Duapuluhdua

413 22 3
                                    

"Sstt..kalian semua keluar dia sudah sadar biar aku yang jelaskan."

Tiga pria itu mengangguk bersamaan lalu keluar dari ruangan.

Rose mencoba membuka matanya. Pandangan yang awalnya kabur nampak sudah jelas.

Dan Rose melihat wajah tersenyum Ranty tepat dihadapanya.

"Ranty.." Panggil Rose tak percaya. Karena sudah lama mereka tak bertemu.

"Hai Rose..emm..apa masih ada yang sakit?"

"Tidak Ty.." Rose melihat sekeliling. Nampak asing. "Ini dimana ya?" Tanyanya.

"Ini tempat rahasia kita..oh ya kamu ingat tidak kenapa kamu seperti ini." Ranty duduk di samping Rose.

Sejenak Rose berpikir.
Toko buku dan Raka.

"Raka.." Gumam Rose yang masih terdengar oleh Ranty.

"Apa Rose?"

"Eh..apa kamu menemukanku dengan seseorang?"

"Seseorang..maksudmu-"
Ucapan Ranty terpotong.

Rose berteriak.
"Apa apaan ini Ty kenapa tanganku diborgol?"

Ranty menghela nafas.
"Tenang ya Rose ,,ini karena usul seseorang."

Mata Rose menyipit.
"Ada apa sebenarnya ini?"

"Huff..oke aku panggil semuanya dulu ya."

Rose hanya mengangguk.

Tak lama Ranty datang bersama Satria,Ammar dan Raka.

Raka? Rose terkejut. Kenapa Raka?

Tau arti kebingungan di wajah Rose ,Raka melakukan sesuatu.

Membuka penyamaranya.

Rose terpekik.
"Sam!"

Sam langsung menghambur memeluk Rose erat.

"Sam!" Rose masih tak percaya. Semua orang yang menyayanginya berada disini. Awalnya Rose kecewa jika mereka semua meninggalkanya. Karena semenjak dia sadar dari komanya tak seorang pun menemuinya. Mungkinkah?

"Kamu baik baik saja kan Rose." Sam mengurai pelukanya.

Rose mengangguk.
"Aku merasa ada yang tidak beres ada apa dengan kalian semua? Dan apa maksudnya ini?" Rose mengangkat tanganya yang diborgol.

Satria terkekeh.
"Maaf ya Rose kupikir kau akan mengamuk setelah bertemu dengan kami,kami yakin seseorang telah menghasutmu untuk membenci kami,benar tidak?"

Rose berpikir sejenak. Dan matanya membulat tak percaya.

"Apa ini perbuatan Ibu dan Rizal?" Ucapnya tak percaya.

"Kamu memang cerdas Rose?" Timpal Ammar.

"Dan ini bukti bahwa mereka yang merencanakanya." Ranty memberikan sebuah berkas pada Rose.

"Aku memang mencurigai mereka..hanya saja kutepis semua pikiran itu karena dia adalah Ibuku." Isak Rose.

Sam memeluk Rose.
"Ini yang tidak aku inginkan Rose membuatmu sedih atas sikap Ibumu tapi maaf jika kami terutama aku egois,aku hanya tidak ingin kehilanganmu lagi...peristiwa kemarin membuatku sadar bahwa aku tak bisa hidup tanpamu."

"Aku baik baik saja percayalah..." Rose menarik napas. "Tapi tolong lepaskan borgol ini kalian tega sekali."

"Oh Ya Tuhan maaf Rose kami lupa ini semua ide gila Satria." Sahut Ranty.

"Biar aku yang buka." Satria menawarkan diri.

Satria mengambil kunci dari sakunya lalu membuka borgol dari tangan Rose.

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang