Chap 5

5.3K 765 25
                                    

9 Years Ago

Seorang namja dengan seragam sekolah tengah melangkah riang menuju gedung besar dimana pabrik tempat ayahnya bekerja dengan membawa sebuah sebuah kertas dengan lambang sekolah tempatnya menimba ilmu serta beberapa huruf A yang tercetak disana.

"Appa pasti sangat senang melihat hasil ujianku ini."

"Jaejoong-ah! Apakah kau hendak menemui ayahmu, eoh?" seru seorang namja paruh baya yang berada tak jauh darinya. Dengan riang Jaejoong menghampiri namja itu seraya memasukkan kertas ujiannya kedalam tas.

"Ne, Kwon jusshi." Jejoong tersenyum lebar pada Kwon ajusshi yang membuat namja itu gemas dan mengusap lembut kepala namja belia didepannya.

"Lebih baik kau tunggu appamu di depan pabrik saja, mungkin sebentar lagi dia akan keluar untuk makan siang."

"Baiklah, aku pergi dulu jusshi..." Jaejoong membungkukkan tubuhnya dan segera berlari menuju pabrik bagian belakang denga riang yang membuat Kwon ajusshi tertawa pelan sebelum melanjutkan langkahnya menuju gedung yang berada di depannya

...

Jaejoong sedang duduk santai pada sebuah bangku di bawah pohon dengan sebotol susu melon dalam genggamannya sambil mengedarkan pandangan. Dia melihat sebuah asap hitam mengudara yang berasal dari sebuah gedung yang bersebelahan dengan pabrik. Dia melihat beberapa karyawan berlari menjahui gedung itu dengan wajah panik. Jaejoong yang kebetulan berada disisi gedung itu lantas hendak berlari menuju pabrik dimana appanya berada. Namun dia mendengar suara teriakan meminta tolong yang berasal dari dalam gedung.

Dengan jaket miliknya yang telah basah oleh air kotor bekas pel, Jaejoong memasuki gedung itu untuk mencari tahu asal suara. Dia melihat seorang namja yang tertindih rak kayu besar sambil terus terbatuk dan dengan segera dihampiri tubuh yang tergeletak itu.

"Ajusshi, kau baik-baik saja? Aku akan menolongmu ajusshi!" Jaejoong mulai mengangkat rak besar yang menindih tubuh namja itu. Namun dia tidak cukup kuat untuk mengangkatnya dan mulai mengedarkan pandangan kesekeliling untuk mencari alat yang akan digunakan untuk mengangkat rak tanpa tahu jika ponselnya terjatuh yang memperlihat seseorang menghubunginya.

'Appa calling'

Heejun dengan cemas menatap sekeliling ketika rekannya berkata jika Jaejoong telah menunggunya di pohon besar dekat dengan gedung yang terbakar. Namja itu terus menatap sekeliling hingga melihat sebuah tas yang berada di dekat pintu gedung yang terbuka serta ember kotor dengan air yang tergenang disekitarnya. Dengan segera Heejun melangkahkan kakinya ke pintu gedung yang sepi serta penuh kobaran api itu sambil menutup mulutnya ketika asap mulai memenuhi rongga hidungnya.

Jaejoong menaruh sebuah dongkrak yang dia temukan di sudut ruangan yang belum terbakar untuk membebaskan namja yang telah lemas dari rak besar. Meski dirasa sangat sulit karena tenaga yang dia miliki sangat terbatas serta asap yang membuat penapasannya terganggu namun dia tidak menyerah hingga rak itu terangkat sedikit. Ditariknya tubuh besar serta penuh darah itu dan menutupi tubuh mereka dengan jaket basah yang tersampir dibahunya. Dengan langkah terseok-seok Jaejoong melangkah menuju pintu keluar seraya membopong tubuh besar namja yang ditolongnya tanpa tahu jika sebuah rak besar penuh api mengarah padanya.

Heejun yang masih menutup mulutnya dan melihat sang anak dalah bahaya lantas berlari menuju Jaejoong untuk mendorongnya menuju arah pintu. Namun terhalang oleh rak besar yang terjatuh dihadapannya yang membuat beberapa rak lainnya terdorong bak domino lalu melindungi tubuh Jaejoong serta namja asing yang ditolong  namja belia itu dari rak penuh api.

Jaejoong yang terkejut lantas berjalan lebih cepat menuju pintu dengan namja yang ditolongnya tanpa tahu jika tubuh sang appa yang mulai tertimbun gedung yang dilahap api. Jaejoong melihat puluhan mobil pemadam yang terparkir disekeliling gedung lalu menuju sebuah mobil  petugas medis untuk mengobati luka yang dialami namja asing ini.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang