Too Shy And Too Late [COMPLETED]

Itu Kode? (Adeeva)

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak ternah merasa begini

Oh mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang ku rasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana

Oh dari mana..

Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat
Ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati

Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat
Ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati

Matamu melemahkanku
Saat pertama kali ku lihatmu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini

Oh mungkin inikah cinta
Pandangan yang pertama
Karena apa yang ku rasa ini tak biasa
Jika benar ini cinta
Mulai dari mana

Oh dari mana..

Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat
Ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati

Dari matamu matamu
Ku mulai jatuh cinta
Ku melihat melihat
Ada bayangan
Dari mata kau buatku jatuh
Jatuh terus jatuh ke hati

Tanpa sadar gue tersenyum, mengetahui lagu yang dinyanyikan para cowok di kelas itu akhirnya selesai. Ya, gue lega, karena sejak tadi lagu itu mulai dinyanyikan, gue sama sekali nggak bisa fokus sama film yang gue tonton sekarang sama anak-anak lain. Untung aja, nggak ada yang menyadari senyuman gue.

Apalagi, di antara sembilan cowok yang nyanyi tadi, pendengaran gue malah fokus dengan suara Aron dan permainan gitarnya yang lincah.

Ha, cowok main gitar menurut gue itu keren. Titik.

"Eh, itu kode buat aku, ya?"

Gue langsung melirik Sovi di samping gue yang lagi noleh ke belakang, tepat ke kumpulan cowok. Tanpa sadar mata gue melebar, tercengang akan pertanyaan blak-blakan Sovi.

Tapi kemudian gue denger suara David. "Iya, itu kode buat kamu."

Wow. Gue jijik dengernya. "Sov, lo apa-apaan, sih? Geli gue dengernya, tau!" celetuk gue nggak tahan.

"Kalo lo, Ron, ngode buat siapa?"

Refleks gue nahan nafas. Badan gue menegang.

Itu Rangga apa-apaan coba, nanya kayak gitu ke Aron?

Tapi gue penasaran, sih, sama jawabannya.

"Aron juga ngode, ya?" Gue menoleh ke arah Sovi yang menyeringai. Jelas, dia lakuin itu ke gue.

"Nonton, nonton, Sov. Tuh, liat, di sini bakal ngagetin tau." Gue berusaha menarik perhatian Sovi sambil narik-narik tangannya. Kebetulan, adegan yang lagi gue tonton dari film Conjuring 2 ini memang bakal ngagetin.

"Iya, iya, Div. Ah, nggak asik lo." Sovi natap gue sebal. Tapi akhirnya dia kembali fokus nonton.

Sejujurnya, meskipun pandangan gue sepenuhnya tertuju sama layar laptop, tapi pendengaran gue nggak bisa fokus ke situ.

Gue ... mengharapkan jawaban Aron.

"SI ARON NGODE JUGA, YA? BUAT SIAPA?"

Sekarang godaan-godaan para cowok yang ditujukan buat Aron terdengar. Gue pengen liat reaksi Aron. Pasti lucu kalo dia lagi gugup gitu. Hahaha!

"Buat E ...."

Jantung gue berdetak makin cepat. Aron beneran bakal nyebut nama gue? 'Eva'?

"EVA?!"

Gue lantas menoleh ke belakang. Bukan ke arah Aron, tapi pada Rangga yang baru aja nyebut nama gue keras-keras. Rangga sekarang lagi berdiri, tampak kaget.

Sedetik kemudian Rangga menoleh dan natap gue. "Eva, lo dikodein sama Aron tuh!" Rangga berteriak sambil nunjuk Aron.

Oke. Kalo udah gini masalahnya, gue pura-pura bodoh aja.

"Ha? Kode apaan?" tanya gue, sambil masang muka polos. Gue melirik setiap orang yang juga natap gue sambil menganga, termasuk Sovi dan Aron.

"Lo,"-Rangga ketawa canggung-"nggak denger kita nyanyi dari tadi, atau lo nggak ngerti apa maksudnya 'dikodein'?"

"Oh, denger, sih. Emang kenapa?" balas gue, pura-pura penasaran.

"Lagu itu kode Aron buat elo." Kali ini David yang menyahut.

"Oh, itu kode?"

Rangga terduduk kembali. "Ampun, deh, Va! Nggak peka banget lo, ya?" Gue nyaris tertawa melihat Rangga kayaknya kehabisan akal sama gue.

"Udah, deh, Ga. Emang lo tau dari mana kalo gue suka Eva? Adeeva, 'kan, inisialnya 'A', bukan 'E', "

Gue terenyak.

Gue ... nggak nyangka, jawaban Aron sebegitu nusuknya di hati gue.

Apa Aron udah suka sama cewek lain?

💘