Chapter 11

2.1K 329 39
                                    

WARNING!

Chapter ini mengandung adegan eksplisit dewasa BL. Untuk yang merasa terganggu atau tidak nyaman dengan konten tersebut, author sarankan untuk tidak membacanya. Here you go! 

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hanya dalam waktu beberapa detik, Suga dan Jimin telah kembali ke kastil milik sang pangeran dengan teleportasi super cepat. Sesaat setelah menginjak lantai marmer di kamar tidur Suga, Jimin lantas menyeret pria yang lebih tua, menjatuhkannya ke ranjang dengan sekali banting. Suga nampak terkejut dengan aksi pemuda itu, memperhatikannya dari bawah kungkungannya.

"Apa yang kau―mmph." 

Ucapan Suga terpotong saat Jimin tiba-tiba memagutnya kasar, memaksanya membuka mulut dan mengeksplor kedalaman Suga yang hangat. 

"Mmmph―" 

Suga tak bisa mengatakan apapun. Hanya desahan yang keluar dari mulutnya. Ia pun berusaha menggerakkan tangannya ke dada partnernya, berusaha mendorongnya menjauh, tetapi Jimin mencengkram pergelangan tangannya, menariknya ke samping kepalanya, dan menahannya erat. 

Sang pria iblis tak lagi mengerti apa yang harus dilakukannya. Secara rasional tentu saja hal ini tidak benar. Rasanya baru kemarin Jimin adalah seorang anak laki-laki mungil berusia tujuh tahun, tahu-tahu saja kini figurnya sudah jauh lebih dewasa. Badan mungilnya yang berotot, pipi mochi dengan rahang tegas, surai lembut tebal warna pink catton candy, dan aura seksi yang menguar kapan saja, Jimin jelas makin dewasa hari demi hari. Namun di matanya, pemuda ini tetaplah anak-anak, bahkan sudah dianggapnya seperti anak sendiri.

Jimin memperdalam ciuman mereka dengan memainkan lidah Suga, mengajak sang pangeran untuk beradu dominasi satu sama lain. Merasa tertantang, Suga mengikuti permainan Jimin. Sebelah tangannya yang bebas naik ke leher pemuda itu, menariknya kian mendekat seraya mengusap gemas pada helaian rambut pink sang partner. Ia menerima undangan sang partner untuk bermain lidah, menikmati ciuman intens itu.

Darimana Jimin mempelajari teknik ciuman seperti ini? Suga tak pernah memergokinya menonton film porno. Ia sendiri juga tidak pernah mengajarinya. Dulu Suga memang pernah memberitahunya cara bermasturbasi setelah anak itu mengalami mimpi basahnya yang pertama, tetapi setelah itu Jimin melakukannya sendiri secara diam-diam hingga Suga hampir tak pernah melihatnya sama sekali. Tentu saja perkembangan signifikan seperti ini sungguh di luar dugaannya. Apakah anak itu diam-diam sudah punya pacar di luar? 

Saat Jimin menarik bibirnya, meninggalkan jejak saliva yang panjang, Suga meraup udara bebas sebanyak mungkin, berusaha memenuhi paru-parunya yang terasa kosong akan pasokan oksigen. Saat Jimin berniat melanjutkan, dengan cepat Suga menahan bibir pemuda itu dengan sebelah tangannya yang bebas. 

"Hei bocah, darimana kau mempelajari ciuman seperti ini?" tanya Suga penasaran. 

Jimin memaksa mendekat, kini beralih pada telinga kiri Suga, membisik lirih. 

"Bukankah dirimu yang mengajariku segalanya, Hyung?" 

Suga ingin memprotes, tetapi bibir pemuda itu bergerak cepat untuk mengecup cupingnya, menggigit daun telinganya hingga menimbulkan rasa nyeri bagi sang iblis. 

"Aaah―" 

Bibir pemuda itu beralih pada leher, rahang, pipi, kembali ke leher, menggigit dan menghisap di sana sini, meninggalkan tanda yang nyata―hal yang tak pernah bisa dilakukan Jimin sebelumnya. Namun kini keadaannya begitu lain karena Suga telah sepenuhnya dalam keadaan sadar dan menjadi dirinya sendiri. Ia tak perlu lagi secara diam-diam menggagahi partnernya dan memberikan kebohongan berulang. Jimin merasa tidak pernah sebahagia ini. 

Chimchim's Little Spell [MinYoon] - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang