Part 12

20 5 1
                                    

Min Yoongi Pov

Tak ada kata yang bisa aku rangkai untuk situasi ini, antara menghancurkan keluargaku atau menyerah akan cintaku.

Sebenci apapun diriku pada Jae Woo hyung dia tetap keluargaku, tapi melihat kebutaanya selama ini sukses membuatku ingin melenyapkannya.

Mengingatnya sekarang dia mengincar wanitaku membuatku sudah tak bisa berkompromi dengan kata keluarga yang ada di antara kami.

Aku tak ingin melawannya, tak ingin bertindank kasar padanya. Tapi kenapa dia harus memaksaku melakukan hal itu.

Bagimanapun aku tetap manusia aku tak akan bisa menahan diriku begitu lama, saat rasa itu membuncah keluar aku tak yakin dengan pertahanan diriku.

Mulai saat ini dia mengajaku berperang rupanya, awalnya aku ragu tapi sekarang tak lagi. Aku akan melawan siapapun jika dia berani menyentuh miliku.

Dan aku akan melawan pria di hadapanku dan memastikan bahwa peristiwa yang dulu tak akan terulang lagi.

"Jangan menatapku seperti itu, aku bahkan belum berbuat sesuatu."

Melihat segala sikapnya saat ini membuatku sangat muak, jika saja rumah ini kosong mungkin aku sudah menerjangnya habis-habisan.

"Jangan menyentuhnya. Ini perintah!"

Tak ada kesan bersahabat dariku, aku sudah tak ingin berbaik hati pada seseorang yang ingin menyentuh miliku.

"Santai adikku, aku tak akan menyakiti gadismu."

"Jauhi dia, urusanmu hanya denganku."

Semua penekanan terdengar jelas di setiap kataku membuatnya mengerti bahwa saat ini aku tak main-main sama sekali.

"Sayangnya aku tak ada keperluan denganmu, dan juga aku hanya perlu bicara hal baru yang lebih menarik denganmu."

Aku menatapnya dengan tajam seolah mengatakan bahwa aku tak akan pernah setuju dengan segala usulan yang akan dia ajukan.

"Disini aku akan membahas tentang berbagi."

Perkataannya ini membuatku tambah tak mengerti dengan maksud yang ingin dia sampaikan.

"Berbagi akan hidupnya."

Sambungan katanya sukses membuatku membuka mata lebar, tak percaya dengan apa yang dia katakan.

Rahangku yang sudah mengeras sejak tadi semakin menjadi bahkan gertakan dari gigi yang bergesekan terdengar jelas.

Apa yang bajingan ini katakan, apa dia merasa hidup adalah permainan semata. Sebegitu gilanya kah orang ini.

"Kau pikir hidup permainan, heh?"

Kini suaraku semakin meninggi dan dan dirinya menunjukan ekspresi tak peduli dengan ucapannya yang sangat menjijikan.

"Tenanglah, mereka bisa mendengar."

"Aku bahkan sudah sangat bertoleransi saat ini, aku hanya menginginkan sebagian darinya dan sebagian lagi tetap milikmu. Hanya itu Yoongi-ah."

Kata-kata yang keluar dari mulutnya barusan membuatku percaya bahwa yang di depanku saat ini bukan manusia melainkan iblis.

Manusia tak akan mengatakan hal-hal yang menjijikan seperti itu. Aku rasa pertahanan diriku tak bisa aku kontrol saat ini kesabaranku sudah ada di puncaknya.

"Kau! Tak akan bisa menyentuhnya sedikit pun. Jika kau berani menyentuh seujung kuku saja aku pastikan itu hari terakhirmu Min Jae Woo. Camkan itu!" Semua kalimat itu meluncur dengan tegas di setiap katanya.

True Love {m.y.g}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang