8 (You Just Didn't Know)

211 12 0
                                    

“Oppa tidak ingin kau terus berhubungan dengan Sehun”
“Maaf oppa. Tapi dari dulu aku tidak pernah tahu alasanmu melarangku berhubungan dengan Sehun oppa. Bagaimana bisa aku menerima permintaanmu?”
“Soojung, dengarkan kata-kata oppa, percaya padaku, ini demi kebaikanmu”
“Aku memang tidak bisa menolak permintaanmu, tapi aku harus mengerti alasannya”
“Oppa tidak mau mendengar alasan lagi, tolong Soojung, jangan buat oppa marah”
“Aku bingung oppa”
.
Soojung terus memikirkan omongan Jongin. Pikirannya seakan tidak bisa mencapai apa yang ada di benak Jongin. Sejujurnya Soojung sangat bimbang. Di satu sisi ia yakin jika Jongin sudah berkata seperti itu pasti ada sesuatu yang serius, namun ia juga tidak bisa semena-mena memutuskan Sehun padahal Sehun tidak salah apapun.
.
Pagi ini Soojung berangkat sekolah bersama Sehun, namun karena takut ketahuan oleh Jongin, ia menyuruh Sehun menunggunya di pintu gerbang kompleks perumahannya. Soojung berkata pada Jongin bahwa ia akan ke sekolah menaiki bus.
.
“Mengapa kau menyuruhku menunggu disini Soojung-ah?”
“Tak apa oppa”
“Apa Jongin yang melarangmu?”
“Itu…emmm…”
“Aku mengerti, sudah lupakan saja. Yang penting aku masih bisa mengantarmu”
“Oppa, memangnya kenapa kau tidak pernah menghubungi Jongin oppa lagi?”
“Dulu kami ada sedikit salah paham, tapi sudah kami selesaikan, kau tenang saja”
“Salah paham tentang apa?”
“Kau tak perlu tahu, oh iya, nanti malam kau bisa keluar bersamaku kan?”
“Aku usahakan oppa, karena sepertinya Jongin oppa tidak akan mengizinkanku”
“Bilang saja kau hendak belajar bersama temanmu”
“Nanti akan kupikirkan lagi”
.
Soojung sangat merindukan Sehun sehingga ia tidak bisa menolak tawaran Sehun untuk berkencan malam itu.
.
Soojung benar-benar berbohong kepada Jongin dengan dalih akan belajar kelompok dengan teman-temannya. Jongin mengiyakan saja namun diam-diam Jongin menelfon Lay untuk meminta bantuan mengikuti kemana Soojung pergi.
.
Telfon
“Lay-ah, bisakah aku meminta bantuanmu hari ini?”
“Ada apa? Apakah Soojung pergi bersama Sehun?”
“Aku tak tahu, dia bilang hendak belajar kelompok dengan teman-temannya, namun perasaanku tak enak”
“Baiklah aku akan meminta bantuan anak buah appaku untuk membuntuti Soojung. Kau tenang saja”
“Terima kasih Lay, Soojung akan pergi sekitar setengah jam lagi. Akan kutunggu kabarmu”
“Serahkan saja padaku”
---------------
Soojung pergi bersama Sehun ke sebuah café. Mereka bercanda dan tertawa bersama. Sehun sangat memanjakan Soojung dengan belaian dan kata-kata manisnya.
.
“Soojung-ah, I love you”
“Love you too oppa”
“Aku benar-benar belum pernah bertemu dengan yeoja sepertimu”
“Memangnya aku seperti apa? Pasti mantan-mantanmu jauh lebih sempurna dariku ya?”
“Sebaliknya, kau lah yang paling sempurna. Aku tidak bisa mengalihkan perhatianku darimu, aku tidak sanggup jika aku harus jauh darimu”
“Oppa jangan merayuku, aku malu”
“Aku serius Soojung, aku sangat bahagia bisa mengenalmu”
cuppp…
.
Sebuah kecupan manis mendarat di bibir Soojung. Pipi Soojung daritadi sudah memerah dan kini semakin merah. Sehun hanya terkekeh kecil melihat pujaan hatinya yang tersipu malu.
.
“Kau tahu Soojung? Sebelum aku bertemu denganmu, hidupku sangatlah berantakan. Mungkin aku adalah namja terbr*ngs*k yang ada di dunia ini. Tapi semua berubah karenamu”
“Karenaku? Memangnya apa yang sudah kulakukan?”
“Kau menyadarkanku, kau memberikan cinta dan menjelaskan padaku apa itu cinta dan kasih sayang. Bagaimana aku hidup dengan cinta, dan cintaku adalah kau, Soojung”
“Kau terlalu berlebihan oppa. Aku tidak sesempurna itu”
.
Belum selesai pembicaraan mereka, tiba-tiba HP Sehun berdering mengisyaratkan bahwa ada telfon yang menunggu untuk dijawab. Sehun meminta izin Soojung untuk menjawab telfon itu dan ia pun pergi ke luar café. Wajah Sehun tampak panik dan seketika memutus hubungan telfon itu.
.
“Soojung-ah, maafkan aku, aku harus pulang, saudaraku sakit dan harus ku antar ke Rumah Sakit. Aku benar-benar tidak bisa mengantarmu pulang. Kau naik taxi saja ya, kupesankan taxi untukmu”
“Apa sakitnya parah? Tidak usah memikirkanku, aku bisa menunggu taxi sendiri. Kau pergi saja mengantar saudaramu”
“Maafkan aku Soojung-ah, ini semua di luar rencana kita”
“Aku mengerti, ini juga keadaan darurat kan. Bantulah saudaramu dulu, kita bisa pergi lagi lain kali”
“Kau memang yeoja terbaik yang pernah kukenal. Aku pergi dulu”
.
Sebuah ciuman selamat tinggal pun dilakukan oleh Sehun kepada Soojung. Soojung melihat Sehun berjalan menjauh dan memasuki lift untuk pergi meninggalkan café karena café yang mereka pesan berada di lantai 3 sebuah gedung. Soojung menyelesaikan makannya dan memutuskan untuk pulang juga.
.
Ia berjalan menuju lift dan memasuki lift itu seorang diri. Sedikit perasaan jengkel tentunya terlintas di benaknya karena ia harus pulang sendiri tanpa Sehun. Namun ada untungnya juga ia pulang sendiri sehingga Jongin tidak mencurigainya.
.
Brakkk…
.
Lift itu berguncang dan berhenti. Lampu di dalam lift tiba-tba berkedip membuat Soojung pusing. Ia terus memencet tombol darurat namun ia tak tahu tombol itu bekerja atau tidak.
.
“TOLOOOONG!!! Apakah ada orang di luar? Saya terjebak di dalam lift!!!!!”
.
Soojung berteriak sampai tenggorokannya sakit namun tak ada jawaban. Tidak adakah teknisi yang tanggap dengan kerusakan ini? Ia ingin menelfon Jongin namun apa yang harus ia katakan jika ia ketahuan sedang berada di café? Akhirnya ia memutuskan menelfon Kyungsoo. Namun tentu saja jika ia berada di dalam lift, tak akan ada sinyal yang masuk.
.
Di sisi lain, Lay yang sudah mendapat info dari anak buah appanya langsung menelfon Jongin.
.
Telfon
“Jongin, dongsaengmu keluar bersama Sehun ke sebuah café. Namun sekitar 15 menit lalu Sehun keluar dan mengendarai mobilnya tanpa Soojung”
“Lalu dimana Soojung? Tolong periksalah ke dalam café”
“Anak buah appaku sudah mengecek ke dalam café namun Soojung juga tidak ada”
“Sial! Apa yang terjadi?”
“Tenang dulu Jongin-ah, anak buah appaku masih menyelidikinya. Nantu kutelfon lagi. Tenanglah dulu”
---------------.
Jongin yang mendengar kabar itu langsung lepas kendali. Ia sangat marah namun tak jelas ia harus marah kepada siapa. Ia sangat marah terhadap Soojung karena Soojung berani berbohong padanya dan tak mendengar nasehatnya. Dan pastinya ia jauh lebih marah kepada Sehun karena ia telah mempengaruhi Soojung.
.
Namun ia tak bisa mengutamakan amarahnya sekarang. Rasa khawatirnya lebih mendominasi. Ia kehabisan akal, ia tak tahu dimana Soojung saat ini karena Sehun sudah pulang sedangkan Soojung tidak sedang berada di café.
.
Telfon
“Halo? Kyungsoo oppa…”
“Soojung? Halo? Ada apa?”
“…”
“Soojung? Apa sinyalmu buruk? Aku tidak bisa mendengarmu”
“Tolong…”
“Soojung? Kau dimana? Kenapa suaramu lemah sekali? Kau dimana?”
“Café…oppa…to…”
“Café mana? Halo? Soojung-ah?”
Tut…tut…tut…
---------------.
Soojung berhasil menghubungi Kyungsoo namun karena sinyalnya buruk dan kondisi di dalam lift yang sangat pengap membuat Soojung lemas dan tidak sadarkan diri.
.
Line Group Call (3)
(KS) “Jongin, Lay, buka lah Line kalian”
(L) “Halo?”
(JI) “Ada apa kalian membuat group call seperti ini?”
(KS) “Jongin, dimana Soojung?”
(JI) “Mengapa kau bertanya seperti itu?”
(KS) “JAWAB JONGIN!”
(JI) “Hey bisakah kau tidak berteriak???!!!”
(L) “Hey hey tenanglah. Kyungsoo, ada apa? Jelaskan pada kami”
(KS) “Soojung menelfonku namun sepertinya sinyalnya tidak bagus. Ia hanya bilang “tolong” dan dia sedang berada di café tapi suaranya terdengar sangat lemah. Café mana? Apa yang terjadi?”
(JI) “Benarkah? Soojung tadi pergi bersama Sehun. Apa ini? Mengapa ia tak menelfonku?”
(L) “Sebentar, Soojung bilang masih berada di café? Kalau begitu…”
(JI) “Kalau begitu apa Lay? SIALAN, KALIAN JANGAN MEMBUATKU BINGUNG!!!”
(KS) “JONGIN! Bisakah kau tenang? Kita semua juga bingung. Lay dimana? Apa yang kau lakukan? Lay? Halo? Aku sedang berada di luar, akan kususul Soojung, dimana café nya?”
(JI) “Dia di café Maroon, bisakah kau kesana Kyungsoo?”
(L) “Astaga, aku mendapat info bahwa ada satu lift yang mendadak rusak di café itu. Apa jangan-jangan Soojung…”
(JI) “BR*NGS*K! SEHUN!!!!! Bagaimana dia bisa meninggalkan Soojung sendirian dan tidak mengantarkannya pulang? Lay, Kyungsoo. Selamatkan Soojung, kumohon”
(KS) “Sialan, apa yang diinginkan oleh Sehun? Lay, aku berada tidak jauh dari café itu. Aku segera kesana. Dan kau Jongin, tenanglah, jangan memaksakan dirimu”
(L) “Jangan berfokus pada Sehun. Sekarang kita harus menyelamatkan Soojung. Aku juga akan menyusulnya. Kyungsoo, kita bertemu di café. Ok?”


TBC
minta tolong di vote dan di comment ya. Jangan jadi silent readers, kasi masukan, kritik saran atau tanggepin ceritanya juga gapapa. Makasih banyak 🙏

My Brother (Complete) Where stories live. Discover now