Chap 7

5.8K 759 63
                                    

"Sebenarnya apa yang harabeoji inginkan?"

"Kenapa kau begitu kaku pada kakekmu sendiri, huh? Setidaknya kancingkan dulu kemejamu itu, aku bukan Jaejoong yang mudah tergoda dengan tubuhmu."

"Hm..." Yunho hanya berguman kecil seraya mengancingi kemejanya seraya menyandarkan bokongnya di meja kerja dengan santai. Namja tampan itu menatap Jihoon seolah menunggu perkataan yang akan dilayangkan padanya.

"Kau telah dijodohkan oleh kedua orang tuamu, lalu kenapa kau masih berhubungan dengan Jaejoong? Apakah kau berniat untuk menyakitinya?" Jihoon menatap Yunho dengan tajam.

"Aku tidak perduli dengan perjodohan itu atau apapun yang dilakukan kedua bumonimku. Dan aku tidak berniat menyakiti atau bermaksud buruk pada Jaejoong. Dia milikku, dan tidak ada yang dapat memisahkannya dariku." Yunho berdesis tajam seraya menatap Jihoon lekat.

"Lakukanlah apa yang menurutmu benar. Tapi jangan pernah sekalipun menyalahkanku jika aku membawa pergi Jaejoong darimu ketika kau melukainya sedikit saja." Jihoon menyeringai tajam serta mengetuk lantai keras dengan tongkat kayunya sebelum berjalan meninggalkan Yunho yang termenung dengan tangan yang terkepal erat.

Jaejoong yang hendak keluar dari kamar terhenti dan melihat Yunho dan Jihoon yang saling menatap tajam dari balik tembok kaca disekeliling mereka. Namja cantik itu mengusap lekuknya sambil meringis ketika merasakan aura yang berada disekitar kedua pria berbeda generasi itu yang sungguh membuat siapapun enggan mendekatinya. Lalu berjalan dengan terburu-buru menuju pintu.

...

Malam ini Chulwoo baru saja tiba di mansion Jung setelah memeriksa galeri seninya bersama beberapa pelukis lantas menatap sekitar bingung. Biasanya dia melihat bibi cantiknya duduk di ruang tengah dengan secangkir teh seraya menikmati drama malam, namun kali ini tidak ada seorang pun yang dilihatnya kecuali beberapa maid yang tengah melintas. Setahu Chulwoo, sang paman hanya mengantar Jihoon seorang diri ke Swiss dan tidak mengajak bibinya.

"Tunggu sebentar, dimana Jung ajumma berada?" Chulwoo bertanya kepada salah satu maid muda yang melintas.

"Saya kurang tahu, tuan. Sejak sore tadi Mrs.Jung tidak ada terlihat." Maid itu pergi meninggalkan Chulwoo setelah menundukkan kepalanya sopan. Chulwoo lantas mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Yunho setelah melihat jam yang menunjukan pukul sepuluh malam dan tidak sepantasnya untuk sang bibi keluyuran.

"Hyung! Jung ajumma tidak ada dirumah."

"Lalu? Bukankah umma pergi mengantar harabeoji ke Swiss bersama appa."

"Tidak, hyung. Aku diberitahu jika jumma tidak ikut mengantar Jung harabeoji kesana."

Tut

"Hyung? Hyung! Aish! Kenapa dia mematikannya." Chulwoo berujar kesal seraya melangkahkan kakinya menuju salah satu kamar tamu tempatnya menginap.

Yunho yang saat itu sedang mengendarai mobil hendak pulang ke mansion Jung lantas memutar balikkan arah kemudi setelah menerima telpon dari sepupunya dan menuju salah satu tempat langganan dimana sang umma berada.

...

Diedarkan pandangannya pada beberapa meja cantik nan mewah disekitarnya hingga menatap seorang yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik itu tengah memandang indahnya malam yang diterangi kerlap kerlip gedung melalui kaca disisinya. Dihampiri meja tempat yeoja itu berada hingga sang yeoja menatap kearahnya dan tersenyum lembut.

"Kau datang?" Yunho menduduki sofa dihadapan yeoja itu dan menatapnya dengan lembut.

"Sangat tidak baik yeoja cantik sepertimu pergi seorang diri tanpa ditemani siapapun." Yunho menerima gelas yang berisikan wine yang diberikan yeoja itu dengan senyum dan mulai menikmatinya.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang