Tiga

845 34 3
                                    

Sam menunggu kedatangan Riska. Tak lama Riska datang. Mereka pun memesan makanan dan minuman. Setelah pesanannya datang barulah mereka bicara.

"Maaf atas kejadian kemarin Sam." sesal Riska.

"Tak apa Ris,aku mengerti perasaan Danu padamu. Hanya saja kau harus mengerti perasaanku Ris,cinta tidak bisa dipaksakan."

"Aku mengerti Sam karena itu aku memberitaumu jika sekarang aku memberi kesempatan pada Danu." Riska tersenyum senang.

"Benarkah! Aku senang mendengarnya Ris,dia pasti bisa membahagiakanmu." jelas Sam.

"Aku tau kau sedang tertarik pada seseorang Sam."

"Aku malu mengakuinya Ris,dia benar benar magnet bagiku."

"Biar kutebak! Apa itu Rose tatapanmu berbeda saat menatapnya!"

"..."

"Jujur padaku Sam, kita berteman sekarang!"

"Yeah aku memang tidak pandai berbohong Ris,kau memang benar tapi jangan beritaukan pada siapapun ya,apalagi pada Ammar dan Ranty mereka berdua itu punya tingkat kekepoan yang tinggi.

Riska tertawa mendengarnya.

"Aku janji Sam,semoga kau bisa mendapatkanya ya."

"Terimakasih Ris!"

Selesai makan mereka pun pulang. Sam lega sudah berbicara dengan Riska. Setidaknya masalahnya selesai. Dan sekarang Sam bisa leluasa mendekati Rose.


Hingar bingar musik dan kerlap kerlip lampu menyapa Dewi saat dia memasuki sebuah Club. Dari anak buahnya Dewi mendapat laporan bahwa Rizal ada di Club ini malam ini. Dewi melihat sekeliling mencari sosok Rizal. Dewi melihatnya ia pun menghampiri Rizal yang sedang bermesraan dengan seorang wanita penggoda.

"Rizal." sapa Dewi.

"Oh shit! Kau! Mau apa? Mengganggu kesenanganku saja." geram Rizal.

"Bisa kita bicara sebentar."

"Kau tidak lihat aku sedang sibuk."

"Kalau kukataka ini tentang Rose bagaimana? Apa kau menolaknya?"

Rizal langsung merespon. Rose. Wanita yang membuatnya tergila gila. Musuh sekaligus wanita yang ia cintai.

"Ayo ikut aku." Rizal mengajak Dewi masuk ke sebuah ruangan privat.

"Apa yang kau tau tentang Rose?" tanya Rizal penasaran.

"Dia sudah menampakan dirinya,tak lagi bersembunyi bahkan dia sekarang bekerja menjadi polisi."

"Whatt!! Polisi!" Rizal terkejut.

"Ya,dan aku kesini untuk mengajakmu bekerja sama."

"Biar kutebak! Kau dan Pak tua itu masih menginginkan barang itu kan?"

"Ya dan aku tau kau masih menginginkan Rose bukan terlihat dari reaksimu tadi."

"Ah,,kau tau saja,oke aku setuju,dia pasti rindu padaku." kata Rizal tersenyum dengan penuh kelicikan.

"Kapan kau siap?"

"Just call me! Aku pasti langsung datang!"

"Oke,thanks Rizal,tunggu panggilan dariku." Dewi berdiri,menjabat tangan Rizal dan langsung berpamitan.

Kau pasti merindukanku purple,batin Rizal

Flashback on

Terlihat seorang pria dan seorang gadis sedang dalam misi. Berdua mereka sedang menyusup dalam sebuah gedung. Mereka tepat di depan pintu. Sang gadis memberi kode untuk sang pria membuka pintu.

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang