Duapuluhempat

333 20 6
                                    


Flashback on

"Malam tante." Sapa Rizal pada Silvia.

"Oh..Rizal..malam..silahkan masuk." Jawab Silvia.

"Terimakasih."

"Ada apa kemari?" Silvia to the point.

Rizal duduk di sebelah ranjang Silvia. Lalu berdehem kecil.

"Apa ada yang salah dengan kerja sama kita Tante,kenapa Tante memutuskan kontraknya." Rizal berucap dingin. Belum lagi tatapan mata tajamnya.

Silvia bergidik ngeri. Tapi Dia tau Rizal pasti akan mempertanyakanya.

Silvia masih diam.

Rizal mengernyit kesal.
"Pemutusan kontrak sepihak besar kerugianya,apa yang membuat Tante melakukanya?"

Silvia meneguk ludah susah payah. Rizal sangat mengintimidasi belum lagi auranya.

Silvia bersikap tenang.
"Begini Rizal..ini semua Tante lakukan demi Rose..Tante sadar apa yang selama ini Tante lakukan sangat salah..Tante hanya punya Rose putri Tante satu satunya..dan kemarin kemarin itu hari terpuruk Tante..Tante benar benar merasa hampa..Tante tidak sanggup berpisah lagi dengan Rose..Tante merestui Rose dengan Sam.." Ucapan Silvia terhenti sejenak.

Rizal mendengarkan dengan menahan segala emosinya.
"Kita sudah sampai sejauh ini Tan!"

"Tante menyerah Zal,,perasaan Tante sangat sakit dan tersiksa saat berjauhan dengan Rose..Tante tidak mau kehilangan lagi."

Rizal tak bergeming.

"Tante menyerahkan semua tanggung jawab perusahaan pada Rose,Rose menyetujuinya..tapi disini tentu saja Tante harus melepaskan kerja sama kita..Rose sama sekali tidak mau jika masih ada kamu..maafkan Tante Rizal." Silvia merasa bersalah. Tapi Dia sadar memaksa Rose akan menyakiti hati putrinya.

Tiba tiba Rizal berdiri.
"Saya permisi Tante."

"Tunggu Rizal!" Cegah Silvia.

"Lupakan putri saya..diluar sana masih banyak gadis cantik yang pasti mau bersamamu. Saya mohon..biarkan putri saya bahagia.." Baru kali ini Silvia memohon. Tapi melihat ekspresi tenang dan datar Rizal malah membuat Silvia takut. Takut Rizal berbuat sesuatu kepada Rose.

"Saya permisi Tante."

Rizal melangkah keluar. Panggilan Silvia tak ia perdulukan.

Sikap Rizal membuat Silvia takut. Walaupun Rizal tak bicara apa apa dan langsung pergi Silvia bisa melihat kilatan kemarahan dari matanya.

Silvia tau Rizal sangat berbahaya.

Flashback off

"Jadi Rose Bunda mohon Kamu tinggal disini di rumah Bunda." Silvia memohon sambil menggenggam erat kedua tanganya.

"Tapi Bun-"

Ucapan Rose terpotong.
"Sampai Kamu menikah dengan Sam sayang..Bunda khawatir sama Kamu." Silvia memeluk Rose.

"Bunda..Rose akan baik baik saja..percayalah." Rose mencoba menenangkan.

Silvia menggeleng.
"Tidak sampai Kamu mau tinggal disini dengan pengawasan dari Bunda."

Rose tau Silvia sangat keras kepala sama seperti dirinya. Akan panjang jika keduanya terus berdebat.

Rose menghela nafas.
"Baik Bunda."

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang