Part 16

22 3 8
                                    

Kim Ha Na Pov

"Peluklah aku Yoongi-ya. Aku membutuhkannya saat ini." ucapku dalam dada Yoongi.

Bukan tanpa alasan aku berbuat begitu, ingatan itu mulai berdatangan dalam pikiranku. Seperti potongan puzzle yang belum tersusun rapi.

Aku hanya melihat bagaimana Yoongi menangis di pinggir tebing tersebut, sedangkan diriku berdiri di belakangnya. Bagaimana aku melihat diriku sendiri, akupun tak tau mengapa hal itu terjadi.

Setelah melihat hal itu seketika aku melihat diriku dan Yoongi di setiap keadaan secara acak entah kapan, dimana dan dalam suasana apa kami bertemu.

Aku hanya merasa yakin, kalau diriku terikat dengannya dan membuat hatiku sakit yang amat sangat seperti ada sebilah belati yang menusuknya sangat dalam.

Kekuatan dalam diriku menghilang begitu saja, air mataku bahkan terjun semakin deras tanpa bisa ku bendung. Isakan ku bahkan semakin parah saat ini,saat Yoongi tak kunjung memelukku.

"A-apa k-kau sangat m-marah padaku Min Yoongi?" tanyaku dengan isakan yang semakin menjadi.

"A-aku m-melihat ki-kita di-sana, tapi a-aku tak tau hiks d-hiks dimana itu." aku masih terisak di dadanya membasahi seragamnya.

Setelah ucapanku itu, tak ada yang membuka suara. Aku memilih diam dengan isakan yang semakin jelas. Apa alasan ku menangis diriku tak mengerti, melihat dirinya menangis dalam bayangan itu membuatku sakit.

Semua rasa sakitku berhenti dalam tenggorokanku sehingga aku kesulitan bernafas. Kurasa aku harus pergi dari sini, aku sudah tak kuat lagi menahannya.

Aku mulai melonggarkan pelukan ku pada pria di hadapanku yang sejak tadi hanya diam tanpa mengucapkan apapun.

Aku tak berani memandangnya sehingga aku menunduk dalam dan menyembunyikan wajahku yang memerah karena tangisku sendiri. Aku berusaha mengusap air mataku yang terus luruh melewati pipiku.

Aku beranjak dari tempat duduk tanpa memandang Yoongi lagi, berlari kemana saja asalkan tangisku dapat berhenti dan sakit di hatiku menghilang.

Aku dapat mendengar semua bisikan orang yang aku jumpai di setiap koridor yang aku lewati, tapi aku tak peduli aku masih terus berlari ke ujung koridor sekolah ini.

Lalu masuk ke dalam toilet, toilet ini tidak begitu ramai hanya ada beberapa siswi, aku masuk begitu saja ke dalam satu bilik toilet tanpa mengindahkan tatapan aneh mereka terhadapku.

Di dalam sana aku berusaha meredam tangisku sampai siswi-siswi tersebut keluar dari toilet. Aku duduk disana dengan tanganku yang selalu meremat baju sebelah kiriku.

Berharap dengan hal itu dapat meringankan sakitnya. Aku membenci diriku yang menjadi lemah seperti ini dan hanya bisa menangis tanpa suara.

Bayangan itu begitu menyakitiku, aku mengingat bagaimana diriku yang menangis menatap danau yang luas lalu seperti siluet waktu, sedetik berikutnya Min Yoongi yang menangis di tempat tersebut menggantikan posisiku sebelumnya.

Tidak hanya itu yang menyakitiku, tapi kata-kata yang terlontar entah dari mana dan dapat ku dengar sangat jelas, suara itu menyuruhku untuk pergi dan menjauh bahkan menghilang dari hidup Min Yoongi.

'sebenarnya ada apa dengan dunia ini' batinku

Singkat dan menyakitkan. Sebenarnya siapa aku, siapa Min Yoongi, siapa di balik semua ini. Aku kalut, bingung dan lelah. Segalanya seakaan menghantuiku setiap saat.

Cklek~Dugh~

Suara itu menyadarkan diriku dari lamunan yang aku geluti, aku dapat mendengar ada seseorang yang datang. Dengan dobrakan keras di pintu toilet

True Love {m.y.g}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang