Setelah kejadian kemarin, saat ini keadaan Nadia mulai membaik, sudah tidak pusing dan demam. Hanya sedikit batuk dan pilek, masih bisa ke sekolah meskipun suara Nadia menjadi parau saat ini.
Nadia sudah sampai di sekolah sejak lima menit yang lalu, tapi ke tiga temannya belum juga muncul, padahal bel sebentar lagi berbunyi, Nadia hanya diam sambil menunggu temannya yang tak kunjung datang.
Tiba-tiba, ada tiga orang masuk ke dalam kelas Nadia, siapa lagi kalau bukan Erna, Rani, dan Yovie. Tapi, ada yang aneh dengan Erna hari ini, Erna mengenakan masker dan juga kaca mata hitam yang menempel di mukanya, Nadia yang melihatnya langsung beranjak dari duduknya dan menghampiri Erna.
"Erna kenapa? sakit mata?" Tanya Nadia penasaran.
Erna tidak menjawabnya, melainkan langsung mengeluarkan air matanya dan memeluk Nadia dengan erat.
"Lo kenapa? Cerita deh sama gue," Tanya Nadia lagi, tapi belum di jawab oleh Erna.
Lalu, Nadia bertanya kepada Yovie dan Rani dengan tanda isyarat, Yovie yang mngerti maksud Nadia langsung menjawab pertanyaan Nadia. Kemudian jari-jari Yovie membentuk tanda hati yang patah berulang kali kepada Nadia. Nadia yang mengerti maksudnya langsung menganggukan kepalanya.
"Jangan sedih... cowok gak hanya satu kok," Ucap Nadia menghibur Erna.
Berbicara tentang cowok, Nadia jadi ingat perkataan Adrian yang semalam mengatakan bahwa dirinya menyukai Erna. Dan saat ini Adrian memiliki kesempatan untuk berdekatan dengan Erna, karena Erna sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Edo.
"Edo jahat Nad..." Lirih Erna dengan sedih.
"Ntar istirahat cerita ya sama gue, btw pak Mamat udah masuk tuh."
Melihat pak Mamat masuk ke dalam kelas, para murid langsung berhamburan untuk duduk di mejanya masing-masing.
.
"Kemaren, gue ngeliat Edo jalan sama cewek, adik kelasnya, mesra banget masa! Yaudah, langsung gue labrak mereka, pas gue marah-marah, Edo ikutan marah juga, terus mutusin gue sepihak, kan ngeselin!" Ucap Erna sambil mengingat kejadian kemarin sore di mall.
"Kok lo tau kalo itu adik kelasnya?" Tanya Nadia penasaran.
"Pernah ketemu pas acara futsal,"
"Terus lo nggak curiga pas ketemu tuh cewek?" Tanya Nadia lagi.
"Ya nggak lah, karena waktu itu Edo ngenalin gue ke cewek itu,"
"Kok bisa gitu ya," Ujar Rani sambil mengerutkan dahinya.
Saat ini mereka berada di kelas, berhubung jam kosong dan juga guru belum datang, bagi mereka ini adalah saat yang tepat untuk ngerumpi. Sementara Yovie sedang sibuk bermain di belakang bersama para pria lainnya.
Taukan apa yang di lakukan anak perempuan dan laki-laki ketika jam kosong? Menyibukkan diri dengan hal yang tidak berguna.
"Bagus deh kalo lo putus sama Edo, berartikan dia gak baik. Tapi kemaren ada yang titip salam buat lo," Ujar Nadia dengan senyuman.
"Siapa? Siapa?" Tanya Erna dan Rani bersamaan.
"Adrian,"
"Serius?!"
"Ya masa gue bohong sih,"
"Tau dari mana?" Tanya Erna penasaran.
Sebelum melanjutlan biacaranya Nadia menghembuskan napasnya, "Kemarin, Adrian ke rumah gue, dengan alasan mau jenguk gue, terus dia bilang titip salam buat lo, katanya dia suka sama lo," Ujar Nadia terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen Fiction[ COMPLETED ] Nadia Alisya, salah satu murid di SMA Nusantara, ia tidak terlalu populer dikalangan sekolah nya. Nadia merupakan cewek yang baik hati, dan selalu ramah kepada orang-orang disekitarnya. Nadia menyukai Adrian, kakak kelas di sekolahnya...