Part 13

27 5 4
                                    

Author Pov

Anak laki-laki itu bernyanyi sambil berlari kecil menuju taman di depan tempat tinggal barunya, tempat yang baru ia tinggali kurang dari 3 jam yang lalu.

Karena terlalu asik berlari anak laki-laki itu tak memperhatikan langkahnya membuatnya tersandung dan terjatuh tertelungkup di trotoar jalan.

Bruk..

"Aww..hiks..hiks..sakit."

Dia sedikit terisak saat melihat lututnya terluka ditambah rasa perih yang hadir, membuatnya mengernyit kesakitan.

Mengingat bahwa waktu masih menunjukan jam sibuk bagi setiap orang, sehingga suasana kompleks terasa lenggang dan sangat sepi.

Anak laki-laki itu masih setia terduduk disana menangis sambil memegangi lututnya yang terluka.

"Kenapa menangis?"

Sebuah suara melengking khas anak perempuan tertangkap oleh pendengaran si anak laki-laki itu. Dia melihat anak perempuan sebayanya yang datang dengan lolipop di tangan kanannya.

"Hiks..aku..terjatuh."

Si anak laki-laki itu menatap anak perempuan di sampingnya dengan mata yang basah dan suara yang bergetar karena menahan tangis dan sakit pada lututnya.

Anak perempuan itu ikut berjongkok menyamakan posisinya dengan bocah laki-laki yang terduduk di depannya itu.

Dia sedikit menoleh ke kanan dan kirinya untuk melihat apakah ada yang bisa membantunya. Tapi nihil kompleks rumah sedang sepi dan rumahnya juga lumayan jauh.

"Apa kau bisa beldili?" Tanya anak perempuan itu menatap si bocah laki-laki dihadapannya.

"Sakit." Si bocah meringis saat mencoba berdiri dan kembali menangis.

"Hiks...hiks..eomma..sakit."

"Jangan menangis, aku akan membantumu." Ucap gadis kecil itu menenangkan si bocah laki-laki yang kembali menangis.

"Ssst..ayo beldili aku akan membantu."

Gadis kecil itu berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu si bocah laki-laki itu dapat berdiri.

Si bocah laki-laki itu menerima uluran tangan si gadis kecil dan mencoba berdiri, meskipun dengan susah payah akhirnya bocah laki-laki itu bisa berdiri.

"Aku akan membawamu pulang, tunjukan jalannya." Ujar gadis kecil itu seraya mengalungkan tangan si bocah laki-laki itu kelehernya.

"Kau bisa mengantalku?"

"Iya, kau kan sedang teluka. Eomma bilang aku halus membantu olang yang sedang teluka." Jawab sang gadis kecil.

Mereka berdua berjalan menyusuri jalan dengan diiringi isakan yang masih tertinggal dari si bocah laki-laki saat kakinya terasa perih saat di perjalanan.

"Ini lumahku."

Gadis kecil itu memandang rumah di depannya dan rumah di ujung jalan. Dan mengingat kata-kata ibunya yang mengatakan bahwa akan ada orang baru yang datang.

"Jadi, kau olang balu itu." Ujar si gadis kecil dengan semangat.

"Olang balu?" Si bocah laki-laki merasa tak mengerti dengan ucapan gadis yang sedang memapahnya itu.

"Iya. Eomma bilang akan ada olang balu yang datang. Dan itu kau, lihat lumahku ada di ujung jalan sana."
Jelas si gadis sambil menunjuk rumahnya dengan susah payah.

True Love {m.y.g}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang