~Beberapa malam kemudian~
Malam itu cukup dingin, Soojung terlelap di dalam kamarnya. Namun bola mata yang tertutupi oleh kelopak matanya itu tiba-tiba bergerak tak tentu arah. Keringat dingin mengucur dari keningnya. Ia mengerutkan dahinya dan tubuhnya bergetar seakan sedang menahan sakit. Ia menggigit bibir bagian bawahnya dan nafasnya pun tak beraturan.
.
Matanya terbuka lebar dan mengerang cukup kencang. "OPPA!!!"
.
Soojung berusaha memanggil Jongin dengan berteriak beberapa kali. Untung saja Jongin segera menyadari ada yang tidak beres dengan Soojung. Jongin berjalan ke kamar Soojung dan mendapati dongsaengnya sedang sakau. Langsung saja ia memberikan obat yang diberikan oleh Dokter Suho untuk meredam rasa sakit dan kecanduannya.
.
"Soojung-ah, tak apa. Ini minumlah obatmu dulu"
"Sakit...oppa"
"Iya oppa tahu. Tahan sebentar ya. Sakitnya tak akan lama"
Jongin mendekap tubuh Soojung yang terus gemetar. Pakaiannya basah terkena keringat Soojung yang terus mengucur.
.
"AARRGGHHH... SEHUN KEPARAT!!!"
"Hey hey, tenanglah. Tetaplah sadar Soojung-ah, oppa mohon"
"BR*NGS*K!!!"
"Maafkan oppa terlambat menolongmu saat itu. Sekarang jangan siksa oppa seperti ini. Oppa tidak tega melihatmu seperti ini terus. Cepatlah sembuh. Jangan hukum oppa dengan cara ini. Hks..."
.
Jongin terisak melihat dongsaengnya seperti ini. Oppa mana yang tega melihat dongsaengnya kesakitan dan sekarat seperti itu. Walau emosi Jongin masih sering tak menentu, namun kali ini ia benar-benar menjadi sosok Jongin, oppa kandung Soojung yang sangat menyayangi Soojung.
.
Tak lama setelah itu, Soojung mulai tenang. Diletakkannya kepala Soojung di pangkuan Jongin. Jongin mengelus lembut rambut coklat milik Soojung. Raut wajah Soojung tampak lelah. Ia tak berani meninggalkan Soojung sehingga ia memutuskan tidur dengan posisi duduk dan memangku kepala Soojung.
.
Beberapa saat setelahnya, Soojung terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa ia tidur di pangkuan Jongin.
.
"Apa yang terjadi? Mengapa oppa disini? Mengapa oppa tidur dengan posisi duduk seperti ini? Pasti punggungnya bisa sakit. Dan bodohnya aku mengapa aku tidur di pangkuan oppa? Kalau kakinya sakit lagi bagaimana? Aish aku tidak ingat apa yang terjadi tadi"
.
Soojung merutuki dirinya yang tidak mengingat apa yang terjadi beberapa saat sebelumnya. Soojung merebahkan tubuh Jongin sehingga posisi tidur Jongin lebih nyaman. Setelah ia membenarkan posisi tidur Jongin, dipandangnya wajah tampan oppanya itu yang tampak lebih nyaman dalam menikmati mimpinya. Soojung hanya tersenyum melihat oppa nya yang telah kembali dari masa kelamnya.
.
~Pagi harinya~
"Oppa, bangunlah"
"Kau sudah bangun? Mengapa posisiku menjadi tertidur di bantalmu?"
"Aku merubah posisimu semalam. Aku takut kaki dan punggungmu sakit. Apa yang terjadi padaku tadi malam?"
"Kau tidak ingat?"
"Aku hanya ingat tubuhku sangat sakit"
"Itu efek obat yang diberikan Sehun, Soojung. Oppa sudah bilang, oppa akan ada disisimu kapanpun kau butuh"
"Terima kasih oppa. Maaf membuat tidurmu tidak nyaman" Soojung menghamburkan pelukannya pada tubuh tegap Jongin dan langsung dibalas oleh Jongin
"Tak apa, bagaimana kondisimu?"
"Sudah lebih baik. Aku sudah membuatkan sarapan untuk kita. Kita makan ya oppa"
"Benarkah? Berarti kau sudah bangun sejak tadi? Harusnya bangunkan oppa juga agar oppa bisa membantumu memasak"
"Memasak itu tugasku oppa. Tugasmu adalah menjagaku, adil kan?"
"Baiklah, kau memang selalu bisa mengambil hati oppa"
.
.
.
Suatu malam, hujan deras disertai petir dan angin kencang sedang melanda kota itu. Soojung yang sedang asyik membaca buku tiba-tiba memekik ketakutan karena suara petir yang menggelegar dan bersamaan dengan itu, listrik di lingkungan mereka juga padam.
.
JEDDEEERRRRR...
.
"OPPA!!!"
"SOOJUNG! Kau tak apa??!!"
"Temani aku, hehe"
"Astaga oppa pikir kau kenapa-kenapa"
"Aku ingin tidur, bisakah kau menemaniku?"
"Tidurlah, oppa disini. Oppa sudah membawakan lilin agar tidak terlalu gelap. Oppa tidur di sofa ya"
"Apa kakimu tidak sakit?"
"Tidak, sudah, kau tidur saja. Selamat malam Soojung-ah"
"Selamat malam oppa"
.
Malam itu jauh dari kata tenang dan nyaman. Suara hembusan angin dan petir masih setia menemani malam gelap mereka. Sampai pada tengah malam, Jongin mendengar Soojung sedang merintih.
.
"Hentikan, jangan lakukan itu. OPPA JANGAN!"
"Soojung?"
"Ampun. Tak apa jika Jongin oppa yang menyiksaku, asalkan jangan kau!"
.
Degg...
.
Jongin seakan mendapat tamparan keras. Soojung begitu lapang dada menerima perlakuan Jongin yang "gila" kala itu.
.
"Sehun oppa jangan buka bajuku! Jangan hancurkan aku! Oppa...Hentikan!!!!"
"Soojung, bangunlah. Kau mimpi buruk. Hey. Buka matamu"
"Aahhh... hah...hah OPPA!!!!! Hiks... Aku takut. Sehun oppa mau merenggutku"
"Tenanglah, tenanglah. Kau hanya mimpi. Dia sudah meringkuk di penjara. Lupakan mimpi itu. Jangan ingat masa-masa itu Soojung"
"Aku takut oppa...Hiks..."
"Selama oppa disini, tidak akan ada yang dapat mencelakaimu. Kau percaya pada oppa kan? Kau percaya oppa yang terhebat kan?"
"Aku percaya..."
"Kalau begitu ini minumlah dulu, setelah itu tidurlah kembali ya"
.
Beberapa kali Soojung mengalami sakau dan mimpi buruk namun Jongin selalu ada untuk menenangkannya sehingga efek buruk yang dirasakan oleh fisik dan mental Soojung tidak bertambah parah.
.
.
Beberapa bulan setelahnya, Soojung menjadi rajin ke rumah sakit bersama Jongin. Ia harus melanjutkan pengobatan untuk cidera otaknya yang lagi-lagi terganggu oleh suatu hal. Dan Jongin, kini ia sudah semakin kuat dalam berjalan. Pemicu dan semangatnya adalah Soojung. Ia harus bisa melindungi Soojung, yeodongsaeng satu-satunya yang ia miliki.
.
"Soojung-ah"
"Hhmm?"
"Tuhan baik sekali karena memberikan dongsaeng sepertimu. Walau aku sempat menyianyiakanmu"
"Tuhan memang baik karena mengirimkan malaikat penjaga seperti oppa. Oppa sudah kembali. Bahkan oppa menjadi sosok oppa yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih oppa"
"Oppa harus membayar semua kesalahan oppa. Tuhan menghukum oppa dengan cara ini karena telah menyiksamu dulu. Tapi sungguh, hukuman ini terlalu berat. Ampuni oppa, jangan siksa oppa seperti ini lagi"
"Bukan, ini bukan hukuman untukmu, ini pelajaran kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. Oppa jjang. Aku bangga pada oppa. Jangan sedih terus, nanti aku ikut sedih"
"Hm... Oppa sudah mengerti sekarang"
"Oppa. Bolehkan aku meminta sesuatu?"
"Katakan"
"Aku ingin menjenguk Sehun oppa. Boleh?"
"Mengapa kau ingin menjenguk namja cabul itu?"
"Saat dia masuk penjara dia terlihat sangat tertekan dan benar-benar menyesali perbuatannya, aku rasa dia bisa berubah"
"Kau memang berhati mulia Soojung-ah"
"Kau juga harus memaafkannya oppa. Dia sudah menerima ganjaran atas perbuatannya kan?"
"Iya. Oppa akan memaafkannya asalkan dia benar-benar bertobat dan tidak berkelakuan seperti itu lagi"
"Jadi...aku boleh mengunjunginya?"
"Iya. Siap-siaplah, kita pergi bersama. Aku akan menemanimu"
"Benarkah? Oppa mau bertemu Sehun oppa"
"Iya"
"Oppa memang terbaik"
.
Mereka pergi menjenguk Sehun di penjara setelah beberapa bulan ini ia meringkuk di hotel besi itu. Sesampainya disana, Jongin langsung melakukan registrasi dan pengecekan untuk syarat penjenguk tahanan. Namun, pandangannya tertuju pada yeoja yang sedang menggendong bayi di sebelahnya.
.
"Irene?"TBC
YOU ARE READING
My Brother (Complete)
Fiksi PenggemarSetelah mereka duduk tiba-tiba Jongin memeluk Soojung sangat erat. Dibelainya rambut Soojung penuh kasih sayang. Hal yang telah lama hilang dan dirindukan oleh Soojung dari seorang Jongin, oppa kandungnya. Soojung rela walau ia harus berkorban dan t...