Chap 8

5.6K 760 56
                                    

Yunho yang saat itu dalam suasana hati yang buruk karena Jaejoong meninggalkannya pagi tadi tanpa memberikan morning kiss seperti biasanya hanya menatap datar tumpukan kertas dihadapannya tanpa berniat untuk memeriksanya. Mata musang itu sesekali menatap ponsel yang tergeletak di atas meja seolah menunggu seseorang untuk menghubunginya atau paling tidak mengabarinya atas hadiah yang dia berikan sebagai permintaan maaf.

Hingga sebuah ketukan pintu yang membuatnya menoleh. Terlihat seorang yeoja paruh baya yang menundukkan kepalanya sopan sebelum berujar.

"Sajangnim, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda."

"Suruh dia masuk."

"Baik, sajangnim." Sekretaris Hon segera menyuruh seorang yeoja cantik memasuki ruangan Yunho lalu meninggalkannya.

"Ada perlu apa kau kemari?" Yunho menatap datar tamunya yang tengah berdiri dihadapannya sambil tersenyum lembut pada namja tampan itu.

"Apakah kau ada waktu untuk makan siang berdua?" Yunho menatap ponselnya sejenak sebelum menerima tawaran yang dilayangkan yeoja itu padanya dan mulai beranjak meninggalkan ruangan diikuti yeoja yang berjalan dibelakangnya.

Bahkan selama berjalan di lobi, Yunho mendengar sedikit bisikan para karyawan tentangnya namun namja tampan itu hanya terus melangkah tanpa memperdulikan itu. Lain halnya dengan si yeoja yang tersenyum penuh arti ketika mendengar banyak pujian serta perkataan iri akan dirinya.

...

Yunho mengelap sudut bibirnya dan menatap yeoja cantik yang sedang minum segelas wine dengan anggun dihadapannya sebelum memulai perbincangan.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Tidak mungkin kau mengajakku makan siang tanpa alasan?"

"Kau terlalu terburu-buru, oppa."

"Aku sedang berbaik hati dengan menerima tawaranmu untuk makan siang bersama dan sedikit membuang waktu berhargaku disini." Yeoja itu menatap Yunho dengan ragu sebelum kembali menampilkan senyum cantik khas miliknya.

"Aku hanya ingin membicarakan tentang perjodohan kita, oppa."

"Untuk hal itu, aku tidak bisa menerimanya."

"Tapi kenapa?" Yeoja itu menatap Yunho dengan pandangan bingung.

"Aku sudah memiliki kekasih bergitupun dirimu. Dan lagi dari awal aku tidak pernah menyetujuinya."

"Tapi, oppa..."

"Dari pada kau mengejar yang tak pasti seperti ini lebih baik kau kembali memikirkan perasaanmu dan juga tidak membuang seseorang yang mencintaimu dengan tulus, Tiffany-shi. Aku permisi." Yunho mulai beranjak dari kursi untuk menjauhi Tiffany yang menatapnya sedih dan tak percaya dengan wajah yang memerah. Tiffany menatap punggung Yunho yang menjauh sebelum hilang di balik lorong.

"Maafkan aku, oppa..." Tiffany berujar lirih sebelum meninggalkan restoran itu dengan perasaan yang campur aduk setelah menatap sebuah foto dirinya dengan seorang namja tampan yang merangkul pundaknya sambil tersenyum bahagia.

...

Yunho yang tengah duduk di kursi taman dekat sungai Han lantas terganggu dengan suara rusuh dibalik pohon yang tak jauh dari tempatnya berada serta sedikit memperlihatkan dua orang yang bersembunyi. Namja tampan itu hanya tersenyum tipis melihatnya, bagaimana tidak... pohon itu terlalu kecil untuk tempat bersembunyi dua orang dan lagi keduanya terlihat sangat konyol dengan kacamata hitam serta masker yang menutupi wajah keduanya serta jaket hitam yang membalut tubuh masing-masing.

Yunho memutuskan untuk memejamkan matanya seolah tidak mengetahui keberadaan kedua orang itu seraya menikmati semilir angin yang membelai wajah tampannya. Beberapa yeoja yang tidak sengaja melihat itu lantas mengambil gambar Yunho yang tengah memejamkan mata musangnya tampan tanpa sepengatahuan sang namja. Bahkan ada yang terus menatap Yunho seraya mengigit bibirnya untuk menahan pekikan.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang