanggilmu. Bisakah kau kembali dan bertukar dengan iblis hewan yang lucu?"
Pria itu melongo. Sudah susah-susah dipanggil dari dunia lain, anak ini malah mengusirnya seperti seekor serangga. Hal ini mengingatkannya pada masa lalu suram dimana seorang iblis wanita pujaannya dengan mentah-mentah menolaknya karena memilih kakaknya. Pada kenyataannya, ditolak anak-anak terasa lebih menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chimchim's Little Spell [MinYoon] - COMPLETE
FanfictionPark Jimin, anak kecil polos berusia 7 tahun, hanya berniat memanggil seekor iblis hewan yang lucu untuk peliharaan. Namun siapa sangka yang terpanggil justru salah seorang pangeran iblis yang sombong, pemalas, dan suka mementingkan dirinya sendiri...