Chapter 14

1.8K 310 60
                                    

Yang Suga ingat terakhir kali adalah tubuhnya ditusuk oleh seorang pemuda bersayap dan sejak saat itu ia tak lagi sadarkan diri. Saat membuka mata, dirinya berada di sebuah dimensi lain―entah atau mungkin juga itu kenyataan. Tak yakin. Ia menatap langit-langit, seperti gua dengan sedikit cahaya yang masuk dari celah-celah kecil. Di bawah kakinya tampak lantai ubin yang retak panjang seperti akan runtuh.

Saat angin tiba-tiba berdesir dari satu arah tertentu, Suga sontak menoleh. Suara langkah kaki terdengar samar-samar semakin mendekat padanya. Seorang pria yang tak ia kenal muncul dari kegelapan―lamat-lamat beraura merah.

"Karena bocah malaikat itu aku bisa kembali ke sini dengan kekuatan yang lebih besar. Hahaha" oceh seorang pria selagi tertawa.

Suga tak mengerti maksudnya. Orang itu saja ia tak kenal.

"Siapa kau?"

"Aku orang yang berbicara padamu beberapa bulan lalu. Apa kau sudah lupa dengan suara indahku?"

Suga tak bisa mengingat jelas. Namun soal sebuah suara tak dikenal tiba-tiba berbicara padanya tentu tak ia lupakan.

"Apa maumu?"

Suga mengernyitkan dahi.

"Aku hanya ingin tubuhmu. Itu saja. Pilih salah satu, kau mau menerimaku dan tunduk dalam kuasaku atau mati?"

"Untuk apa kau menginginkan tubuhku?"

Suga mengambil ancang-ancang seolah siap menyerang, meskipun ia tak cukup yakin dengan rencana yang ada dalam otaknya.

"Tentu saja untuk hidup. Aku ini leluhurmu. Jiwaku abadi, tetapi sayang ragaku fana. Tubuh asliku sudah mati membusuk sejak lama, sedangkan tubuh iblis yang kuhuni tidak pernah berumur panjang. Aku akan terus bereinkarnasi dalam tubuh yang baru. Kebetulan, kau adalah terakhir yang masih hidup." tutur pria itu seraya berjalan semakin dekat padanya. Suga bersikap makin waspada. 

"Tapi aku tak terlalu tega padamu. Jujur saja hidupmu dan anak itu sudah terlalu menderita. Aku kasihan pada kalian berdua."

Anak itu?

Suga tak tahu siapa yang dimaksud pria ini. Apakah sama dengan yang mereka bicarakan beberapa bulan lalu?

"Kau ingin tahu soal orang itu?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya, seolah berniat memberikan sebuah penawaran.

"A-aku tak peduli!" Suga berbohong. Dalam hatinya bergemuruh rasa ingin tahu akan kebenaran yang tak diketahuinya, tetapi pria jahat ini pasti akan menuntut sesuatu sebagai gantinya.

"Hatimu sungguh berkata lain. Aku akan mengembalikan semua ingatanmu. Kau juga tidak akan kubunuh selama kau menyetujui persyaratanku. Selain itu, kau bisa bersama dengan orang yang kau cintai. Bukankah itu penawaran terbaik?"

Suga meragu. Ia tahu, tak seharusnya ia mengiyakan. Namun rasa penasaran ini seperti mengulitinya hidup-hidup. Mungkin dengan mengingat segalanya kembali, dirinya bisa menemukan jawaban nyata dari segala pertanyaan yang ditujukan pada ayah dan saudara-saudaranya. 

Segalanya bisa berubah. 

"Kau tidak akan membunuhku?" tanya Suga. 

Pria itu menggeleng. 

"Sudah kubilang. Aku hanya ingin hidup. Aku tak seambisius kakak dan ayahmu yang jahat itu." 

Kakak? Ayah? 

"Memang apa yang dilakukan Jin-hyung dan ayah?" 

Pria itu mendengus, kemudian menyungging senyum miring setelahnya. 

Chimchim's Little Spell [MinYoon] - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang