Sudah seminggu lamanya Suga hidup dalam kekangan batin yang menyiksa. Betapa tidak? Anak kecil, berambut pink, bermuka unyu, dengan senyum malaikat tak berhenti membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Ia bermaksud menggunakan kekuatan kontraknya untuk mengekang anak itu, membuatnya patuh dan menurut. Namun pada kenyataannya, anak itu begitu cerdas untuk mengerjainya balik diam-diam saat dirinya bertingkah. Bagaimana Suga bisa menuduhnya melanggar kontrak, kalau apapun yang dilakukannya masih dalam batas keabsahan kontrak mereka?
Suga menghela napas dengan berat. Ia tengah tiduran di sofa dengan setumpuk buku tutorial yang belum lama ini sampai, paket fast delivery dari adiknya Rapmon. Fast Delivery katanya? Sepertinya Suga harus menuntut ekspedisi pengiriman paket tersebut karena sudah terlambat beberapa hari. Namun karena pihak kurir tak lebih menyebalkan dari partner kecilnya, ia meredam kekesalannya dan menyuruh pria rendahan yang menyedihkan itu untuk segera pulang ke dunia iblis.
Jimin menyeruak masuk ke ruang keluarga, setelah menimbulkan suara yang cukup keras pada pintu depan. Ia berseru 'aku pulang', tetapi Suga mengabaikannya dengan dingin.
"Kupikir Paman pergi entah kemana." Anak itu melempar tas sekolahnya ke lantai, menaiki sofa di sebrang Suga dan mulai berpose tidur.
"Aku sedang sibuk belajar, jangan ganggu aku." balas Suga dingin.
"Hm. Kupikir Paman sudah lulus kuliah sejak lama." Jimin mengangguk.
"Kau mengejekku mahasiswa bangkotan?" Suga mulai mendecak kesal. Ingin rasanya ia menjahit mulut tebal Jimin dan membuatnya diam barang sehari-dua hari.
"Tidak, Paman saja yang terlalu sensitif." Jimin memutar bola matanya.
"Hei, aku lapar. Buatkan makan siang." pinta Suga dengan malas. Pandangan matanya sudah kembali pada buku tutorialnya.
"Ah, kenapa sih Paman selalu lapar? Apalagi akhir-akhir ini. Bisa-bisa uang bulananku habis dengan cepat." keluh Jimin.
"Sudah ada dalam kontrak lho." Suga mengingatkan.
"Aaaah." Jimin memberengut. Ia beranjak dari posisi nyamannya di sofa. Berjalan dengan malas ke arah dapur.
"Tidak ada tabasco, bubuk cabe, mustard, atau merica. Rasanya harus enak, kalau keasinan, kemanisan, keasaman, atau pedas sedikit saja, aku akan menyuruhmu membuat ulang." pinta Suga. Ia mulai mengerti beberapa trik yang bisa membuat anak ini tidak mengerjainya diam-diam. "Berlaku untuk tindakan 'tidak sengaja' juga."
Jimin meliriknya sinis. Dengan kesal, anak kecil itu membuka kulkas, mengeluarkan beberapa bahan makanan dengan sihirnya, menerbangkannya ke udara, dan meletakkannya dengan perlahan di atas meja. Selanjutnya, ia menerbangkan pisau di pojokan, melirik kesal ke arah Suga, berniat untuk menghantamkan pisau itu tepat di atas kepalanya hingga menancap pada punggung sofa, tetapi Suga berdehem keras, seolah mengerti maksud tersembunyinya. Jimin pun mengarahkan pisau itu untuk motong paprika di meja. Seraya menunggu sayurannya selesai dicuci dan dipotong, Jimin menanak nasi pada rice cooker, kemudian memanaskan minyak goreng pada teflon dan membuat telor dadar. Ia menyelesaikan seluruh masakannya sekitar 20 menit. Masih menunggu nasinya matang, ia menerbangkan piring-piring ke meja, dan menata makanan yang sudah selesai dibuatnya.
"Paman, sebentar lagi selesai nih. Sini makan." panggil Jimin dengan nada suara malas dan tidak sopan.
Meski begitu, Suga menyeringai di balik bukunya. Ia menanggalkan benda tebal itu dan beranjak dari sofa nyamannya. Jimin sudah duduk di meja makan. Ia menyiapkan piring di depan kursi favorit Suga serta menuangkan air putih dalam gelasnya. Saat bunyi rice cooker sudah menggema, Jimin mengambilkan nasi untuk pria itu, meletakkannya dengan rapi di antara sayur dan lauk yang jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chimchim's Little Spell [MinYoon] - COMPLETE
FanficPark Jimin, anak kecil polos berusia 7 tahun, hanya berniat memanggil seekor iblis hewan yang lucu untuk peliharaan. Namun siapa sangka yang terpanggil justru salah seorang pangeran iblis yang sombong, pemalas, dan suka mementingkan dirinya sendiri...