Suga tak bisa memahami mengapa pemakaman di dunia manusia adalah suatu hal yang begitu menyedihkan. Di dunia iblis, pemakaman jarang terjadi karena iblis yang meninggal hampir tak pernah dijumpai sekali dalam sebulan, apalagi keluarga kerajaan yang mungkin mengadakan pemakaman beberapa puluh tahun sekali. Sekalinya diadakan, daripada acara berkabung dengan banyak derai air mata, acara itu lebih mirip seperti upacara kenegaraan. Suga tak begitu mengerti tata cara pemakaman iblis kelas rendah, karena ia hanya mengerti teknis yang terjadi di istana saja.
Sehari setelah pemakaman nenek Taehyung, Jimin menghubungi seseorang yang tak Suga tahu, mencoba mendapatkan persetujuannya untuk membuat sahabat baiknya itu tinggal di rumahnya. Akan sangat sulit bagi seorang anak kecil di bawah umur untuk tinggal sendiri tanpa pengawasan. Tidak seperti dirinya yang selalu mandiri sejak masih berusia 5 tahun, Taehyung adalah anak manja yang tidak pernah lepas dari asuhan neneknya sampai saat sang nenek masuk rumah sakit dan opname beberapa minggu lalu. Siapa sangka nenek itu justru tak pernah lagi kembali untuk menemui cucu kesayangannya?
Selama dua hari, Taehyung hampir tak berhenti menangis. Manakala ada hal-hal yang membuatnya teringat akan sang nenek, ia sontak menangis dimanapun dan kapanpun. Pada saat itu, Jimin akan selalu berada di sampingnya, terkadang ikut menangis dengannya, atau hanya menjadi sandaran bagi sahabatnya itu. Kookie tak ada bedanya, kelinci mungil itu mengikuti Taehyung kemana pun ia pergi, menempel padanya seperti perangko. Suasana menyedihkan itu terjadi di berbagai sudut ruangan, membuat rumah keluarga Park bahkan terasa lebih kelam dari kuburan.
Sejujurnya, Suga sudah tak tahan dengan keadaan berkabung yang sedikit berlebihan ini. Mungkin manusia memang kelewat melankolis atau bagaimana. Jimin sampai membiarkannya kelaparan demi berada di sisi Taehyung. Walaupun makanan buatan anak itu tak pernah beres, setidaknya Suga tak harus kelaparan begini. Selama dua hari itu, ia hanya melahap makanan kaleng atau membuat ramen cup. Saking tidak teganya, ia kadang juga membuatkan sesuatu untuk dua anak yang masih berkabung itu. Adiknya, Hobi masih tidak kunjung pulang ke dunia iblis. Ia malah menghuni salah satu kamar di lantai dua yang diubahnya menjadi seperti kamarnya di istana.
"Bisakah kita hentikan hari-hari sedih ini?" Suga mengeluh, selagi duduk di sofa dengan dagu yang tersandar pada kedua tangannya. Kedua anak yang kini sedang menunduk sedih, hanya terdiam sedari sore di sofa tanpa melakukan apapun.
"Paman, kau sungguh tak sensitif. Lihat Paman Hobi, dia bahkan berakting lebih baik darimu." desis Jimin tajam. Ia melirik pada Hobi yang kini tengah mengganti bunga pada vas di meja makan. Wajahnya terlihat sendu. Saat namanya disebut, ia menoleh.
"Benar Hyung, kau sungguh tak sensitif. Kasihan anak-anak manis ini. Hiks, pasti menyedihkan sekali kehilangan orang tersayang." Ia mengernyitkan dahinya, mengeluarkan tetes mata entah dari mana, membasahi pelupuk matanya, dan bergaya seolah terisak. Tentu saja Jimin dan Taehyung mengacuhkan iblis aneh itu. Suga yang melihat kelakuannya hanya menatap jijik padanya.
Malam itu, Jimin akhirnya memutuskan untuk memasak. Taehyung yang mulai bisa mengontrol perasaannya membantunya di dapur, diikuti oleh Kookie yang menempel di punggungnya. Hal ini tentu membuat Suga senang. Karena dikatai tidak sensitif berkali-kali, Suga menahan diri untuk tidak memaksa Jimin memasakkan makanan untuknya. Walaupun kecil, ia masih punya hati nurani. Hanya saja dirinya tetap merasa aneh dengan perbedaan kultur antara dunianya dengan dunia ini.
Nasi kare buatan kedua anak itu sungguh enak. Hobi tidak makan apapun karena menurutnya makan produk manusia di atas jam 6 sore bisa membuatnya gemuk. Ia memilih kelayapan tiap malam, mencari jalang entah dimana untuk dimakannya. Bagi Suga yang tak suka udara luar penuh polusi, memilih bertahan di rumah dan makan produk beracun Jimin adalah opsi yang lebih baik. Sesekali jika anak itu terlihat sehat bugar, Suga akan mencuri energi hidupnya barang sedikit untuk mengembalikan energi sihirnya sendiri. Tentu saja itu tak cukup sama sekali. Untuk benar-benar kenyang puas, ia butuh kembali ke dunia iblis dan makan dengan baik atau melahap energi kehidupan manusia muda sepenuhnya sampai mereka mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chimchim's Little Spell [MinYoon] - COMPLETE
FanfictionPark Jimin, anak kecil polos berusia 7 tahun, hanya berniat memanggil seekor iblis hewan yang lucu untuk peliharaan. Namun siapa sangka yang terpanggil justru salah seorang pangeran iblis yang sombong, pemalas, dan suka mementingkan dirinya sendiri...