"Ntar malam Tante Jess mau ke sini, Va."
Apa?!
Gue yang sebelumnya sedang sibuk mengetik di laptop lantas menoleh ke arah mama di ambang pintu. Mata gue membulat.
Dan mungkin mama menyadari itu, makanya dia sampai mengernyit. "Kamu kenapa? Kok, kaget gitu? Biasanya kamu seneng-seneng aja kalo ada Tante Jess," kata mama.
Gue mengerjap sembari berusaha menormalkan kembali ekspresi wajahku yang mungkin tampak kelewat kaget. Oke. Mungkin memang cuma gue yang berlebihan. Ini cuma tentang Tante Jess. Hanya Tante Jess.
Sedikit tentang Tante Jess, dia nyokap Aron. Tidak ada yang salah dari tetangga yang ingin berkunjung satu sama lain. Ya, itu benar.
Tapi yang menjadi masalah, gue tentu saja belum melupakan apa yang dilakukan dengan sengaja oleh Sovi tadi pagi. Ya, soal komen 'hati' itu. Ugh. Nyebelin banget rasanya.
"Eva nggak apa-apa, kok, Ma. Cuma kaget aja. Kan Tante Jess udah lama nggak ke sini. Terus tiba-tiba Mama dateng dan bilang kayak gitu," kata gue, berusaha membela diri.
Mata sipit mama semakin sipit lagi ketika dia memicingkan matanya sambil menghampiri gue. Mama bersedekap. "Mama ngerasa ada yang lain sama kamu."
Gue pura-pura ketawa. "Ma--Mama ini kenapa, sih? Aku aneh gimana?" tanya gue.
"Yaudah, ah. Mama nggak perlu ikut campur." Gue bernafas lega setelah mama memutuskan untuk ninggalin gue. Tapi, sebelum mama keluar, mama berbalik lagi, natap gue.
Gue cuma nungguin dengan sedikit rasa penasaran.
"Nanti Aron juga ikut. Katanya kangen sama rumah ini juga."
💘
Terakhir kali Aron berkunjung ke sini sekitar sebulan yang lalu, saat tahun baru. Itupun hanya sebentar. Hanya untuk mengirimkan makanan yang dimasak mamanya untuk kami sekeluarga. Saat itu, gue inget, dia juga masih sempat ngucapin 'selamat tahun baru' buat gue. Secara personal.
Dan sekarang, napas gue serasa tercekat setelah mama bilang Aron bakal ikut juga. Setelah mama keluar dari kamar, gue buru-buru mandi (waktu mandi gue kali ini sedikit lebih lama karena ya, bagaimanapun juga, gue ingin kelihatan tetap fresh dan harum di depan dia), nyikat gigi sampai gue bisa pastiin sendiri kalo gigi gue udah bersih, dan make baju terbaik gue--baju rumah aja, sih, sebenernya.
Yaa ... gue juga nggak bakal sampe segitunya kalo mama nggak secara tiba-tiba memberitahu informasi mengejutkan itu. Ha, memang bukan mama kalo tidak suka membuat kejutan untuk orang lain, terutama untuk anaknya sendiri.
Gue sedang menata rambut agar lebih rapi ketika bel rumah berbunyi. Itu pasti Aron.
Merasa yakin dengan perasaan gue sendiri, gue akhirnya bergegas turun ke bawah untuk nemenin mama menyambut kedatangan Tante Jess dan Aron.
Mama yang membukakan pintu, sementara gue berdiri di belakang mama. Begitu pintu terbuka lebar, gue langsung memasang senyum ramah pada Tante Jess dan Aron yang sudah berdiri menunggu di teras. Tapi, tepat ketika gue beralih menatap Aron, gue langsung gugup, tatapan dan senyum gue mendadak canggung. Apa yang terjadi di Instagram bener-bener berhasil mengubah mood gue jadi seburuk ini dalam sedetik.
"Malam, Jess!" sapa mama bersemangat sambil meluk Tante Jess dan juga memberikan sedikit elusan di punggung mama Aron yang tampak masih awet muda itu. Biasalah, ketika ibu-ibu bertemu kembali setelah sekian lama nggak ketemu, rasanya di sana hanya ada mereka. Mereka asik dengan dunia mereka sendiri, sampai-sampai mereka lupa kalo mereka membawa anak.
![](https://img.wattpad.com/cover/114508328-288-k106750.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Shy And Too Late [COMPLETED]
Short StoryIni kisah tentang dua hati yang saling memendam rasa. Tentang dua lidah yang terlalu kelu untuk sekadar menyapa. Tentang dua pasang mata yang terlalu malu untuk menatap lebih dari sedetik. Tentang dua hati yang berdebar di saat mereka berdekatan. Da...