Lima

803 34 5
                                    

"Jadi,apa alasan kau tidak mau diadopsi Sam?" tanya Rose saat mereka di mobil dalam perjalanan pulang.

"Aku hanya berharap Rose suatu saat orang tuaku akan datang kembali ke panti itu dan menemuiku."

"Aku tidak tau apa alasan mereka meninggalkanku di panti setidaknya mereka masih punya hati untuk tidak menelantarkanku ke jalanan." lanjut Sam.

"Dunia kita terbalik Sam,kau masih punya harapan untuk bisa menemui orang tuamu sedangkan aku tidak ingin punya harapan seperti itu."

Sam melirik Rose. Dia melihat mata Rose sendu.

"Apa maksudmu?"

Rose menghela nafas. Berat jika bicara tentang orang tuanya.

"Ayahku meninggal saat aku berumur 6 tahun dan saat itu juga ibuku meninggalkanku entah dengan alasan apa aku tidak perduli,aku sangat membencinya." Mata Rose berkaca kaca. Di satu sisi Rose sangat merindukan ibunya.

Sam menepikan mobilnya. Sam langsung membawa Rose dalam pelukanya. Nyaman dan tenang itu yang dirasakan Rose saat Sam memeluknya.

"Setiap orang memiliki masalah yang berbeda beda Rose,tapi yakinlah Tuhan memberikan kita masalah agar kita menjadi orang yang kuat dan sabar dan akan indah pada waktunya."

Rose mengangguk dalam pelukan Sam. Air matanya mengalir begitu saja. Sudah lama Rose memendamnya. Pertahanan Rose pun roboh di hadapan Sam.
Sam masih mencoba menenangkan Rose. Dengan lembut Sam mengusap pelan punggung Rose.

Sampai Rose tenang mereka baru melepaskan pelukanya.

"Terimakasih Sam,setidaknya ini bisa mengurangi beban di hatiku." kata Rose dengan mata sembabnya.

Sam mengusap air mata yang mengalir di pipi Rose dengan kedua ibu jarinya.

"Sama sama Rose,tolong jangan bersedih lagi."

Rose mengangguk. Sam pun kembali melajukan mobilnya untuk mengantar pulang Rose.

Sam memegang dada kirinya yang masih berdetak kencang. Ya Tuhan Sam benar benar bahagia. Rose tidak menolak pelukanya. Bahkan perlahan Rose membuka diri terhadapnya.

Selama ini Sam sangat penasaran dengan orang orang yang mengejar Rose. Tapi Sam tidak ingin memaksa Rose cerita. Biarlah berjalan apa adanya sampai Rose siap cerita. Sam yakin suatu saat Rose akan cerita. Setidaknya ini awal yang bagus untuk hubunganya dengan Rose.

Rose langsung menghempaskan diri di kasur king size nya. Dia tersenyum mengingat kejadian kemarin saat di panti dan tadi pagi saat Sam mengantarnya pulang.

Rose memegang dada kirinya. Kenapa dari tadi jantungnya berdetak lebih cepat. Sakitkah? Tapi Rose tidak merasakan sakit. Yang Rose rasa dia bahagia. Perasaan macam apa ini? Perasaan ini belum pernah Rose rasakan bahkan saat Rose bersama Satria. Kenapa tiba tiba perasaan ini muncul saat Rose bersama Sam?

Rose terpaku ditempatnya berdiri. Entah kenapa kakinya sulit digerakkan. Tiba tiba dadanya sesak.

Ranty baru saja dari toilet. Dia tadi menyuruh Rose untuk ke janin duluan. Melihat Rose diam saja Ranty segera menghampirinya.

"Rose kamu kenapa?" tanya Ranty. Rose diam saja.

Ranty mencoba mengguncang pelan tubuh Rose tapi Rose diam saja.

Ranty melihat arah pandang Rose. Ranty tersenyum kecil. Disana terlihat Sam dan Riska sedang mengobrol berdua.

"Rose!" panggil Ranty agak keras.

Rose tersentak.
"Eh,Ty kenapa?"

"Kamu dari tadi aku panggil diam aja,kamu kenapa?"

"Aku ga papa." Rose berjalan keluar kantin.

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang