Enam

724 36 2
                                    

Satria tak terlalu terkejut. Ia sudah merasakannya saat pertama kali bertemu dengan Sam. Bagaimana Sam menatap Rose?

"Kamu baru kenal dia beberapa bulan ini kan?"

"Ya,aku selalu nyaman dan aman bersamanya Sat,aku tau ini terlalu cepat tapi aku ga bisa pungkiri hati aku bahagia."

"Apa ini namanya cinta Sat!" tanya Rose polos. Karena baru kali ini Rose merasakannya.

"Bisa jadi Rose,tapi kamu yakinkan hati kamu dulu,jangan terlalu cepat,aku ga mau kamu terluka."

"Maksud kamu Sat?"

"Cinta satu pihak itu sakit Rose,jadi kamu harus cari tau Sam punya rasa yang sama ga sama kamu."

"Selama ini dia perhatian sama aku Sat!"

"Perhatian aja ga cukup,perlu ada pernyataan. Sekarang coba kamu pikir aku selama ini perhatian juga sama kamu,kamu juga perhatian apa bisa disebut cinta?"

Rose coba memahami maksud perkataan Satria.

"Aku mengerti Sat!"

"Good,satu lagi Rose."

"Apa itu?" tanya Rose penasaran.

"Kamu harus siap untuk sakit nantinya."

***

Satria mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh setelah mendapat telfon dari Rose. Rose terdengar panik dan gelisah. Satria pun segera menuju markas mereka.

Setelah Satria memarkirkan mobilnya. Langsung keluar dan berlari ke dalam. Satria memanggil Rose tapi tak ada jawaban. Satria memeriksa setiap ruangan.

Mata Satria membulat besar saat mendapati Rose ambruk tak sadarkan diri karena banyak minum. Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan dalam diri Satria tapi ia tahan dulu karena melihat kondisi Rose.

Satria menggendong Rose lalu merebahkanya di tempat tidur. Satria ingat betul bahwa Rose jarang sekali minum. Terakhir minum banyak saat Rose kehilangan sahabat mereka.

Dhika,salah satu sahabat terdekat Rose juga. Dia juga seorang agent. Tapi dia meninggal saat bertugas. Dan Rose menyelidiki tentang kematian sahabatnya. Rose menemukan Dhika bukan meninggal dalam tugas tapi dibunuh.

"Apa yang sebenarnya terjadi Rose?" Satria mengusap kepala Rose lembut.

Keesokan paginya Rose bangun dengan kepala berdenyut. Rose merasa mual dia pun berlari menuju kamar mandi. Satria terbangun dari sofa yang ia tidur. Semalaman ia menjaga Rose.

Saat tau Rose muntah Satria langsung menghampiri Rose. Menyibakkan rambut hitam legam panjang Rose dan memijat tengkuknya. Rose langsung jatuh lemas. Dengan sigap Satria menggendongnya dan merebahkanya ke tempat tidur.

"Aku buatin teh hangat dulu ya." kata Satria.

Rose hanya mengangguk lemah.

Rose menyesap teh hangat yang Satria buat. Satria duduk disamping Rose. Mereka berhadapan. Rose langsung memeluk Satria erat. Setetes air mata jatuh dari matanya.

"Dia kem-ba-li Sat!"

"Dia,dia siapa Rose!" Satria mengernyit bingung.

Flashback on

Sepulang kerja Rose menyempatkan dirinya untuk ke supermarket terlebih dahulu mengingat persediaan bahan makanan di kulkas hampir habis.

Keluarnya dari supermarket Rose terpaku melihat seseorang tak jauh dari seberang jalan. Seorang pria. Pria itu bersandar pada sebuah pohon dia melempar senyum misterius pada Rose.

Love By Gun (Selesai) (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang